Find Us On Social Media :

Menyaksikan Gerakan Sedekah Sampah Plastik FK Unair

By None, Senin, 29 November 2021 | 11:35 WIB

Grid.ID - Hasil riset Dr. Jenna Jambeck, peneliti manajemen sampah dari Universitas Georgia, Amerika Serikat, menyatakan di antara 192 negara di seluruh dunia, Indonesia menduduki posisi nomor 2 terbesar sebagai penyumbang sampah plastik di lautan.

Dan hasil penelitian ini diakui secara global dan menjadi bahan diskusi berbagai organisasi tingkat tinggi, seperti U.S. Congress, G7, G20 dan United Nation Environment Program (UNEP).Adapun menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikeluarkan Juni 2021 lalu, jumlah sampah plastik di negeri kita mencapai 64 juta ton per tahun.

Dari jumlah ini hanya sebagian kecil saja yang bisa diolah.

Bahkan hasil penelitian LIPI, selama masa pandemi Covid-19 sampah plastik rumah tangga juga mengalami lonjakan sampai 5 kali lipat dibandingkan masa sebelum pandemi, sebagai akibat dari peningkatan belanja online oleh masyarakat yang kemasannya menggunakan plastik. “Dampak sampah plastik tidak bisa dianggap sepele. Limbah plastik jika tidak diolah secara benar bisa membahayakan keberlangsungan rantai makanan, mencemari air dan tanah, polusi udara, hingga pemanasan global yang sangat besar dampaknya bagi kelangsungan hidup umat manusia,” kata Dekan Fakultas Kedokteran Unair Prof. Dr. dr. Budi Santoso, SpOG (K).Dari data riset seperti di atas, lanjut Prof. Budi Santoso, Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan 1997 merasa terpanggil untuk turut ambil bagian menyelamatkan lingkungan dengan mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat (Pengmas) bertajuk “Gerakan Sedekah Sampah Plastik FK-Unair” untuk memperingati Dies Natalis ke-67 Universitas Airlangga dan Peringatan ke-108 Tahun Pendidikan Dokter di Surabaya. Sementara Wakil Dekan II Fakultas Kedokteran Unair, Dr. dr. Hanik Badriyah Hidayati, SpS (K), dalam sambutan di halaman aula utama FK Unair, Minggu (28/11) menjelaskan Dies Natalis kali ini mengusung tiga tajuk besar yakni: Peduli difabel, kegiatan ilmiah serta reuni bersama.Untuk bantuan kepada para difabel bukan hanya dilakukan oleh angkatan 1997 saja, tetapi secara serentak dilakukan mulai angkatan 1963 sampai angkatan 2015 yang tesebar di seluruh Indonesia, mulai dari paling barat di Pematang Siantar (Sumut) sampai paling timur di Jayapura.

“Khusus untuk angkatan 1997 penyaluran bantuan diberikan kepada Yayasan Peduli Kasih ABK yang dikelola oleh dr. Sawitri. Semoga apa yang kami lakukan menginspirasi banyak orang atau lembaga untuk lebih peduli pada para difabel,” jelas dr. Hanik.

Baca Juga: Arti Mimpi Menjadi Seorang Dokter Sarat dengan Kebaikan, Bakal Disegani Banyak Orang hingga Ada Perubahan Besar dalam Hidup

SAMPAH TUKAR SEMBAKO Harapan lebih lanjut dari kegiatan ini, menurut panitia Pengmas Dr. dr. Anna Surgean Veterini, SpAn., KIC., agar berbagai lapisan masyarakat terdorong untuk menginisiasi gerakan yang sama, dengan turut aktif memanfaatkan plastik dengan bijak.

Kaum akademisi juga diharapkan bisa melakukan inovasi pengolahan sampah plastik, dan pemerintah juga akan mendukung perusahaan-perusahaan pengolah limbah plastik. Implementasi dari kegiatan gerakan sedekah sampah ini adalah acara pengumpulan sampah dilaksanakan di dua titik, yaitu di Graha BIG-Iptekdok Jl. Kedung Sroko dan di Yayasan Peduli Kasih ABK di Jl. Manyar Sabrangan 1A Surabaya.

Panitia Pengmas akan menerima sampah plastik dari masyarakat, termasuk dari Yayasan Peduli Kasih sebuah lembaga sosial anak-anak difabel yang dikelola oleh Dr. dr. Sawitri Retno, MQHC.

Sebaliknya yang menyetor sampah akan mendapat sembako serta berbagai bentuk bantuan lain dari panitia. Kemudian, sampah plastik yang terkumpul tersebut oleh panitia akan disalurkan ke pengepul dan dikirim ke perusahaan atau pabrik pengolah limbah plastik. “Jadi tujuan dari kegiatan sedekah sampah ini ganda. Selain peduli dengan difabel sekaligus untuk penyelamatan bumi,” tambah ketua Pengmas, dr. Arief Bachtiar, SpP. BACA PUISI DAN MENYANYI Acara yang dihadiri dosen dan mahasiswa cuku menarik. Diawali pembacaan puisi oleh Nagita Nurul Umayah (13) dari Yayasan Peduli Kasih ABK. Bagi siswi kelas satu SMP pengidap osteogenesis imperfect yang membuat otot tubuhnya tidak bisa tumbuh sempurna tersebut keterbatasan fisik tak menjadi penghalang untuk berkreativitas.

Nagita yang belum lama ini menjadi juara I lomba baca puisi siswa SMP Inklusi se-Sidoarjo dengan penuh ekspresi membaca puisi berjudul “Jayalah Pramuka Indonesia.” Demikian pula di ujung acara, bebarapa anak difabel bersama-sama menyanyikan lagu “Harta Berharga.” Meski dengan penuh keterbatasan, tetapi anak-anak yang sebagian diantaranya penyandang celebral palsy juga down syndrome tersebut dengan semangat dan menunjukkan wajah ceria.Dokter Sawitri, mantan dosen fakultas kedokteran yang saat ini terjun di bidang kemanusiaan, dengan berbinar mengucapkan rasa terimakasih.

“Pagi ini saya berbahagia sekali karena almamater saya, adik-adik saya, bahkan mungkin diantara yang ada ini ada yang mantan mahasiswa saya, begitu perhatian kepada yayasan yang saya kelola,” kata Dr. dr. Sawitri Retno, yang secara simbolis menyerahkan kantung berisi aneka jenis sampah plastik kepada dr. Anna. Kisah perjalanan hidup dr. Sawitri sendiri sangat menarik.

Setelah mengabdi menjadi dosen di fakultas kedokteran lalu pada tahun 2016 memutuskan mengajukan pensiun dini sebagai dosen dan ASN kemudian seluruh hidupnya diwaqafkan untuk kemanusiaan dengan mendirikan yayasan yang menaungi anak-anak berkebutuhan khusus. “Sebenarnya paska saya keluar sebagai dosen banyak sekali yang menawari pekerjaan, tetapi semua saya tolak. Saya hanya mau bekerja sosial untuk mengurus anak-anak berkebutuhan khusus saja,” kata ibu tiga orang anak tersebut. Tujuan utama dirinya memilih jalan kemanusiaan yang jauh dari kemapanan duniawi itu tak lain agar anak-anak berkebutuhan khusus bisa lebih berdaya dan mandiri sehingga tidak membebani keluarga juga negara. “Ketika saya ke Amerika, saya melihat anak-anak tunanetra tetap bisa berjalan-jalan bersama anjingnya, demikian pula anak tak bisa jalan karena gangguan kaki tetap bisa beraktifitas menggunakan kursi roda elektriknya,” kata Sawitri. Untuk rencana jangka pendek ini ia ingin mendirikan klinik kesehatan khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus. “Sedang mimpi besar saya, saya ingin mendirikan sebuah rumah sakit khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus pula,” harap Sawitri.

Gandhi Wasono M

Baca Juga: Arti Mimpi Monyet Ternyata Punya Makna Beragam, Namun Perlu Hati-hati Karena Salah Satunya Pertanda Buruk