Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Billie Eilish kini dikenal sebagai salah satu musisi Amerika yang sangat sukses di usia muda.
Bagaimana tidak? Di usia 19 tahun, dirinya berhasil memenangkan banyak penghargaan Grammy Awards.
Namun, tak disangka, penyanyi kelahiran tahun 2001 ini ternyata pernah kecanduan nonton film dewasa dari usia 11 tahun.
Hal ini diungkapkannya dalam program Howard Stern Show di Radio Sirius XM, pada Senin (13/12/2021).
“Saya dulu sering menonton film dewasa, jujur saja. Saya mulai menonton film dewasa ketika saya berusia 11 tahun,” ujar pelantun Bad Guy yang dikutip dari The Guardian via Tribunnews.com.
Ia sempat berpikir bahwa menonton pornografi membuatnya tampak keren, namun lambat laun Billie Eilish merasakan efek negatifnya.
"Saya pikir itu benar-benar menghancurkan otak saya dan saya merasa sangat hancur karena terpapar begitu banyak pornografi," papar Bilie Eilish.
Melansir Kompas.com, menurut Psikolog Hening Widyastuti, ada banyak dampak negatif kecanduan nonton film dewasa.
Hening mengungkapkan bahwa orang yang kecanduan nonton film dewasa biasanya berawal dari keisengan membuka situs terlarang.
"Ketika seseorang anak-anak, remaja, atau dewasa, pada awalnya iseng membuka situs dewasa sebanyak satu dua kali, lama-lama akan ketagihan,"
Kecanduan menonton film dewasa pun lama-lama akan berpengaruh pada sistem saraf di otakn dan masalah interaksi sosial di masyarakat.
Beberapa dampak buruknya di antaranya adalah menurunkan kreativitas pemikiran dan menurunkan keinginan untuk beraktivitas di luar ruangan.
Bahkan, menurut Hening, dampak negatif ini bisa menimbulkan stress yang kemudian berujung pada depresi.
"Dan bila terjadi pada orang dewasa, berdampak juga pada sistem saaraf otaknya dalam berpikir, meningkatkan rasa malas, cenderung tidak kreatif, dan tidak memiliki semangat hidup," kata Hening.
Lebih lanjut, Hening juga menyebutkan bahwa kecanduan nonton film dewasa dapat membuat seseorang menjadi kecanduan seks.
Sama halnya kecanduan narkoba, kecanduan seks juga akan menyebabkan masalah kesehatan fisik, mental, dan menurunnya kualitas hidup. (*)