Find Us On Social Media :

‘Happy Itu Immune Booster’, Kesha Ratuliu Tetap Tegar Putranya Positif Covid-19 di Usia 1,5 Bulan, Ini 4 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Merawat Bayi yang Terinfeksi Corona

By Devi Agustiana, Kamis, 3 Februari 2022 | 14:44 WIB

Suami dan anak Kesha Ratuliu positif Covid-19.

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, artis Kesha Ratuliu juga mengabarkan bahwa keluarganya terinfeksi virus tersebut.

Suami Kesha Ratuliu, Adhi Permana dinyatakan positif Covid-19.

Kemudian, putra Kesha Ratuliu Adhi Permana yang baru berusia 1,5 bulan pun dinyatakan serupa.

Sedangkan, Kesha Ratuliu sendiri dinyatakan negatif Covid-19.

Meskipun hasil tes PCR artis berusia 23 tahun itu negatif, tapi ia tetap memilih untuk menamai anak dan suaminya.

Kesha memilih berada dalam satu kamar dengan suami dan anaknya, Qwenzy untuk isolasi mandiri.

Hal itu dilakukan lantaran Kesha masih ingin memberikan ASI secara langsung untuk sang putra.

Disamping hal tersebut, artis bernama lengkap Sarasefeika Kesha Ratuliu itu juga menilai bahwa perasaan gembira adalah salah satu peningkat imun.

“Karna aku gamungkin pisah sama qwenzy karna aku pengen tetep mengasihi dia meskipun aku bisa pompa.”

Baca Juga: ‘Nggak Ada Demam’, Ini Pengalaman Putri Sulung Poppy Bunga Usai Vaksinasi Covid-19, Berikut Syarat Anak yang Boleh dan Tidak Boleh Menerima Vaksin

“Jadi ya karna qwenzy udah positif kan sama aja aku satu ruangan sama yang positif jadi supaya ada support system kita gabungin. Emang happy tuh imun booster ter the best,” tulis Kesha Ratuliu dalam unggahan Instagram-nya yang Grid.ID kutip pada Kamis (3/2/2022).

Saat bayi terinfeksi Covid-19, ada beberapa hal yang bisa orangtua lakukan dan sangat perlu diperhatikan.

Melansir Kompas.com, simak hal-hal berikut ini:

1. Durasi

Bayi yang positif terinfeksi Covid-19 harus menjalani isolasi mandiri hingga dinyatakan negatif berdasarkan hasil tes PCR swab.

Akan tetapi, isolasi mandiri juga bisa bisa dilakukan selama 10 hari jika bayi tidak bergejala.

Apabila bergejala, isolasi mandiri ditambah 3 hari dari terakhir kali gejala muncul.

“Kalau memungkinkan, lakukan tes swab PCR lagi setidaknya 10 hari atau bahkan 14 hari dari tes swab PCR pertama,” kata Dokter spesialis anak RS Pondok Indah, Pondok Indah, dr. Yovita Ananta, Sp.A, MHSM, IBCLC.

2. Nutrisi

Asupan nutrisi adalah hal yang tidak boleh dilupakan.

Bayi yang terinfeksi Covid-19 harus diberi asupan nutrisi untuk membantu meningkatkan imun, seperti vitamin C, vitamin D, dan Zinc.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun Sudah Dimulai, Astrid Tiar Ngaku Seharian Bujuk Si Kecil Supaya Mau Divaksin, Begini Saran Ahli Supaya Anak Tidak Takut Disuntik Vaksin

Saat bayi usia lebih dari 6 bulan dan telah mulai MPASI, pastikan mendapat gizi seimbang, seperti karbohidrat, protein lemak, sayur sumber vitamin, mineral, dan kurangi konsumsi gula.

Selain itu, bawa bayi berjemur setiap pagi agar mendapat asupan vitamin D dan udara segar.

3. Tanda gawat

Orangtua harus waspada jika mulai muncul tanda kegawatan pada bayi yang positif Covid-19:

- Anak banyak tidur atau kesadaran menurun

- Napas cepat

- Saturasi oksigen di bawah 95 persen

- Cekungan di dada, napas kembang kempis

- Muntah, mencret, dan tidak dapat masuk asupan

- Kejang

Baca Juga: Begini Cara Kreatif dan Aman Syahnaz Shadiqah Mengurus si Kembar Secara Optimal Meskipun Saat Pandemi Covid-19, Orangtua Milenial Perlu Tahu!

- Demam terus-menerus disertai mata merah, ruam, leher bengkak

- Anak dengan penyakit penyerta/penyakit kronik

- Tanda dehidrasi

Bayi usia di bawah dua bulan bisa disebut sesak napas jika napasnya di atas 60 kali per menit.

Sementara itu, pada bayi usia 2 bulan-1 tahun jika napasnya di atas 50 kali per menit, pada usia 1-5 thn jika napasnya di atas 40 kali, dan usia 5 tahun ke atas jika napasnya di atas 30 kali per menit.

“Cara menghitung pergerakan napas, perhatikan gerakan dada bayi, setiap tarikan napas dan embus napas itu dihitung satu kali napas. Hitung napas dalam satu menit penuh,” kata dr. Yovita.

Mengenai hidrasi, bayi usia 6 bulan masih membutuhkan ASI untuk memenuhi kebutuhan cairan.

Oleh sebab itu, waspada jika bayi tidak mau menyusu atau minum ASI.

“Selama aktif mau menyusu, pipisnya sering sekitar 2-3 jam sekali, warna urine jernih atau kuning muda, ubun-ubun tidak cekung, dan saat perut dicubit kembalinya cepat, itu berarti kebutuhan cairan bayi terpenuhi," jelas dr. Yovita.

Baca Juga: Ratusan Anak dan Balita di DKI Jakarta Terinfeksi Virus Corona, Perhatikan Cara Merawat Anak Positif Covid-19!

4. Gejala

“Pada bayi memang agak sulit, karena belum bisa menyampaikan keluhan. Tapi, bisa diperhatikan, apakah bayi lebih rewel, cenderung lemas, atau menyusunya tampak berkurang karena mungkin indera perasanya terganggu,” kata dr. Yovita.

Oleh karena itu, orangtua harus lebih waspada jika gejala tersebut muncul setelah bayi diajak bepergian dan kontak dengan orang lain, apalagi orang tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.

(*)