Find Us On Social Media :

Banting Tulang Jadi Tukang Bersih WC Hingga Buruh Pabrik di Swedia, Wanita Asal Banyuwangi Ini Digaji Rp 46 Juta Tiap Bulan, Terkuak Kisah Nelangsa di Baliknya

By None, Jumat, 18 Februari 2022 | 19:15 WIB

Begini kisah wanita asal Banyuwangi yang jadi buruh pabrik di Swedia, dapat gaji Rp 46 juta tapi ada kisah nelangsa di baliknya. Ada apa gerangan?

Grid.ID - Kisah wanita yang satu ini sedang viral karena pekerjaannya sebagai buruh pabrik dengan gaji fantastis.

Namun di balik itu semua, ada kisah lain yang cukup membuatnya nelangsa.

Ya, hal tersebut dialami oleh Mita, wanita asal Banyuwangi, Jawa Timur, yang bekerja di Swedia dan hidup bahagia bersama suami bulenya.

Mita diketahui menikah dengan bule Swedia bernama Eddie pada tanggal 17 April 2017 lalu.

Empat tahun tinggal di Swedia, Mita menghabiskan waktu dengan mengurus keluarga dan berfokus menjadi ibu rumah tangga.

Ia pun kerap kali bolak-balik ke Tanah Air untuk melepaskan kerinduannya pada keluarga.

Tetapi kini, Mita telah memutuskan untuk menetap di Swedia.

Bahkan demi menambah pemasukan rumah tangganya, ia memilih bekerja sebagai buruh pabrik.

Pekerjaan itu ia dapat dari tawaran sang suami yang bekerja sebagai team leader untuk sebuah pabrik.

Baca Juga: Terobsesi Parah dengan Angelina Jolie Sampai Nekat Operasi Plastik 50 Kali Demi Mirip Idolanya, Begini Kabar Wanita Ini Sekarang, Makin Kerempeng dan Tinggal Tulang Belulang?

Gaji yang ia dapat pun ternyata sangat fantastis, loh.

"Ini kerjanya tuh bukan kerja kayak kantoran, aku memang buruh pabrik. Itu gajinya 28 ribu krona tiap bulan. Bayangkan itu kayak sekitar Rp46 juta," katanya dilansir dari YouTube Family Indonesia Sweden, Jumat (18/2/2022).

Meski mendapat gaji yang fantastis, ternyata ia juga dikenakan beban pajak yang cukup besar di Swedia, yang bisa menyentuh angka Rp10 juta.

"Tapi jangan salah, ada pajak di sini kita bayar mahal banget. Pajaknya sekitar 6 ribu kron atau sekitar Rp10 juta. Jadi total gajiku 22 kron atau sekitar Rp36 juta," ujar Mita.

Bukan hanya pajak, ternyata kehidupan di Swedia juga sangat mahal.

Mita menyebut harga beras dan cabai di Swedia cukup mahal, padahal ia tak bisa meninggalkan nasi dan sambal sebagai makanan sehari-hari yang menjadi kebiasaan orang Indonesia.

Ia juga menyebut jika harga keju dan roti itu murah tetapi tak cocok dengannya dan takut malah masuk rumah sakit.

"Kalau aku makan keju sama roti, cepat kaya aku guys. Tapi kurus nanti aku yang ada masuk rumah sakit, aduh enggak bisa aku. Nanti emak aku marah-marah di sini dikira tidak bahagia," ucapnya.

Sebelum bekerja menjadi buruh pabrik, ternyata Mita sempat menjadi cleaning service dan sempat mengalami keguguran.

Baca Juga: Hati Driver Ojol Wanita Ini Auto Nelangsa, Niat Hati Ingin Cukupi Kebutuhan, Tak Disangka Motornya Raib Dicuri di Hari Pertama Kerja, Warganet: Jahat Banget!

Mita mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai petugas kebersihan toilet.

Diketahui ia bekerja setiap hari Selasa dan Kamis selama 4 jam setiap harinya.

"Pertama kali kerja itu aku jadi cleaning service. Tukang gosok WC guys di tempat kerjanya suamiku," tutur Mita.

Meski dalam waktu seminggu Mita hanya bekerja dengan total waktu 8 jam, ia sudah berhasil mengumpulkan uang yang cukup banyak.

Setiap bulannya Mita mendapatkan gaji 6 ribu krona Swedia atau sekitar Rp10 juta, tetapi ia hanya sempat bekerja selama dua bulan karena setelahnya ia hamil.

"Itu kalau tidak salah cuma dua bulan karena Maretnya aku hamil. Tetapi Tuhan berkehendak lain karena aku keguguran," jelasnya.

Setelah mengalami keguguran, dirinya disarankan untuk beristirahat di rumah.

Namun karena kegigihannya, ia akhirnya memutuskan untuk bekerja sebagai buruh pabrik.

Pekerjaan Mita kali ini memiliki jam masuk setiap Senin sampai Jumat, dari jam 06.00 s.d 15.00, yang artinya Mita bekerja di pabrik selama 9 jam.

Baca Juga: Dihujat Ingin Incar Harta Gegara Nikahi Dokter Tajir Berbobot 209 Kg, Wanita ini Diam-diam Merasa Menderita, Sang Suami Bersyukur Setelah Tahu Fakta ini

Mita kini bekerja memegang mesin-mesin pabrik dan ia merasa kesulitan karena semua mesin memiliki petunjuk dalam Bahasa Swedia.

Tetapi Mita cukup beruntung karena ia sering dibantu oleh suami bulenya ketika kesulitan dalam membaca petunjuk yang menggunakan Bahasa Swedia.

"Sebenarnya kita harus bisa Bahasa Swedia. Tapi karena suamiku sudah kerja lama di sana apalagi dia team leader, jadi aku bisa dibantu di sana. Aku juga lumayan bisa Bahasa Inggris," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul

Viral Wanita Banyuwangi Kerja Buruh Pabrik di Swedia Digaji Rp 46 Juta, Terkuak Kepedihan Hidupnya

(*)