Find Us On Social Media :

Rela Lakukan Operasi Keperawanan, Saat Malam Pertama Wanita ini Menyesal Gegara Suaminya Mengaku Hal ini

By None, Senin, 21 Februari 2022 | 18:09 WIB

ilustrasi wanita di kamar hotel

Swati menyesali kebodohan yang ia lakukan, dan banyaknya jumlah uang yang ia keluarkan karena uang tersebut dapat ia gunakan untuk membantu orang lain.

Dia berbohong pada suaminya dan tetap mempertahankan kebohongannya, dan itu menjadi beban untuknya.

Baca Juga: 'Tiap Hati Nangis, Aduh Sengsara' Pernah Disekap Bakal Dijadikan TKW Ilegal di Masa Lalu, Inul Daratista Ungkap Pedihnya Nyaris Kehilangan Keperawanan

Tidak ada yang perlu yang disembunyikan dengan pasangan, katakanlah jujur apa adanya.

Cinta adalah menemukan seseorang yang mencintai apa adanya, sekalipun itu tentang keperawanan.

Ketika Keperawanan Dipersoalkan

Dalam buku Healthy Sexual 3 terbitan PT Intisari Mediatama persoalan keperawanan ini juga dibahas secara mendalam.

Di masa lalu, darah di malam pertama menjadi tanda keperawanan seorang wanita. Sehelai kain putih dijadikan alas tidur kedua mempelai.

Jika di pagi hari tak ada bercak, secara adat sang suami berhak mengembalikan mempelai putri pada keluarganya.

Pernikahan batal. Bahkan ada yang menuntut mahar dikembalikan.

Si wanita akan dikucilkan dan menanggung malu selamanya. Sampai akhirnya ada lelaki yang bersedia mengawininya, tapi ia harus dibawa pergi dari komunitas itu.

Ternyata, pemuliaan keperawanan masih dianut sebagian lelaki hingga masa kini. Bahkan mungkin sebagian besar lelaki.

Dra. Ieda Purnomo Sigit Sidi, psikolog, memahami bahwa kepercayaan orang yang menjumpai istrinya tidak perawan akan terlukai.

Baca Juga: Viral, Gadis Indonesia Ini Lelang 'ke Ting-tingan nya' Rp 19 M hingga Trending di Google: Daripada Saya Berikan Keperawanan untuk Orang yang Meninggalkan Saya

Tapi ia mengingatkan, robeknya selaput dara bukan hanya akibat hubungan seksual. Bisa jadi karena selaputnya terlalu kenyal, lubangnya terlalu besar, atau bahkan jatuh dari sepeda sewaktu kecil.

Justru kepada lelaki seperti itu Ida bertanya, sudahkah ia memberi hak pada istrinya untuk menuntut keperjakaan dirinya? Dikatakan, setiap orang memiliki masa lalu, sementara kehidupan adalah tiga serangkai: kemarin, kini, dan esok.

Bukankah masih ada hari ini ke depan untuk membangun komitmen baru, rasa kepercayaan baru, ketimbang mengubek masa lalu yang membuat perkawinan itu jadi neraka?

Itulah akibat dunia ini didominasi laki-laki.

"Mereka yang membuat peraturan, pastilah dicari yang tidak menyusahkan mereka. Jadi, tuntutan lebih banyak ditujukan pada perempuan." 

 

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul 'Susah Payah Lakukan Operasi Keperawanan untuk Menikah, Wanita Ini Justru Menyesal Setelah Tahu Siapa Suaminya'

(*)