Find Us On Social Media :

Awalnya Diiming-imingi Pekerjaan, 20 Ribu Wanita Afrika Ini Justru Dijebak dan Dijadikan Budak Seks di Berbagai Negara

By Annisa Dienfitri, Kamis, 10 Maret 2022 | 16:27 WIB

ilustrasi perbudakan

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri

Grid.ID - Nasib malang sulit diterjang, niat hati ingin mencari nafkah dengan bekerja, malah berujung pilu.

Berawal dari tergiur iming-iming pekerjaan, puluhan ribu wanita justru dijadikan budak seks.

Bukannya bekerja seperti yang dibayangkan, puluhan ribu wanita itu diculik dan menjadi korban perdagangan manusia.

Melansir dari World of Buzz via Intisari.ID, setidaknya 20.000 perempuan dan anak-anak diculik menjadi korban dalam perdagangan manusia dari Nigeria ke Mali.

Para wanita ini ditipu oleh para pedagang dengan iming-iming untuk dibawa ke Malaysia dan beberapa negara Asia.

Wanita-wanita itu diiming-imingi untuk bekerja di bidang perhotelan.

Namun, setelah diangkut ke Mali Selatan, mereka justru terdampar di sana dan dipaksa menjadi pelacur.

Menurut Direktur Jenderal NAPTIP Nigeria (Badan Nasional Perdagangan Manusa) Julia Okah-Donli, tim investigasi NAPTI telah bekerja sama dengan ION (Organisasi Internasional untuk Migrasi).

Baca Juga: Kisah Pilu Marina Chapman, Dirawat oleh Kera hingga Dijadikan Budak Nafsu oleh Para Pemburu usai Dibuang ke Hutan saat Masih Balita

Mereka telah mengungkap sejauh mana operasi perdagangan manusia yang dilakukan di Mali Selatan ketika mereka berkunjung pada Desember 2018 lalu.

Penduduk setempat menginformasikan bahwa terdapat lebih dari 200 situs yang tersebar di Mali Selatan.

Pada setiap situs ini, gadis-gadis disekap di gubuk dalam jumlah 100 hingga 150.

Jumlah tersebut berarti lebih dari 20.000 perempuan menjadi budak di dalamnya.

Wanita-wanita ini pada dasarnya disekap sebagai budak seks.

Mayoritas usia para wanita itu berkisar antara 16 hingga 30 tahun.

"Mereka ditahan dalam kondisi mengerikan seperti layaknya budak," kata Okah-Donli dalam wawancara.

"Mereka tidak bisa melarikan diri karena disekap di lokasi terpencil, seperti jauh ke dalam hutan," jelasnya.

Ribuan wanita dan gadis diambil dari Nigeria setiap tahun, negara terpadat di Afrika.

Baca Juga: Kisah Tragis Sarah Forsyth, Budak seks yang Dipaksa Melihat Ekseskusi Pembunuhan Temannya Sendiri: Wajahnya Meledak di Sebelahku

70% dari 190 juta penduduk Afrika diketahui hidup dengan penghasilan kurang dari Rp 30 ribu per harinya.

Sebagian besar dari mereka ada yang berakhir di Eropa.

Sementara sisanya diangkut ke bagian Afrika Barat, seperti Ghana dan Pantai Gading.

Sejauh ini, NATIP dan IOM telah memulangkan setidaknya 41 korban di Mali pada bulan Desember tahun lalu.

Kini, NATIP dan IOM tengah dalam upaya penyelamatan lebih banyak lagi.

Sebagai informasi, Afrika memiliki angka tertinggi dalam perbudakan modern di dunia.

9,2 juta yang hidup dalam belenggu perbudakan modern rata-rata adalah berjenis kelamin perempuan.

(*)