Find Us On Social Media :

Duduki Tahta Jadi Si Pawang Hujan Event MotoGP Mandalika, Inilah Sosok Rara yang Mengaku dari Kecil Indigo dan Dapatkan Ilmunya dari Sini: Saya Diajari Mencium Bau Awan

By None, Minggu, 20 Maret 2022 | 19:13 WIB

Aksi Pawang Hujan di Tengah Hujan Deras Sirkuit Mandalika,

Grid.ID - Gelaran event MotoGP Mandalika 2022 belakangan memang menyorott banyak perhatian.

Salah satu yang menarik, yakni keberadaan pawang hujan untuk menyukseskan acara.

Adapun, sosok pawang hujan tersebut adalah Rara Istiati Wulandari.

Namun bagaimana cerita Rara sampai bisa jadi pawang hujan?

Berikut penjelasannya.

Ditemui di kediamannya, Minggu (31/3/2019) siang, Rara panggilan akrabnya, menceritakan kisah hidupnya hingga menjadi seorang pembaca tarot sekaligus pawang hujan.

"Saya memang dari kecil indigo. Keluarga saya RR itu Raden Rara trah Solo Jogja," sebut Rara.

"Dari kecil diajarkan dunia spiritual. Konon zaman dulu eyang kakung punya adik setiap tahun tepatnya satu suro menghendel upacara di Keraton Solo."

"Dan setiap tahun ada adu-adu ilmu, siapa yang menang, dia yang handel upacaranya termasuk masalah pawang hujan," kata Rara.

Baca Juga: Aksi Rara Turun ke Sirkuit Mandalika untuk Kendalikan Hujan Hebohkan Publik, Ternyata Sosok Menteri Ini yang Merekomendasikannya untuk Jadi Tim Pawang Hujan MotoGP 2022

Pada periode selanjutnya, eyang kakungnya tersebut menugaskan ayah Rara untuk melanjutkan tradisi tersebut.

Namun sang ayah kurang suka dengan hal tersebut. Sang ayah akhirnya mengajari dirinya.

Rara pun mulai tahun tentang hal-hal yang bersifat gaib.

Sang ayah tahu bahwa Rara adalah anak indigo atau di Bali disebut melik.

"Saat umur tiga tahun bapak saya sakit dan diprediksi akan meninggal saat saya umur 5 tahun."

"Saya diajarin kayak paranormal activity seperti ngobrol dengan makhluk gaib, roh, termasuk mencium bau awan sebagai pertanda hujan atau tidak."

"Dan biasanya banyak yang tidak siap memiliki anak indigo, tapi bapak saya sudah siap."

"Dan bapak dulu mengaplikasikan ilmu pawang hujan itu untuk sepak bola, yakni bantu Persipura Jayapura yang dulu," kata wanita kelahiran Jayapura, 22 Oktober 1983 ini.

Baca Juga: 'Kalau Tambah Deras Jadi ...', Heboh Pawang Hujan Beraksi di Sirkuit Mandalika MotoGP 2022, Komika Kiky Saputri Sampai Beri Komentar Begini

Tahun 1988, sang ayah meninggal dan Rara menonton video milik ayahnya tentang dunia lain.

Dan sebelum ayahnya meninggal Rara pun sempat memimpikan sang ayah akan meninggal.

Mimpi itu memang terjadi, walaupun sang ibu sempat mengatakan jika sang ayah baik-baik saja.

Dari sana Rara percaya bahwa dirinya bisa meramal apa yang akan selanjutnya dan bahkan ia meramalkan dirinya jika tetap hidup di Jogja akan susah.

Ia pun bercerita saat umur sembilan tahun sudah mampu menjadi pawang hujan.

Dia mendapatkan pundi rupiah dengan bekerja sebagai pawang hujan di acara-acara pagelaran wayang.

"Umur sembilan tahun saya sudah cari uang sendiri dari acara wayang. Waktu itu saya belum menggunakan menyan untuk menjadi pawang hujan. Saya bilang ke dalangnya kalau saya bisa bantu agar tidak hujan," paparnya.

Dengan melakoni pekerjaan tersebut, ia mendapat uang Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu dan ia merasa sangat senang.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul, Kisah Wanita Indigo dari Bali, Rara RR Istiati, Dari Pawang Hujan Hingga Dunias Artis