"Syakir gak banyak omong, cuma bilang, 'Zir, ini yang terbaik dari Allah, di sini ada guru Ameer, ada gua sahabatnya, kalo butuh apa-apa lu boleh sampein'," tuturnya.
Tak disangka, sejak saat itu Zira mulai menumpahkan curahan hatinya yang merasa begitu berat ditinggalkan Ameer.
"Baru dari situ, 'Kir, gua gak kuat', segala macam," tambah Syakir.
Sebagai sahabat, Syakir pun memberi dorongan agar Zira menyalurkan perasaannya ke dalam bentuk karya.
"Syakir bilang, 'elu sukanya ngapain?', 'sukanya nulis', 'ya udah tumpahin ke karya, nanti lu akan lihat dari karya itu bahwa lu sebenarnya sosok perempuan yang kuat'."
"Akhirnya dia nulis, bikin lagu segala macam. Syakir support sebagai sahabat, sampai sekarang dia jadi inspirasi buat wanita-wanita," lanjutnya.
Alhasil, kini Syakir dan Zira bisa menjadi teman yang saling mendukung dan menguatkan antara satu sama lain.
"Akhirnya nemu support system yang sama, kita sering sharing," ujarnya.
"Syakir banyak ngeliat pemikiran-pemikiran hebat di dalam diri dia, sambil Syakir juga nguatin dia di sisi yang lain, dia juga nguatin Syakir di sisi yang lain," imbuhnya.
"Akhirnya dia juga banyak talentanya, ternyata bisa nyanyi, nulis lagu, bisa nulis cerita, nulis buku, dan Syakir juga senang lah sama orang yang banyak karya," lanjutnya.
Tak hanya itu, hubungan Syakir dan Zira makin akrab mengingat keduanya memiliki banyak kesamaan.
"Ternyata kisah kita banyak yang sama, Syakir merantau jauh dari orang tua, dia juga ternyata sama," pungkas Syakir.
(*)