Find Us On Social Media :

Cuma Bisa Kalah Jika Ditembaki Senapan Mesin Antitank, Sniper Jepang Ini Terkenal Pantang Menyerah, Bakal Bertempur sampai Tetes Darah Terakhir!

By Annisa Dienfitri, Kamis, 12 Mei 2022 | 06:00 WIB

Bertempur di bawah sumpah Kaisar, sniper Jepang terkenal sebagai pasukan yang bertempur hingga tetes darah terakhir.

Saat perang berlangsung, para sniper Jepang bersembunyi di puncak-puncak pohon atau lubang kecil.

Meskipun hanya dibekali nasi kering dan air putih, sniper Jepang sanggup mengendap selama berminggu-minggu.

Para sniper Jepang yang bertengger di pucuk pohon, khususnya pohon kelapa, memiliki motto hanya akan turun sebagai mayat akibat tembakan peluru musuh.

Prinsip sniper Jepang semasa PD II nyaris sama, membunuh tentara Amerika sebanyak mungkin sampai dirinya sendiri terbunuh.

Dibandingkan sniper Rusia, Jerman, dan Sekutu, sniper Jepang memiliki keunikan sendiri karena mereka bertempur seorang diri tanpa dibantu observer.

Sniper Jepang juga bukan prajurit sukarelawan, tapi prajurit tulen yang bertempur di bawah sumpah kaisar Jepang.

Karena pengabdiannya itu, sniper Jepang tidak mengenal istilah gagal dalam tugas.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Turun Drastis, Kapan Indonesia Resmi Berstatus Endemi? Begini Penjelasan Tenaga Ahli KSP

Para sniper hanya dipersenjatai senapan tempur standar Arisaka Model 97 atau 99 dan teleskop yang terbilang sederhana karena tak bisa dikoreksi memiliki kemampuan bidik yang sangat akurat pada jarak 550 meter.

Untuk menghadapi sniper Jepang yang gemar bersarang di atas pohon, pasukan AS tidak mengerahkan sniper-nya (countersniper), melainkan memberondongnya menggunakan senapan mesin antitank kaliber 37 mm.

Ketika peluru kaliber besar itu menghantam pucuk pohon kelapa, bukan hanya sniper Jepang yang jatuh tewas, buah dan dahan kelapa juga turut berjatuhan.

Sementara para sniper Sekutu lainnya, seperti Inggris yang mengerahkan sniper asal Australia dan Selandia Baru yang berpengalaman selama PDI mempunyai taktik khusus untuk melumpuhkan sniper Jepang.

Baik sniper Australia maupun Selandia Baru tidak lagi memberlakukan doktrin 'satu peluru satu nyawa' untuk menembak jatuh sniper Jepang yang bertengger di puncak pohon.

Dalam duel sniper, mereka menggunakan senapan mesin Bren yang ditembakkan sampai pelurunya habis disusul oleh jatuhnya sniper Jepang.

Baca Juga: Pesawat Rasa Metro Mini, Para Penumpang Sibuk Kipas-kipas Kepanasan hingga Nyaris Pingsan Gegara AC Mati, Pihak Maskapai Terpaksa Lakukan Ini

(*)