Find Us On Social Media :

Jasad Bocah 10 Tahun Ditemukan Tinggal separuh di Rawa Penuh Buaya, Sang Ayah Syok Saat Tahu Penyebab Insiden Mengenaskan ini

By None, Kamis, 16 Juni 2022 | 14:42 WIB

ilustrasi rawa-rawa

Insiden yang melibatkan buaya muara dengan manusia di wilayah Balabac ini bukan kali pertama terjadi.

Perkembangan kota dan populasi yang terus meningkat di Filipina, membuat habitat alami buaya muara semakin menyempit.

Hal ini memaksa reptil buas itu menuju rawa-rawa kecil yang dekat dengan permukiman penduduk.

"Sejak 2015, kami tidak pernah mendapati satu tahun tanpa serangan buaya muara di Balabac," kata Jovic Pabello, juru bicara dewan pemerintah yang bertugas melestarikan lingkungan kepulauan Palawan, yang mencakup Balabac.

Manusia dan buaya berbagi ruang yang sama telah menghasilkan banyak perselisihan, di mana orang telah banyak menjadi korban tewas atau terluka parah.

"Ini adalah konflik penggunaan sumber daya air," tambah Pabello, dikutip dari AFP.

Buaya muara, yang juga disebut buaya air asin adalah salah satu jenis reptil terbesar di dunia yang dapat tumbuh hingga enam meter dan beratnya mencapai satu ton.

Baca Juga: Dikenal Ganas dan Suka Menyerang Manusia, Warga Desa ini Justru Hidup Berdampingan dengan Buaya, Dipercaya Ada Perjanjian di Masa Lalu

Februari lalu, seekor buaya muara sempat menyerang seorang anak laki-laki berusia 12 tahun saat sedang berenang di Sungai Balabac.

Bocah itu berhasil selamat setelah saudara-saudara korban membantu dengan memukul-mukul kepala reptil buas itu menggunakan dayung hingga melepaskan gigitannya.

Sementara pada Februari tahun lalu, seekor nelayan kepiting juga ditemukan tewas dengan separuh tubuhnya telah dimakan buaya.

Tiga bulan sebelumnya, keponakannya yang berusia 12 tahun lebih dulu terlibat serangan buaya dan diseret.