Find Us On Social Media :

Jadi Tersangka Utama Kecelakaan Maut Baturiti, Supir Bus Pariwisata Buat Pengakuan, Berkali-kali Ungkap Hal Ini

By Mahdiyah, Selasa, 21 Juni 2022 | 08:45 WIB

Bus Pariwisata yang mengalami kecelakaan di Baturiti.

Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah

Grid.ID - Kecelakaan maut yang terjadi di jalan Raya Singaraja - Denpasar, wilayah Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali masih menyita perhatian publik.

Betapa tidak? Kecelakaan itu pun menyebabkan 12 kendaraan ringsek dan rusak parah.

Kecelakaan ini berawal dari sebuah bus pariwisata yang mengalami rem blong.

Dikutip Grid.ID dari KOMPAS.com pada Senin (20/6/2022), kecelakaan ini terjadi pada Sabtu (18/6/2022) lalu.

Kasat Lantas Polres Tabanan, AKP Kanisius Franata mengungkap bahwa sebanyak 12 kendaraan tertabrak dalam kecelakaan ini.

Sedangkan, seorang korban meninggal dunia usai ditabrak oleh bus.

"Ada 12 kendaraan 10 mobil dan 2 motor (yang ditabrak). Kemudian satu orang yang meninggal dunia itu warga yang jalan kaki," jelasnya.

Sedangkan, sopir bus pariwisata itu pun ditetapkan sebagai tersangka utama.

Dikutip Grid.ID dari TribunBali.com pada Senin (20/6/2022), ia adalah Agus Supriyanto (30), yakni seorang sopir yang berasal dari Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca Juga: Jadi Korban Kecelakaan Maut di Baturiti, Begini Cerita Pilu Ni Wayan Wandani yang Tertabrak Bus, Korbankan Diri Demi Selamatkan Anaknya

Agus pun mengakui bahwa dirinya memang bersalah dalam kecelakaan tragis ini.

Namun, dirinya mengaku sudah berusaha sekuat tenaga agar kecelakaan ini tidak terjadi.

Bahkan, dirinya berkali-kali mengaku tidak sengaja menyebabkan kecelakaan itu.

Pasalnya, sebelumnya ia sudah mengecek keadaan bus sebelum berjalan.

Selain itu, ia juga sudah berusaha membuat manuver agar bus tidak meluncur dengan cepat.

Namun, sayang, jalan yang ia lewati adalah turunan dengan kondisi rem bus sudah blong.

"Saya tidak pernah sengaja," ujarnya.

"Dan saya sudah memeriksa semuanya. Dan memang ini tidak saya sengaja," lanjutnya.

Dirinya juga mengungkap kemungkinan adanya korban lebih banyak jika ia banting setir ke arah sebaliknya.

"Karena kalau sampai membuang setir ke kiri, pasti akan menimbulkan banyak korban," kata Agus.

Baca Juga: 19 Tahun Berlalu, Begini Cerita Mengerikan Tragedi Paiton, Kecelakaan Bus yang Tewaskan 54 Siswa Serta Guru SMK Sekaligus di Situbondo

"Waktu itu kecepatan 30 Km/Jam, saya benar-benar tidak sengaja," jelasnya.

 (*)