Laporan Wartawan Grid.ID, Widy Hastuti Chasanah
Grid.ID- Nama Erina Gudono kini memang jadi sorotan usai digadang-gadang jadi mantu Presiden Jokowi.
Publik pun langsung mengulik-ngulik latar belakang Erina Gudono yang digadang-gadang jadi mantu Presiden Jokowi.
Seperti diketahui, kekasih baru Kaesang Pangarep tersebut diketahui merupakan lulusan Manajemen Keuangan angkatan 2014 dari FEB UGM.
Dilansir dari Grid.ID, Erina lantas melanjutkan studi S2 jurusan Administrasi Publik di Universitas Colombia, Amerika Serikat.
Gadis yang tumbuh di Yogyakarta ini memiliki segudang pencapaian serta pernah mendapat lima beasiswa prestasi.
Bukan itu saja, Erina juga diketahui merupakan finalis Puteri Indonesia DIY 2022.
Selain pendidikannya, sosok ayah Erina Gudono juga jadi sorotan.
Pasalnya, ayah Erina Gudono yang telah lama wafat ini memiliki profesi yang tak main-main.
Lewat akun Instagramnya @erinagudono, Erina memajang video lawas ayahnya saat menggendong dirinya yang masih bayi.
Di video itu, sang ayah tampak mengajak Erina ke tempatnya bekerja.
Ia pun begitu sayang dengan sang putri hingga kerap menimang dan mengajak Erina bermain.
Usut punya usut, ayah Erina merupakan Guru Besar UGM sekaligus mantan pejabat BPK RI, Profesor Gudono.
Bersamaan dengan hal itu, Erina mengurai tulisan yang sangat haru untuk sang ayah yang telah lama meninggalkannya.
"Kemarin adalah hari ulang tahun ayah saya dan sudah 6 tahun sejak dia meninggal dan tidak ada hari yang saya habiskan untuk tidak merindukan dan memikirkannya."
"Dialah yang mengajariku untuk mandiri, tabah, penyayang, dengan anggun dan sikap.Hari ini saya sangat damai mengetahui bahwa saya selalu berusaha untuk menjadi apa yang dia ajarkan kepada say," tulisnya.
Tak hanya itu, Erina juga mengungkap pesan terakhir ayahnya kepada dirinya sebelum berpulang.
Siapa sangka, sang ayah rupanya meminta agar Erina tumbuh mandiri.
"Saya ingat saya begitu penuh ambisi selama sekolah dan kuliah, memakukan puluhan prestasi sampai-sampai dia selalu menjawab 'Saya tahu Anda bisa melakukannya. Anda selalu melakukan'."
"Itu adalah hasil karena dia terus menantang saya untuk melanggar batas. Tidak, bukan untuk hadiah, bukan untuk gelar, bukan untuk aktualisasi. Tapi karena dia tahu dunia tidak akan mudah bagiku, bagi wanita."
"Hal terakhir yang saya ingat dia berkata kepada saya sebelum dia meninggal - "Saya tidak akan tinggal selamanya di dunia ini membimbing Anda, jadi Anda harus bisa melakukan ini sendirian". Dia benar-benar tidak pernah memberikan hal-hal mudah bagi saya," ujarnya.
Di akhir kalimatnya, Erina pun menguak betapa penting pesan-pesan yang disampaikan sang ayah.
"Dia mengajari saya - jauh lebih besar daripada blok hitam dan putih, baik atau buruk, menang dan kalah. Ini tentang bagaimana kita benar-benar menggunakan SEMUA usaha, berkah, prestasi, untuk berbuat baik bagi orang lain. Ini tidak pernah tentang saya atau nama saya. Ini tentang dinamika kehidupan dan bagaimana kita dapat memengaruhi orang lain," pungkasnya.
Sekadar informasi, Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Gudono, M.B.A., meninggal dunia pada 2016 lalu.
Sejak saat itu, Erina dibesarkan oleh sosok sang ibu yang sangat mandiri.
(*)