Find Us On Social Media :

Dukung Gerakan Budaya 'Kebaya Goes to UNESCO', Ini Komentar Ketua Dewan Pendiri Relawan Erick Thohir

By Nira Emily, Sabtu, 9 Juli 2022 | 14:14 WIB

Untuk memperkuat kesan lokalitas dan feminitas, kebaya meati dipadukan dengan kain batik, tenun atau wastra jenis yang lainnya sebagai pakaian bawahannya.

Selain itu, kebaya juga berbeda dengan baju kurung dan baju bodo yang tidak memiliki bukaan depan.

Kebaya yang mendapat pengaruh noni atau nyonya Belanda. Ciri khas dari kebaya ini ada renda yang dijahit di seputar leher, bukaan depan sampai melingkar ke bagian belakang.

Selain itu juga, renda menghiasi di bagian ujung lengan, umumnya warna kebaya putih atau offwhite.

Selain kebaya yang sering digunakan tersebut di atas, ada beberapa jenis kebaya dengan kekhasan masing masing.

Misalnya, kebaya Sunda dengan kerah tegak di belakang leher, kebaya Betawi yang bermodel Kartini yang berwarna-warni dengan manset di ujung tangan, kebaya Ambon yang bermodel Kartini bermanset dan berwarna putih, kebaya Basiba dari Minang yang panjangnya sampai menutup dengkul, kebaya Bali dengan kutubaru tanpa kerah, dan sebagainya.

Kebaya menjadi warisan busana Nusantara telah ada sejak ratusan tahun lalu, kini keberadaan kebaya sudah saatnya diakui oleh dunia sebagai busana yang khas dengan mendapat pengakuan warisan dunia tak benda dari UNESCO agar tetap lestari.

Baca Juga: Alumni Untuk Indonesia Dukung Kebaya Goes to UNESCO, Konsisten Sosialisasikan Warisan Budaya Bangsa