Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma
Grid.ID - Putra sulung dari pengacara kondang Hotman Paris, Frank Hutapea membeberkan perangai sang ayah yang dikenal kerap menguliti kesalahan lawannya di media sosial.
Sebagaimana diketahui bahwa Hotman Paris kerap menggunakan media sosialnya untuk mem-viralkan kelakuan musuh yang menurutnya salah.
Apa yang dilakukan Hotman Paris ini ternyata membuat Frank Hutapea was-was.
Bagaimana tidak, ia khawatir sang ayah memiliki lebih banyak musuh karena keputusannya menggunakan kekuatan media sosial.
Namun begitu, Frank tak setuju apabila sang ayah disebut suka menyinyir.
Ia mengatakan bahwa sang ayah sebenarnya cenderung cuek dengan urusan orang lain yang tidak ada kaitan dengan dirinya.
Akan tetapi, ia tak akan segan maju untuk memberantas orang munafik dan tak tahu diri.
"Dia gak pernah ganggu hidup orang, cuman dia gak tahan kalau ada orang munafik, akhirnya speak-up gitu."
"Dia itu gak pernah mau ganggu hidupnya orang, ya selama dia bukan public servant, selama dia orang swasta, orang sipil."
"Gua gak ganggu hidup lu, lu jangan ganggu hidup gua."
"Itu juga kenapa dia mau ngapain juga (cuek) kan gue gak ganggu hidup lu," tutur Frank, dikutip dari YouTube Melaney Ricardo, Sabtu (20/8/2022).
Menurut Frank, apa yang dilakukan sang papa rasanya tidak bisa dilakukan di Indonesia.
Berbeda dengan orang-orang barat yang mungkin memiliki sifat jauh lebih objektif.
"Banget (takut) jadi kadang-kadang memang gak perlu semuanya diomongin gak perlu semuanya diviralin, nanti nambah musuh."
"Kalau di luar negeri itu kan mungkin mereka lebih objektif, ya tahu sendiri kan orang bule gimana."
"Orang yang dirugikan dari hal yang dia viralkan."
"Banyak orang yang minta dia berkomentar, karena dia berani. Sehari dua hari sih didiamni, tapi seminggu kemudian ikut berkomentar," ujar Frank.
Walau terlihat keras dan tegas, Frank mengatakan bahwa Hotman adalah orang yang memiliki hati lembut.
Saking lembutnya, Hotman tak pernah kuat melihat orang tertindas.
"Dia itu ngelihat binatang potong aja gak bisa, jadi emang hatinya ya dia gak suka ngelihat orang dikerjain."
"Tapi kan kita tinggal di Indonesia, orang itu macam-macam," imbuh Frank.
(*)