Find Us On Social Media :

Jokowi Blak-Blakan Soal Pemilu 2024, Sebut Elektabilitas Tidak Menjamin Jadi Capres

By None, Selasa, 6 September 2022 | 16:18 WIB

Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Dolomani dari Buton, Sulawesi Tenggara saat peringatan HUT ke-77 Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2022).

Grid.ID - Presiden Jokowi mengungkapkan pendapatnya soal Capres dalam pemilu 2024 mendatang.

Menurut Jokowi, elektabilitas tinggi tidak menjamin seseorang bisa menjadi Capres.

Kepada pendukungnya, Jokowi menjelaskan hubungan elektabilitas dengan penentuan Capres dalam pemilu 2024.

Ungkapan ini dijelaskan Jokowi dalam rapat mimpinan nasional (Rapimnas) Kelompok Relawan Bravo 5 Jumat (26/8/2022) lalu.

Sebagai informasi Relawan Bravo 5 adalah relawan pendukung Jokowi sejak Pilpres 2014.

Kelompok relawan ini didirikan oleh para purnawirawan TNI.

Jokowi dalam kesempatan itu memberikan sebuah contoh soal elektabilitas dan terkait dengan proses pencalonan Capres pada 2024 oleh partai politik atau gabungan partai.

Ia mencontohkan, para relawan jika ingin mengajukan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, misalnya, maka tidak bisa begitu saja diusung jadi capres atau cawapres.

“Yang mengajukan partai apa? Mengajukan Pak Luhut, partainya apa. Belum tentu yang elektablitasnya tinggi itu diajukan partai atau gabungan partai," paparnya dikutip dari channel YouTube Kompas TV.

Baca Juga: Dinilai Bisa Tingkatkan Efektivitas, Menkominfo Usulkan Pemilu 2024 Menerapkan Sistem E-Voting

"Kalau kita tidak mau, bagaimana?" sambung Presiden.

Selain itu, Jokowi dalam momen itu juga mengingatkan agar para relawan tidak buru-buru terkait dengan urusan dukung-mendukung Capres.

Ketua Umum Bravo 5 Fachrul Razi pernah menjabat menteri agama pada awal periode kedua Jokowi.

Sementara, jabatan ketua dewan pembina Bravo 5 diduduki Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Dikutip KOMPAS.TV, hasil survei Litbang Kompas pada Juni 2022 menyebut, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan masih konsisten berada di tiga besar tingkat elektabilitas calon presiden pilihan publik.

Berdasarkan survei tersebut, preferensi masyarakat atas kandidat potensial calon presiden harus dipertimbangkan, karena tanpa mengusung figur yang sesuai dengan kehendak konstituen, partai berisiko kehilangan pemilih.

Survei Litbang Kompas pada Juni 2022 itu juga merekam, pilihan publik terhadap kandidat potensial capres masih didominasi oleh Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah yang juga kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Prabowo sendiri menempati posisi teratas dengan tingkat elektabilitas 25,3 persen, sedangkan Ganjar menyusul dengan elektabilitas 22 persen.

Posisi berikutnya ditempati Anies dengan elektabilitas 12,6 persen.

Baca Juga: Tak Hanya Pasha Ungu, Sang Istri Adelia Juga Ikut Terjun ke Dunia Politik

Posisi ini belum berubah jika dibandingkan dengan survei serupa pada Januari lalu. Namun, terjadi penurunan elektabilitas pada Prabowo yang pada Januari elektabilitasnya mencapai 26,5 persen.

Begitu juga Anies yang enam bulan lalu elektabilitasnya adalah 14,2 persen.

Dari tiga figur itu, hanya Ganjar yang elektabilitasnya naik, dari 20,5 persen pada Januari, menjadi 22 persen pada Juni.

Artikel ini telah tayang di Kompas TV dengan judul Sinyal dari Jokowi, Elektabilitas Tinggi Belum Tentu Jadi Capres 2024

(*)