Laporan Wartawan Grid.ID, Mentari Aprellia
Grid.ID - Siapa yang tak kenal dengan sosok Keisya Levronka.
Penyanyi cantik ini namanya melejit setelah lagunya yang berjudul 'Tak Ingin Usai' viral di media sosial.
Sayangnya, kesuksesan ini juga dibarengi dengan cibiran-cibiran netizen yang berdatangan padanya.
Pasalnya, ia sudah beberapa kali gagal menyanyikan nada tinggi di lagu 'Tak Ingin Usai'.
Banyak yang kemudian menyebut Keisya tak mau belajar dari kesalahan.
Selain itu, banyak juga yang kemudian membandingkannya dengan penyanyi lain.
Terkait dengan permasalahan ini, Keisya akhirnya memberikan penjelasannya saat hadir di kanal YouTube milik Denny Sumargo.
Ia menyebut bahwa kesalahan berulang itu terjadi bukan lantaran ia tak mau belajar.
"Aku akhirnya setelah fals fals itu aku akhirnya ambil les kan, aku belum pernah belajar les vokal.
Aku ambil les vokal secara profesional dengan orang-orang yang (kompeten) di bidangnya," ungkap Keisya dilansir dari kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo, Sabtu (17/9/2022).
Ia kemudian menyebut bahwa saat latihan vokal, ia selalu berhasil mencapai nada tinggi.
"Dan mereka aman, kayak tiap latihan nadanya dinaikin setengah, dinaikin satu, dinaikin lagi, dinaikin lagi, itu aman," terang Keisya.
"Lebih tinggi dari yang kamu fals itu?" tanya Denny.
"Iya, lebih tinggi dari nada asli, dan itu aman," jawab Keisya.
Penyanyi cantik ini kemudian menyebut bahwa dirinya selalu berhasil menyanyikan nada tinggi saat penontonnya sedikit.
"Terus tiap cek sound kan aman tuh, kalau radio on air itu aman karena audiensnya kecil.
Nah ketika ketemu orang-orang banyak, aku bener-bener gemeter," aku Keisya.
Merasa tidak ada masalah dengan suaranya, ia pun bernisiatif mendatangi psikolog.
Bahkan menurutnya ini adalah kali pertama dirinya mendatangi psikolog.
"Terus pertama kalinya aku ke psikolog kemarin.
Ke psikolog bukan hal yang salah kan.
Aku cuma ngecek ini kenapa sih, ada apa sama aku."
Setelah diselidiki psikolog, ternyata psikolog memvonis bahwa Keisya mengalami trauma.
"Ternyata itu jatohnya trauma," jelasnya.
(*)