Find Us On Social Media :

Presiden Jokowi Ternyata Pernah Akui Merasa Gak Nyaman dengan Perlakuan Teddy Minahasa, Ngeluh: Banyak yang Komplain

By Mia Della Vita,None, Senin, 17 Oktober 2022 | 18:21 WIB

Presiden Jokowi

Grid.ID - Presiden Jokowi ternyata sempat merasa tidak nyaman dengan perlakuan Teddy Minahasa.

Sebelum terjerat kasus narkoba, nama Irjen Teddy Minahasa sudah tidak asing lagi di lingkungan istana.

Irjen Teddy Minahasa diketahui sempat bertugas sebagai koordinator pengamanan Jokowi kala berpangkat Komisaris Besar Polisi.

Ketika itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menjadi calon presiden (capres) di Pemilu Presiden (Pilpres) 2014.

Teddy adalah mantan Kapolres Malang dan mantan Kabid Registrasi dan Identifikasi (Regident) Korlantas Polri.

Kala itu, tim pengamanan Jokowi terdiri atas 42 personel polisi, termasuk Teddy selaku koordinator.

Pengamanan Jokowi berubah 180 derajat lantaran lebih ketat dari sebelumnya.

Jika sebelumnya pengawal Jokowi kerap berjalan di belakang, kala itu para pengawal Jokowi dari polisi kerap berada di depan.

Di lapangan, tidak jarang Teddy dan personelnya mendorong, memukul, dan membentak warga yang berebutan salaman atau berfoto bersama saat Jokowi blusukan.

Hal itu tak hanya menimpa masyarakat, tetapi juga wartawan.

Tampilan pengawal baru Jokowi ini juga tidak lepas dari perhatian masyarakat.

Baca Juga: Jokowi Buktikan Lulusan UGM, Sang Presiden Tertawa Bahagia Bareng Teman Seangkatan Usai Isu Ijazah Palsu sampai Unggah Foto Wisuda

Sebab, semua pengawal mengenakan safari putih sehingga keberadaan mereka sangat mencolok perhatian.

Jokowi pun mulai merasa tidak nyaman.

Ia menganggap hal tersebut persoalan serius.

Sang Presiden lantas mengutarakan ketidaknyamanannya itu pada awak media.

"Antara nyaman ndak nyaman sih," ujar Jokowi di Rumah Transisi, Jalan Situbondo 10, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2014).

"Kalau terlalu ketat, masyarakat banyak yang komplain. Saya endak mau seperti itu," ucap dia.

Jokowi sedianya telah memberitahukan pengawalnya untuk tidak menjaga dia berlebihan, apalagi saat tengah blusukan ke rakyat. Namun, dia mengaku hal itu kadang tidak berhasil.

Tak berselang lama, ia pun mengganti Teddy sehingga tak lagi menjadi koordinator tim pengamanannya.

Hal itu dilakukan Jokowi usai dirinya diumumkan sebagai pemenang Pilpres 2014 oleh KPU.

"Saya hanya ingin tetap bisa mendengar rakyat, bisa salaman dengan rakyat. Itu saja," ujar Jokowi kala itu.

Tersangka kasus narkoba

Baca Juga: Kaesang Pangarep Pamer Isi Chat dengan sang Ibu, Stiker Iriana Jokowi Ini Malah Bikin Warganet Salfok: Nggak Nyangka

Kini Polda Metro Jaya telah menetapkan Teddy Minahasa sebagai tersangka dugaan kasus peredaran narkoba jenis sabu-sabu.

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Mukti Juharsa mengatakan, penetapan tersangka dilakukan setelah sebelumnya penyidik memeriksa Teddy sebagai saksi.

"Sudah ditetapkan bapak TM jadi tersangka," ujar Mukti di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Jumat (14/10/2022).

"TM telah diperiksa sebagai saksi tadi (kamis) malam," sambungnya.

Setelah pemeriksaan tersebut, kata Mukti, penyidik langsung melakukan gelar perkara pada Jumat pagi.

Dari situ penyidik memutuskan status Teddy dalam kasus peredaran narkoba jenis sabu yang menjeratnya.

"Dan tadi pagi kami telah melakukan gelar perkara dan menetapkan TM sebagai tersangka," kata Mukti.

Teddy dijerat dengan Pasal 114 Ayat 2 subsider Pasal 112 Ayat 2, juncto Pasal 132 Ayat 1, juncto Pasal 55 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009.

"Dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati dan hukuman minimal 20 tahun," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Sejak Awal Jokowi Merasa Ada yang tak Beres dengan Perlakuan Teddy Minahasa

(*)