Laporan Wartawan Grid.ID, Corry Wenas Samosir
Grid.ID - Thalita Latief pernah ada di dalam situasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Ketika itu, Thalita Latief mendapat kekerasan secara fisik dan verbal.
"Ada intimidasi, di situ ada temperamental, ada kekerasan, di situ udah pasti ada penekanan," ujar Thalita Latief saat Grid.ID jumpai di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Alasan anak diakui Thalita Latief juga pernah muncul di dalam benaknya untuk bertahan.
Namun Thalita juga memikirkan perkembangan anak.
Apabila dia bertahan, apakah kondisi akan membaik atau justru lebih berdampak pada anak.
"Dan alasannya banyak sekali, khususnya perempuan pasti perkembangannya anak juga," lanjutnya.
"Begitu pertimbangannya anak, kalau nanti jadi ibu tunggal bisa nggak membesarkan anak sendiri? Gimana nanti kalau anak saya nggak memiliki sosok bapak? Gimana anak saya malu nggak punya bapak? Kalau nanti anak saya tahu kelakuan bapaknya gimana?" katanya.
Akhirnya, Thalita memutuskan untuk melepaskan hubungan tersebut.
Dia menyadari KDRT adalah hubungan yang merugikan orang lain.
"Itu semua jadi pertimbangan, tetapi ternyata setelah lewati masa itu, saya jadi sadar bahwa kalau kita mempertahankan hubungan toxic demi anak, dengan alasan anak, justru itu toxic," tegas Thalita Latief.
Thalita pun sudah memikirkan matang-matang berpisah dengan Dennis Lyla karena dia tak ingin kasus KDRT berimbas pada anaknya.
"Karena anak akan melihat, akan merekam, akan ingat, dan itu adalah traumatik sendiri untuk anak. Jadi, secara psikologi itu enggak baik buat anak," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Thalita Latief resmi bercerai dengan Dennis Lyla pada Juli 2021.
Sebelumnya Thalita dan Dennis sudah pisah rumah sejak 2018.
Salah satu alasan dia bercerai lantaran mengalami KDRT.
(*)