Find Us On Social Media :

Jadi Keturunan Portugis di Film Horor 'Bayi Ajaib', Adipati Dolken Malah Kesulitan Gara-gara Bahasa: Paling Sulit Emang..

By Annisa Dienfitri, Sabtu, 14 Januari 2023 | 08:55 WIB

Adipati Dolken ditemui saat gala premier 'Bayi Ajaib' di Falcon Pictures Theater, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2023).

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri

Grid.ID - Main film horor 'Bayi Ajaib', Adipati Dolken mendadak harus belajar bahasa Portugis selama satu bulan syuting.

Ya, di film horor perdananya itu, Adipati Dolken memerankan tokoh Dorman, seorang penganut ilmu hitam.

Demi memenuhi ambisinya, Dorman yang dikisahkan berdarah Portugis itu minta pertolongan pada arwah buyutnya, Alberto Domenique.

Saat melakukan dialog dengan arwah Alberto Domenique, Dorman menuturkan bahasa Portugis.

Alhasil sebagai aktor yang memerankan Dorman, Adipati Dolken dituntut untuk bisa melafalkan bahasa Portugis.

Aktor yang akrab disapa Dodot itu mengaku selalu mengecek ulang kalimat bahasa Portugis yang harus ia tuturkan.

Hal itu tak lain agar Dodot tidak salah dalam pengucapan bahasa Portugis tersebut.

"Prosesnya gua harus kroscek semua tulisannya dulu sih, gua takutnya ada yang salah," kata Dodot.

"Gua gak mau tiba-tiba gua spelling di layar, terus salah," tukasnya saat gala premier 'Bayi Ajaib' di Falcon Pictures Theater, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2023).

Suami Canti Tachril ini sampai memanfaatkan berbagai sumber untuk mengecek kalimat bahasa Portugis itu.

Baca Juga: Adipati Dolken Perdana Main Film Horor dengan Peran Antagonis, Tak Sabar 'Bayi Ajaib' Tayang di Bioskop

"Gua kroscek dulu lewat Google, teman-teman gua yang paham bahasa Portugis, dia (Sara Fajira) bantuin gua juga beberapa spelling-nya," tuturnya.

Menurut Dodot, berdialog dalam bahasa Portugis malah jadi tantangan utama di film horor perdananya itu.

Pasalnya bahasa yang dituturkan Cristiano Ronaldo itu masih terdengar sangat asing di telinga Dodot.

"Trus itu sih, prosesnya emang lumayan sulit ya. Paling sulit emang Portugis-nya sebenernya."

"Karena bahasa nggak nempel sama sekali di kepala gue," tutup ayah satu anak itu.

(*)