Find Us On Social Media :

Sering Menahan Kencing Berujung Penurunan Fungsi Ginjal! Kenali Ciri dan Penanganan Penyakit Urologi Pada Perempuan

By Dianita Anggraeni, Jumat, 14 April 2023 | 13:55 WIB

Jangan anggap sepele kalau mendadak sering kencing, bisa jadi tanda gula darah tinggi.

Grid.ID - Menjelang libur Lebaran tentunya banyak yang melakukan perjalanan mudik, baik menggunakan transportasi darat, laut, maupun udara.

Sering kali juga tidak sedikit di antara kita yang suka untuk menahan buang air kecil selama di perjalanan.

Waspadai hal demikian karena tanpa kita sadari menahan buang air kecil dapat menyebabkan risiko infeksi saluran kemih (penyakit urologi yang sering dialami perempuan), nyeri pada kandung kemih, atau batu saluran kemih bahkan sampai penurunan fungsi ginjal.

Baca Juga: 4 Arti Mimpi Pipis, Pertanda Baik! Masalah Berat Akhirnya Terpecahkan, Kesuksesan Sudah Menanti di Depan

Pakar urologi dan konsultan Urologi Fungsional, Perempuan dan Neurourologi (Functional, Female and Neurourology) Prof. Dr. Harrina E. Rahardjo, Sp.U (K), Ph.D. dari Siloam Hospitals ASRI, memberikan definisi ilmu urologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang saluran kemih laki-laki dan perempuan serta alat kelamin laki-laki.

Salah satu cabang dari ilmu urologi adalah Urologi Fungsional, Perempuan dan Neurourologi (FFN) yang merupakan ilmu yang mempelajari kelainan fungsional saluran kemih, kelainan-kelainan urologi yang sering terjadi pada perempuan, dan kelainan saluran kemih yang berhubungan dengan gangguan saraf seseorang.

Suatu kondisi yang sering ditemui dalam bidang FFN adalah gangguan saluran kemih bagian bawah yang menimbulkan gejala (Lower Urinary Tract Symptoms atau LUTS).

Baca Juga: Melancong ke Maldives Sama Wijin, Nyali Gisella Anastasia Kelewat Gede Berani Renang Bareng Belasan Binatang Beracun Ini

LUTS terdiri dari berbagai gejala seperti sering buang air kecil (BAK) di siang dan/atau malam hari, sulit menahan BAK, mengompol, BAK sulit, aliran kencing terputus-putus, serta BAK mengedan dan tidak tuntas setelah BAK.

Salah satu kondisi LUTS yang sering dikeluhkan perempuan adalah overactive bladder (OAB) atau beser yang merupakan kumpulan gejala sulit menahan BAK, sering BAK di siang dan/atau malam hari, sampai mengompol.

Sebaliknya, seseorang juga bisa mengalami underactive bladder (UAB) saat berkemih yang mengakibatkan seseorang tidak bisa secara tuntas BAK atau terputus-putus saat BAK karena sulitnya mengosongkan kandung kemih.

Baca Juga: April Jasmine Minta Uang Tahunan pada sang Suami, Ustaz Solmed: Ini Orang Emang Otaknya...

Mengapa demikian?

OAB atau beser dibagi menjadi dua bagian besar yaitu OAB idiopatik, yang belum diketahui penyebabnya dan OAB neurogenik yang disebabkan karena kelainan saraf seperti stroke, penyakit Parkinson, dan kelainan tulang belakang. Beberapa teori penyebab OAB atau beser dihubungkan juga dengan proses penuaan, genetik, menopause, stres psikologis, peradangan saluran cerna, kondisi mikrobiota dalam saluran kemih, dan sumbatan saluran kemih bagian bawah seperti prolaps organ panggul pada perempuan.

OAB dapat disertai dengan gejala mengompol

Selain itu, terdapat jenis mengompol lain yang sering pada perempuan yaitu mengompol atau inkontinensia urine jenis tekanan (stresincontinence) yaitu mengompol yang timbul saat pasien batuk, bersin, tertawa, atau aktivitas fisik lainnya.

Faktor risiko lain yang dapat menyebabkan hal ini terjadi yaitu usia, menopause, riwayat persalinan normal dengan berat badan bayi lahir besar, pengangakatan rahim, dan sering mengangkat barang berat.

Baca Juga: 3 Shio Paling Cerdik, Punya Keahlian Level Dewa Padahal Hobinya Rebahan, Geraknya Diam-diam Menghanyutkan

Kondisi LUTS di atas tidak mengancam jiwa tetapi sangat memengaruhi kualitas hidup seseorang.

Aspek pekerjaan, sosial, seksual, dan kualitas tidur dapat terganggu apabila sesorang mengalami LUTS.

Penyakit urologi yang sering diderita oleh wanita "Dari beberapa jenis penyakit urologi yang ada, infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh perempuan. Sebanyak 30% wanita pernah mengalami setidaknya sekali infeksi saluran kemih dan secara global kasus infeksi saluran kemih hampir sebanyak 150 juta per tahun,” ujar Prof. Harrina.

Pada kesempatan wawancara yang dilakukan (4/4), dokter yang juga menjadi Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut menyebutkan.

Baca Juga: Satu Indonesia Ketipu, Ini Peran Penting Celine Evangelista Dibalik Pernikahan Marshel Widianto dan Cesen Eks JKT48

“Beberapa gejala yang perlu diwaspadai untuk infeksi saluran kemih adalah BAK nyeri, anyang-anyangan (merasa sering ingin BAK, tetapi yang dikeluarkan hanya sedikit-sedikit), warna urine keruh, dan berbau. Jika kondisi ini terus berlanjut, bisa jadi saat kencing akan mengeluarkan darah dan pasien mengeluhkan demam dan nyeri pinggang. Segera konsultasikan hal demikian ke dokter.”

Dampak jangka panjang penyakit urologi

Perlu diketahui, segala macam penyakit jika tidak segera dilakukan pengobatan tentunya akan berdampak buruk dan menimbulkan komplikasi yang memperparah kondisi tubuh, tak terkecuali kondisi LUTS sebagai penyakit di bidang urologi.

Segeralah berkonsultasi ke dokter apabila mulai muncul gejala LUTS seperti di atas, agar dokter dapat memeriksa dan menentukan penyebab dari gejala tersebut, mencegah komplikasi lebih lanjut dan memperbaiki kualitas hidup.

Baca Juga: Menaker: Masyarakat Jakarta Harus Paham Cara Tanggulangi Kebakaran di Area Tempat Tinggal

“Saat seorang pasien berkonsultasi nantinya akan dilakukan beberapa langkah pemeriksaan agar tatalaksana dapat dilakukan secara tepat. Langkah pertama yang dilakukan tentunya wawancara (anamnesis) dan observasi terkait dengan gejala yang dialami pasien. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan tambahan seperti uji laboratorium dan pemeriksaan pencitraan (imaging),” sebut Prof. Harrina.

“Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk diagnosis kondisi LUTS adalah pemeriksaan urodinamik yang fungsinya adalah sebagai merekam perilaku kandung kemih saat sedang diisi dan saat sedang berkemih. Data yang didapat nantinya berupa grafik yang dapat menunjukkan kapasitas kandung kemih kencing, ada tidaknya overaktivitas kandung kemih saat sedang diisi dan apakah otot kandung kemih berkontraksi dengan baik saat berkemih, serta apakah masih terdapat sisa urine setelah pasien selesai berkemih. Data yang didapat lalu dikombinasikan dengan keluhan dan kondisi klinis pasien hingga dapat menetukan rekomendasi tata laksana untuk pasien,” ujar Prof Harrina.

Dokter yang meraih gelar Ph.D. dari Hannover Medizinische Hochschule, Jerman ini menyebutkan, “Pemeriksaan urodinamik ini dapat dilakukan tanpa menginap (rawat jalan), tanpa pembiusan, dan tidak mengharuskan pasien untuk berpuasa serta dilakukan hanya sekitar 30 menit saja."

"Setelah pemeriksaan hasil dapat langsung keluar, dokter akan langsung mendiskusikan tata laksana dan setelahnya pasien dapat langsung pulang atau kembali ke dokter yang merujuk.”

Baca Juga: 50 Tahun Majalah Bobo, Yuk Rayakan Keseruannya Bersama Teman-teman Bobo dan Orang Tua di Seluruh Indonesia

Terapi yang dapat dilakukan terhadap pasien urologi fungsional

Langkah berikutnya yang biasa diambil setelah dilakukan pemeriksaan diagnostik adalah rekomendasi tata laksana.

Tata laksana untuk penyakit urologi fungsional seperti LUTS biasanya dimulai dengan terapi konservatif yaitu modifikasi gaya hidup seperti mengatur jumlah dan jenis cairan serta makanan, mengatur jadwal berkemih, menurunkan berat badan, berhenti merokok, serta mengelola penyakit peyerta seperti diabetes melitus, darah tinggi, dan asma bila ada. Selain itu, terapi fisik dan rehabilitasi juga dapat diberikan seperti latihan otot dasar panggul dan stimulasi kandung kemih.

Obat-obatan diberikan sesuai diagnosis

Pada infeksi saluran kemih diberikan antibiotik, sedangkan pada OAB atau beser diberikan obat untuk mengurangi kontraksi kandung kemih seperti anti muskarinik atau beta 3 agonis.

Baca Juga: Jelang Idul Fitri 2023, Ini 6 Amalan Sunnah yang Dianjurkan Sebelum Shalat Ied, Pakai Pakaian Terbaik

Terapi dijalankan dan diamati selama kurang lebih 12 minggu dan apabila tidak ada perbaikan pilihan terapi yang lebih invasif dapat ditawarkan.

“Persentase keberhasilan kelainan urologi fungsional adalah sekitar 60-70% dengan terapi non invasif (tanpa pembedahan). Pasien dapat menjalani terapi yang tepat karena dibantu oleh data urodinamik yang detail,” ujar Prof. Harrina.

Tips untuk mengurangi risiko terkena penyakit urologi

Untuk mengurangi risiko terkena penyakit urologi khususnya pada perempuan, Prof. Harrina juga memberikan tips sederhana yang dapat dengan mudah dilakukan, antara lain cukupi cairan dalam tubuh dengan minum air putih serta kurangi minuman yang mengandung kafein, teh, minuman kemasan, dan soda.

Baca Juga: Sempat Dituding Beda Agama, Begini Momen Prewedding Gritte Agatha dan Calon Suami di Edinburgh

Minum dengan jumlah yang cukup, tidak kurang dan tidak juga berlebihan dengan jenis minuman yang tepat.

Selain minuman, tentunya makanan yang dikonsumsi pun perlu untuk dijaga.

Profesor yang pernah meraih penghargaan dalam ajang “European Association of Urology Annual Meeting” di Barcelona ini menyebutkan agar kondisi tubuh selalu dijaga dengan memilih makanan yang tidak terlalu pedas atau terlalu asam karena bisa memicu beser.

Untuk mencegah infeksi saluran kemih yang sering pada perempuan, Prof. Harrina juga menganjurkan agar tidak sering menahan kencing, menjaga kebersihan saluran kemih, dan segera berkonsultasi ke dokter apabila dijumpai gejala-gejala infeksi.

(*)