Laporan Wartawan Grid.ID, Citra Kharisma
Grid.ID - Nindy Ayunda membantah jika dirinya telah menyembunyikan keberadaan Dito Mahendra yang kini masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO) Polri.
Sebagaimana diketahui bahwa Dito Mahendra terseret dalam kasus kepemilikan senjata dan dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Deretan panggilan dari KPK dan Bareskrim Polri telah dilayangkan pada Dito Mahendra namun yang bersangkutan tak kunjung memenuhi.
Sebagai kekasih, Nindy Ayunda pun dicurigai telah menyembunyikan keberadaan Dito Mahendra.
Oleh karenanya, Nindy ikut dipanggil polisi untuk dimintai keterangan terkait Dito.
"Nindy kami panggil pertama terkait kepemilikan senjata Dito."
"Selanjutnya hari Jumat Nindy kita panggil sebagai saksi (panggilan pertama) terkait menyembunyikan tersangka," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Puro Rahardjo, dikutip dari Tribun Seleb.com, Rabu (24/5/2023).
Lebih lanjut Djuhandhani Puro Rahardjo menjelaskan alasan Nindy Ayunda ikut dipanggil dalam kasus Dito Mahendra yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Setelah geledah kemaren kita mendapatkan pidana baru menyembunyikan tersangka yang kemaren naik sidik," tutur Djuhandhani Puro Rahardjo.
Nindy Bantah Terlibat Kasus Dito
Ditemui baru-baru ini, Nindy Ayunda mengaku tak terlibat dalam kasus TPPU dan kepemilikan senjata Dito Mahendra.
Ia pun meminta awak media untuk menunggu kejelasannya usai ia memenuhi panggilan 26 Mei nanti.
Baca Juga: Nindy Ayunda Bakal Diperiksa Diduga Terkait Menyembunyikan Dito Mahendra
"Nggak, nggak keseret lah, udah ya."
"Ya intinya saya nggak ada keterkaitan di case-nya. Pokoknya nanti tunggu sajalah."
"Tunggu saja ya, karena soalnya simpang siur beritanya ini itu ini itu," kata Nindy, dikutip dari YouTube Intens Investigasi.
Nindy pun membeberkan alasannya tak hadir di pemeriksaan pertama pada tanggal 5 Mei.
Menurut pengakuannya, kala itu surat panggilan datang di hari H pemeriksaan, sehingga ia terlanjur memiliki agenda lain.
"Waktu itu sudah ada pemanggilan tanggal 5 (Mei). Suratnya datang tanggal 5, saya dipanggil juga tanggal 5."
"Terus saya berangkat juga ke Bangkok tanggal 5."
"Kan biasanya kalau bersurat itu harusnya jauh-jauh waktu. Ini suratnya datangnya tanggal 5, saya dipanggilnya tanggal 5, makanya nggak bisa datang," ujarnya.
(*)