Find Us On Social Media :

Kejanggalan Tewasnya Advent Pratama, Disebut Sakit: Luka Robek dan Lebam

By Grid., Rabu, 23 Agustus 2023 | 15:41 WIB

Advent Pratama yang merupakan siswa SPN (Sekolah Polisi Negara) Kemiling Polda Lampung ini meninggal dunia pada Selasa (15/8/2023).

Grid.ID - Duka menyelimuti keluarga mengiringi keperian Advent Pratama Telaumbauna.

Advent Prtama yang merupakan siswa SPN (Sekolah Polisi Negara) Kemiling Polda Lampung ini meninggal dunia pada Selasa (15/8/2023).

Advent Pratama diduga kelelahan usai apel dan sempat pingsan saat masih dalam barisan.

Nahasnya Advent Pratama ternyata bercita-cita jadi anggota polisi.

Sayangnya nasib berkata lain, dia berpulang saat baru mengikuti pendidikan Bintara selama tiga minggu.

Kini kesedihan mendalam dirasakan keluarga Advent Pratama.

Keluarga Kenang Cita-cita Advent Pratama Jadi Polisi

Kesedihan mendalam dirasakan keluarga Advent Pratama Telaumbauna, siswa SPN (Sekolah Polisi Negara) Kemiling Polda Lampung yang meninggal dunia diduga kelelahan usai apel.

Pihak keluarga harus menelan pil pahit mengetahui Advent Pratama Telaumbauna meninggal dunia saat masih 3 minggu menjalani pendidikan Bintara Polri.

Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Humas Kepolisian Daerah (Polda) Lampung mengatakan bahwa Advent Pratama Telaumbanua meninggal setelah terjatuh saat apel siang, Selasa (15/8/2023).

Kristine Minggu, tante Advent mengungkapkan rasa duka usai sang keponakan meninggal dunia.

Melalui laman facebooknya, Kristine Minggu mengenang masa-masa Advent Pratama yang bercita-cita ingin menjadi polisi.

"Pada tahun 2018 kamu berangkat dari Nias tujuan Lampung Timur untuk sekolah SMA di Lampung. Berkat semangat dan kegigihan mu sehingga bisa menyelesaikan studi di SMA. Dan kamu bercita-cita ingin jadi Polisi." tulis Kristine Minggu, pada Kamis, (17/8/2023).

Tepat pada Juli lalu, keluarga mendapat kabar bahagia bahwa Advent lulus masuk Bintara Polri.

"Segala upaya dan Doa yg di lakukan orang tua dan pamanmu Rahmat Telaumbanua dan Tante Getrida Minggu serta semangat dan kerja kerasmu maka Tuhan menjawab doa⊃2; yg sudah di panjatkan. Pada bulan Juli kami dapat kabar bahwa kamu lulus Bintara,

Kemudian kamu dinyatakan sebagai Siswa Diktuk Bintara Polri gel II T.A. 2023 SPN kemiling Polda Lampung. Sebagai orang tua tentu Sangat senang anaknya bisa lulus Bintara," sambung Kristine.

Selamat Jalan Iven, Tuhan Punya Rencana Lain

Kini pendidikannya yang baru seumur jagung itu harus berhenti dijalan setelah meninggal dunia.

Tak dipungkiri, Kristine mengaku sangat bersedih hati atas meninggalnya sang keponakan.

Mengurai doa untuk Advent Pratama Telaumbauna, Kristine percaya bahwa kepergian sang keponakan merupakan rencana terbaik Tuhan.

"Tapi.... Tuhan berencana lain, hari ini kami sekeluarga sangat sedih. Jalan Tuhan tidak bisa di Selami oleh manusia, rencana Tuhan selalu yang terbaik. "Apa yang Tuhan buat, baik adanya".

Selamat jalan anak Iven Advent Pratama Telaumbanua Doa dan air mata mengiringi kepergian mu. Tuhan selalu memberikan penghiburan dan kekuatan bagi papa, mama, Paman, Tante, saudara, dan keluarga besar yg ada di Nias." kenang Kristine.

Keluarga Peluk Jenazah Advent Pratama

Diketahui, Jenazah Advent Pratama Telaumbanua tiba di rumah duka di Desa Taluzusua, Sidu Ori, Nias Selatan, Sumatera Utara.

Isak tangis mewarnai keluarga menyambut jenazah Advent Pratama Telaumbauna, siswa SPN (Sekolah Polisi Negara) Kemiling Polda Lampung.

Kerabat serta para warga turut memadati rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya siswa SPN ini.

Suara tangis langsung pecah sejumlah keluarga memeluk jenazah Advent Pratama yang sudah terbujur kaku.

Kepergian Advent Pratama Telaumbauna ini membuat para keluarga dan banyak rekan berduka.

Baru Masuk Pendidikan 3 Minggu, Advent Pratama Meninggal, Keluarga Cium Kejanggalan

Advent Pratama Telaumbauna, siswa SPN (Sekolah Polisi Negara) Kemiling Polda Lampung meninggal dunia disebut akibat kelelahan saat apel.

Penyebab kematian Advent Pratama itu tak langsung dipercaya pihak keluarga setelah ditemukan luka tak wajar di tubuh sang anak.

Diketahui, Advent Pratama Telaumbauna baru masuk pendidikan selama 3 minggu sebagai Bintara Polri Kemiling Polda Lampung.

Setelah dilakukan autopsi di RS Adam Malik Medan, ditemukan luka-luka tidak wajar di sekujur tubuh korban seperti luka sayatan di bagian jari tangan kanannya, bahkan sejumlah luka lebam di bagian tubuhnya.

Foto sejumlah luka di bagian tubuh Advent Pratama itu kini beredar di media sosial.

Foto-foto tersebut tersebar usai diposting oleh akun Facebook Mutiara J Waruwu, Sabtu (19/8/2023).

Dalam unggahan di Facebooknya itu, Mutiara menyebut siswa SPN Polda Lampung yang meninggal dunia itu adalah adiknya, yang baru 3 minggu masuk pendidikan Bintara Polri.

Pihak keluarga merasa ada kejanggalan dengan kematian korban lantaran diduga mengalami kekerasan setelah ditemukan bekas luka di tubuhnya.

Mutiara meminta agar kasus kematian adiknya yang tidak wajar tersebut segera diusut tuntas.

"Bantu viralkan, Baru 3 minggu masuk pendidikan Bintara Polri di POLDA Lampung, adk saya meninggal tidak wajar Dengan luka robek dan lebam di sekujur tubuh," tulis Mutiara J Waruwu.

"Patut diduga meninggal akibat kekerasan dan Mohon bantuan teman2 utk mem viralkan kejadian ini, ini sgt kejam tak berperilaku kemanusian, Semoga terungkap dengan terang-benderang!," sambungnya.

Meninggalnya Advent Pratama ini justru menimbulkan kecirugaan dari keluarganya yang menganggap tidak masuk akal.

Pasalnya, Ayahanda Advent, Ifon mengatakan, jika putranya tidak ada riwayat penyakit apapun yang diderita.

Namun, pihak kepolisian menyebut penyebab kematiannya disebabkan karena kelelahan.

Advent Pratama Telaumbanua, Siswa SPN Polda Lampung meninggal dunia diduga tak wajar, ada penganaiayaan, keluarga minta keadilan

Kronologi Meninggalnya Advent Pratama Versi Polisi

Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Humas Kepolisian Daerah (Polda) Lampung mengatakan bahwa Advent Pratama Telaumbanua meninggal setelah terjatuh saat apel siang, Selasa (15/8/2023).

Teman sekelas dan pengasuh yang menyaksikan insiden tersebut saat itu langsung memberikan pertolongan dan memanggil petugas medis.

Pada awalnya, Advent Pratama sadar kembali, namun kesehatannya semakin memburuk

Dia kembali pingsan, akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit.

Dokter di UGD kemudian melakukan tindakan gawat darurat, namun pada pukul 14.45 WIB, Advent Pratama dinyatakan meninggal.

Jenazah siswa bintara Sekolah Polisi Negara Polda Lampung, Advent Pratama Telaumbanua itu telah dibawa ke rumah duka di Desa Taluzusua, Kecamatan Siduari, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara.

Keluarga Dapat Informasi Advent Pratama Meninggal Karena Sakit

Keluarga awalnya mendapat informasi bahwa Advent meninggal karena sakit, dan inilah alasannya keluarga menerima kenyataan tersebut tanpa melakukan autopsi pada jenazahnya.

Pada tanggal 16 Agustus 2023 lalu, jenazah dikirim ke Sumatera Utara.

Namun, pandangan keluarga berubah setelah melihat kondisi jenazah Advent.

Mereka menemukan luka-luka yang mencurigakan di dahi, dagu, dan bibir Advent, serta perut bagian atas yang terlihat membusung.

Karena itu, keluarga memutuskan untuk melakukan autopsi di Rumah Sakit Adam Malik, Medan.

Awalnya, mereka ditawarkan untuk melakukan autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara, tetapi keluarga menolak karena khawatir kurang netral.

Dugaan adanya tindak kekerasan diperkuat oleh informasi dari teman Advent yang mengindikasikan bahwa penyiksaan telah dilakukan oleh lebih dari satu orang.

Kapolda Lampung Bentuk Tim Khusus

Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika membentuk tim khusus untuk mencari titik terang peristiwa meninggalnya siswa di SPN Kemiling, Polda Lampung.

"Tim khusus akan bertugas untuk melakukan penyelidikan secara mendalam tentang terjadinya peristiwa tersebut dan kegiatan ini akan dilakukan secara transparan," ujar Kepala Polda Lampung Irjen Pol Helmy Santika, Senin (21/8/2023).

"Apapun hasilnya akan disampaikan ke publik," sambung kapolda.

Atas kejadian tersebut Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika membentuk tim guna mengusut tuntas atas peristiwa meninggalnya siswa SPN.

Kapolda menunjuk Wakapolda Lampung Brigjen Pol Umar Effendi selaku ketua tim dengan beranggotakan Irwasda, Direskrimum, Karo SDM, Kabid Propam dan Kabid Dokkes.

Polda Lampung Periksa 30 Saksi Pasca Kematian Siswa SPN Kemiling

Polda Lampung telah memeriksa 30 saksi pasca kematian APT, siswa SPN Kemiling.

"Kami sampai saat ini telah memeriksa 30 saksi dalam perkara kematian SPN Kemiling," kata Kabid Humas Polda Lampung Umi Fadillah Astutik, Selasa (22/8).

Ia menjelaskan pihaknya juga telah melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut.

Saksi yang telah diperiksa, menurutnya, merupakan pihak yang dianggap telah mengetahui, dan berada di lokasi saat kejadian.

"Kami juga telah membentuk tim khusus dengan Wakapolda Lampung Brigjen Pol Umar Effendi sebagai ketua," kata Kombes Pol Umi.

Ia mengatakan, pihaknya dalam penyelidikan belum menemukan ada unsur penganiayaan.

"Kami belum menemukan ada indikasi penganiayaan kepada korban tersebut," kata Kombes Pol Umi.

Henti Jantung

Dokter Rumah Sakit (Rumkit) Bhayangkara Polda Lampung telah melakukan tiga siklus Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau upaya untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan pernapasan kepada APT, siswa Pendidikan Pembentukan Bintara SPN (Diktuba SPN) Kemiling.

Dokter RS Bhayangkara dr Andriani mengatakan, meski pihaknya sudah melakukan upaya dengan RJP, akan tetapi APT termasuk ke dalam kategori koma dan dinyatakan henti jantung dan napas.

"Jadi untuk penyebabnya atau diagnosa meninggalnya APT tersebut karena henti jantung dan henti napas," kata dr Andriani, saat menyampaikan keterangannya pada konferensi pers di Mapolda Lampung, pekan lalu.

Ia mengatakan, dokter RS Bhayangkara tidak melakukan autopsi karena pihak keluarga APT telah menerima kenyataan.

"Kami tidak melakukan autopsi karena alasan pihak keluarga telah menerima hasil diagnosa tersebut," kata dr Andriani.

Pemeriksaan lanjutan bisa didapatkan pada pemeriksaan bagian dalam tubuh atau autopsi.

"Keluarga yang mewakili di Lamtim dan orang tua berada di Nias menyetujui. Keluarga menyatakan penolakan dan menganggap kejadian ini lumrah karena sakit," kata dr Andriani.

Ia melanjutkan, pihak keluarga juga sudah membuat surat penolakan untuk tidak melakukan pemeriksaan lanjutan. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul Kejanggalan Tewasnya Advent Pratama, Cita-cita jadi Polisi Kandas, Disebut Sakit: Luka Robek & Lebam