Find Us On Social Media :

Negara ASEAN Dapat Sahabat Baru, Kukuhkan Sejumlah Kerja Sama Strategis

By Fathia Yasmine, Kamis, 7 September 2023 | 11:38 WIB

Menlu Retno Marsudi dalam konferensi pers KTT ASEAN ke-43.

Grid.ID -- Presidensi Indonesia pada KTT ASEAN 2023 menghasilkan banyak perspektif baru dan kesepakatan baru bagi kemajuan serta masa depan ASEAN. 

Pada KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo yang diselenggarakan 9-11 Mei 2023 dan KTT ASEAN ke-43 di DKI Jakarta pada 5-7 September 2023, misalnya. Dari dua konferensi tersebut dihasilkan kesepakatan kerja sama di dalam dan antarkawasan Indo-Pasifik. 

ASEAN mendapat "sahabat baru" untuk mendorong kemajuan kawasan, seperti Asosiasi Negara-Negara Pesisir Samudra Hindia (IORA) dan Pacific Island Forum (PIF). 

Dalam gelaran ASEAN Foreign Ministers' Meeting (AMM) atau Pertemuan Menteri-Menteri Luar Negeri (Menlu) se-ASEAN di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin, (4/9/2023), terjadi kesepakatan antara ASEAN dengan dua organisasi tersebut. 

Kerja sama akan menjadikan ASEAN yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar ke-5 di dunia semakin kuat. Seperti diketahui IORA yang dibentuk pada 7 Maret 1997 beranggotakan 23 negara. Selain negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, Singapura, dan Indonesia, asosiasi ini juga termasuk Australia, Prancis, dan Uni Emirat Arab.

IORA pun memiliki sejumlah mitra dialog seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan, dan China. Saat ini, Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan, Salman Al Farisi menjabat Sekretaris Jenderal IORA. Asosiasi ini diketuai oleh Menlu Bangladesh Abdul Momen. 

Baca Juga: Siapkan Diri Sebagai Tuan Rumah KTT ASEAN ke-43, Jakarta Berbenah

Dubes Salman mewakili IORA menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) antarsekretariat dengan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn.

Terdapat beberapa area prioritas kerja sama, di antaranya bidang maritim, konektivitas antarkawasan, pembangunan berkelanjutan, ekonomi biru, ekonomi hijau, ekonomi digital, dan manajemen mitigasi bencana.

Selain itu, ada kerja sama lain yang ditandatangi oleh Sekjen ASEAN bersama Wakil Sekjen PIF Esala Nayasi yang merupakan diplomat senior Kementerian Luar Negeri Fiji.  

Kerja sama tersebut bertujuan menyatukan sumber daya setempat dan menyatukan kebijakan guna mencapai pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan, tata kelola pemerintahan yang baik, dan keamanan. 

PIF merupakan organisasi kawasan yang menaungi 18 negara di utara dan selatan Samudra Pasifik. Pembentukannya digagas oleh Selandia Baru pada 1971. Sejak 2001, Indonesia telah menjadi mitra dialog PIF yang saat ini diketuai oleh Kepulauan Cook. 

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama antara ASEAN dan IORA serta PIF disaksikan oleh Menlu Retno Marsudi dan Perdana Menteri Kepulauan Cook Mark Brown. 

Pada kesempatan itu Menlu Retno Marsudi menyatakan, negara-negara di Samudra Hindia dan Pasifik adalah bagian tidak terpisahkan dari kawasan Indo-Pasifik. ASEAN dan negara-negara di Samudra Hindia dan Pasifik harus bekerja sama menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan. 

"Apapun yang terjadi di kawasan ini akan berpengaruh kepada kita semua. Harus diingat, jika ingin jalan cepat, jalanlah sendiri. Tapi jika ingin jalan jauh, jalanlah bersama-sama. Saya yakin kita semua ingin jalan jauh," ujar Menlu Retno menurut keterangan tertulis, Kamis (7/8/2023).

Penandatanganan Traktat Persahabatan dan Kerja Sama 

Tak hanya pendandatangan kerja sama dengan IORA dan PIF, pada hari yang sama ditandatangani juga Traktat Persahabatan dan Kerja Sama atau Treaty of Amity and Cooperation (TAC) oleh tiga negara, yakni Serbia, Panama, dan Kuwait. 

Serbia diwakili Menlu Ivica Dacic yang merupakan Wakil Perdana Menteri, kemudian Panama diwakili Menlu Vladimir Franco, serta Kuwait diwakili Wakil Menlu Sheikh Jarrah Jaber Al-Ahmad Aljabeer Al-Sabah. 

Serbia, Panama, dan Kuwait, masing-masing menjadi negara ke-52, 53, dan 54 yang mengaksesi TAC, sebuah traktat yang dicetuskan pada KTT ASEAN 1976. Pada Juli 2023, Arab Saudi juga telah menyepakati TAC.

Baca Juga: Tembus 3 Digit, Berapa Gaji Rara Sang Pawang Hujan yang Kini Beraksi di KTT Asean ke-42 Labuan Bajo?

Sebagai informasi, TAC adalah pakta kerja sama dan nonagresi antar negara-negara ASEAN dan para mitranya. Tujuan dari perjanjian ini adalah untuk mempromosikan perdamaian, persahabatan, dan kerja sama di antara bangsa-bangsa Asia Tenggara. 

TAC diharapkan dapat menciptakan kekuatan, solidaritas, dan hubungan yang lebih erat. Dengan penandatangan traktat tersebut, para negara yang terikat dalam TAC harus berpedoman pada prinsip-prinsip dasar yang ditentukan. 

Prinsip dasar tersebut, antara lain saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, persamaan, keutuhan wilayah, dan identitas nasional semua bangsa.

Negara yang menandatangani TAC juga harus menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan pendirian nasionalnya yang terbebas dari campur tangan, penyerangan, atau paksaan dari pihak luar, serta penyelesaian perbedaan atau perselisihan dengan cara damai.

“Selama bertahun-tahun, TAC telah memainkan peran penting sebagai norma dan prinsip kolektif untuk mendorong hubungan baik, kebiasaan dialog, dan hidup berdampingan secara damai di kawasan,” kata Menlu Retno.

Seluruh negara Anggota Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menandatangani TAC, yaitu China pada 2003, Rusia pada 2004, Prancis pada 2007, Amerika Serikat pada 2009, dan Inggris pada 2012. Dari seluruh negara anggota G20, hanya dua negara yang belum menandatangani TAC, yaitu Italia dan Meksiko.