Find Us On Social Media :

Gagal Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Begini Lika-liku Perjalanan Politik Sandiaga Uno, dari Tinggalkan Gerindra Lalu Gabung PPP

By Grid., Jumat, 20 Oktober 2023 | 20:13 WIB

Gagal Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Begini Lika-liku Perjalanan Politik Sandiaga Uno, dari Tinggalkan Gerindra Lalu Gabung PPP

Grid.ID - Politikus Sandiaga Uno diketahui gagal jadi cawapres Ganjar Pranowo.

Begini lika-liku perjalanan politik Sandiaga uno yang tak banyak orang tahu.

Sandiaga Uno putuskan tinggalkan Gerindra lalu gabung ke Partai PPP.

Sandiaga Salahuddin Uno urung melaju ke panggung Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Sebelumnya, nama Sandiaga masuk bursa calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.

Manuver Sandi hengkang dari Partai Gerindra dan bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pun disinyalir sebagai upaya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu mendapat kursi calon RI-2.

Namun, pada akhirnya, bukan Sandi yang dipilih jadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar, melainkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

Kiprah politik

Sandiaga mengawali karier politiknya dengan bergabung bersama Partai Gerindra pada 2015. Sebelumnya, dia dikenal sebagai seorang pengusaha.

Belum genap dua tahun menggeluti politik, ia melenggang ke panggung Pilkada 2017, mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta, mendampingi Anies Baswedan.

Anies dan Sandi berhasil keluar sebagai pemenang dan dilantik sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Namun, baru sekitar sepuluh bulan menjabat sebagai Jakarta-2, tepatnya Agustus 2018, Sandi pamit undur diri. Dia hendak mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melaju ke panggung Pilpres 2019 sebagai cawapres.

Baca Juga: Bukti Sandiaga Uno Ganteng Sejak Dini, Wajahnya saat Masih Muda Bikin Terpana, Menparekraf Ternyata Raih Beasiswa ke Luar Negeri

Bersamaan dengan itu, Sandi hengkang dari Gerindra. Langkah ini merupakan permintaan langsung Prabowo.

Manuver tersebut dilakukan agar Sandi bisa diterima oleh dua parpol pengusungnya pada Pilpres 2019, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Jika Sandi tetap bersama Gerindra, capres-cawapres koalisi tersebut akan sama-sama berasal dari partai berlambang garuda itu.

Bersama Prabowo, Sandi pun berlaga di panggung Pilpres 2019. Namun, saat itu, dirinya dan Prabowo gagal lantaran kalah suara dari petahana Joko Widodo yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin.

Gagal jadi RI-2, nama Sandi tak banyak terdengar usai Pilpres 2019. Namun, Oktober 2019, dia kembali bergabung dengan Gerindra.

Akhir 2020, Sandi menyusul Prabowo, bergabung ke pemerintahan Jokowi. Tepat 22 Desember 2020, ia diumumkan oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Kabinet Indonesia Maju, menggantikan Wishnutama.

Tinggalkan Gerindra

Delapan tahun berkiprah bersama Gerindra, pada April 2023, Sandiaga memutuskan hengkang dari partai yang telah membesarkan namanya. Padahal, Sandi menduduki jabatan strategis di tubuh partai pimpinan Prabowo Subianto tersebut, sebagai wakil ketua dewan pembina.

Dua bulan kemudian, tepatnya 14 Juni 2023, Sandi bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Jabatannya di partai Kabah pun tak kalah moncer.

Sandi langsung ditugaskan menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) dengan tugas pokok pemenangan PPP dalam pemilu legislatif, pemilu presiden dan wakil presiden, serta pemilihan kepala daerah 2024.

Tak hanya itu, oleh PPP, Sandi diusulkan sebagai bakal cawapres pendamping bakal capres PDI-P, Ganjar Pranowo. Keputusan itu diambil melalui Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VI PPP yang digelar Sabtu (17/6/2023).

Baca Juga: Sah, Putri Sandiaga Uno Resmi Menikah di New York, Kecantikan Atheera dalam Kebaya Warna Biru Sukses Bikin Pangling, Intip Potretnya

Memang, tak lama setelah Ganjar diumumkan sebagai bakal capres PDI-P pada April 2023, PPP menyatakan dukungannya buat mantan Gubernur Jawa Tengah itu.

“Mengusulkan Bapak Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi calon presiden Ganjar Pranowo dalam Pemilu 2024,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP Arwani Thomafi dalam rapimnas.

PPP sempat optimis Sandi bakal dipilih jadi cawapres Ganjar. Meski demikian, partai yang dimotori Muhamad Mardiono tersebut mengaku tak memaksakan duet keduanya.

Sandi sendiri mengaku akan tetap mendukung Ganjar dan tak meninggalkan PPP sekalipun ia tidak dipilih jadi bakal cawapres.

"Saya all out akan mendukung Pak Ganjar, ini sudah diputuskan Rapimnas 5 dan 6 kegiatan-kegiatan ini terus kita dorong," ujar Sandi saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (2/10/2023).

Tak dipilih

Sejak lama, sejumlah nama memang santer disebut di bursa cawapres Ganjar. Selain Sandi, ada sosok Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, hingga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

Nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa juga sempat masuk radar cawapres Ganjar.

Dari sejumlah nama yang beredar, sosok Mahfud MD yang akhirnya dipilih jadi calon RI-2. Mahfud diumumkan sebagai cawapres Ganjar langsung oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, pada Rabu (18/10/2023).

“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, maka calon wakil presiden yang dipilih oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang akan mendampingi Bapak Ganjar Pranowo adalah Bapak Prof Dr Mahfud MD,” kata Megawati di kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2023).

Megawati mengaku sudah berdiskusi dengan para ketua umum partai politik koalisi pendukung Ganjar sebelum memutuskan nama Mahfud sebagai cawapres. Ada sejumlah alasan yang membuat Mega yakin menyandingkan Ganjar dengan Mahfud.

Baca Juga: Masya Allah Sosok Menantu Sandiaga Uno Bukan Orang Sembarangan, Punya Profesi Mentereng di AS, Pantas Mampu Beri Mahar Fantastis

Katanya, Mahfud adalah sosok intelektual yang mumpuni. Ini terbukti dari pengalaman Mahfud menjabat di lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Di legislatif, Mahfud pernah menduduki jabatan sebagai anggota DPR RI. Di lembaga yudikatif, Mahfud berpengalaman sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).

Lalu, sejak 2019, Mahfud dipercaya mengemban jabatan eksekutif sebagai Menko Polhukam Kabinet Indonesia Maju. Di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Mahfud juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan, juga Menteri Kehakiman dan HAM.

“Seorang sosok intelektual yang mumpuni,” ucap Mega.

Alasan lain, menurut Mega, Mahfud memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum. Modal yang dimiliki Mahfud ini sejalan dengan agenda PDI-P untuk melakukan reformasi hukum di Tanah Air.

“Prof Mahfud juga dikenal rakyat sebagai pendekar hukum dan pembela wong cilik,” kata Mega.

Dengan dipilihnya Mahfud sebagai cawapres Ganjar, pupus sudah harapan Sandiaga menjadi calon RI-2 pada pilpres kali ini. Meski demikian, Sandi tetap menegaskan dukungannya buat Ganjar dan Mahfud.

"Selamat berjuang dan insya Allah hari yang bersejarah ini akan membawa kita menuju Indonesia emas, sejahtera, adil dan makmur, baldatun tayyibatun warobun gofur," katanya usai menghadiri pengumuman pasangan Ganjar-Mahfud di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono menyebut, Sandiaga akan masuk dalam Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Katanya, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu akan mengisi posisi dewan pakar.

"Masuk (TPN), masuk, (sebagai) Dewan Pakar," kata Mardiono di Kantor KPU, Jakarta, Kamis (19/10/2023).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Jalan Politik Sandiaga: Tinggalkan Gerindra dan Gabung PPP, Gagal Jadi Cawapres Ganjar

(*)