Find Us On Social Media :

Keluarga Bongkar Kejanggalan Penyelidikan Kasus Pembunuhan Mahasiswa di Bali, Deretan Pengacara Ini Tawarkan Bantuan Hukum

By Annisa Marifah, Kamis, 23 November 2023 | 15:49 WIB

Keluarga Bongkar Kejanggalan Penyelidikan Kasus Pembunuhan Mahasiswa di Bali, Deretan Pengacara Ini Tawarkan Bantuan Hukum

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah

Grid.ID - Kasus pembunuhan seorang mahasiswa PTS di Bali membuat masyarakat pilu.

Bagaimana tidak, mahasiswa itu ditemukan meninggal dunia dengan kondisi yang mengenaskan.

Dilansir Grid.ID dari aku Instagram @monalisanababan_ pada Kamis (23/11/2023), keluarga korban membeberkan sejumlah kejanggalan dalam penyilidikan atas kasus pembunuhan sang adik.

Kakak korban mengungkap identitas sang adik dan bagaimana kondisi korban ditemukan saat meninggal dunia.

Aldi Sahilatua Nababan, korban dalam dugaan pembunuhan ini adalah mahasiswa di Elisabeth International Bali.

Kamar kost di Nusa Dua Koi Kos, Gang Kunci, Jalan By Pass Ngurah Rai No.23, Benoa, Kuta Selatan, Kab Badung, Kuta Selatan, Bali menjadi lokasi di mana Aldi Sahilatua Nababan ditemukan meninggal dunia.

Kondisi Aldi pun diungkap sang kakak, tubuhnya lebam, dan darah mengalir dari mulut serta hidung, engsel siku tangan juga bergeser.

Tak hanya itu saja, alat k*lam*n Aldi juga pecah.

Baca Juga: Minta Dikirim Uang Makan Sebelum Tewas, Mahasiswa di Bali Sempat Pinjam Motor Anak Bapak Kos

"Alat kel*m*n pecah dan mengeluarkan darah, sekujur tubuh lebam, mulut dan hidung mengeluarkan darah, engsel siku tangan bergeser," tulis sang kakak.

"Kasus ditangani POLSEK KUTA SELATAN dan POLRESTABES DENPASAR," sambungnya.

Kejanggalan atas kasus ini juga diungkap oleh kakak korban, di mana keluarga tak diperbolehkan melihat proses autopsi jenazah korban.

"Sekarang jenazah sedang di autopsi di RS Bhayangkara Medan, tapi dari PIHAK KELUARGA TIDAK DIPERBOLEHKAN IKUT MENYAKSIKAN PROSES AUTOPSI," tulis sang kakak.

Permintaan untuk memilih dokter dalam autopsi jenazah dari keluarga korban juga ditolak oleh dokter forensik.

Keluarga juga tak diperbolehkan mendokumentasikan jenazah.

"Sementara kami pihak keluarga sudah memberi opsi untuk diwakilkan dokter yang ditunjuk keluarga tapi tidak diterima oleh DOKTER FORENSIK DESI dah bahkan ruangan bedah dikunci rapat dan dikawal penjaga," tulis kakak korban.

"Kami tidak diperbolehkan mendokumentasikan jenazah dari mulai pembukaan peti sampai di autopsi," sambungnya.

Kejanggalan dalam penyelidikan atas kasus pembunuhan ini pun membuat keluarga menuntut keadilan.

Baca Juga: Viral Mahasiswa Tewas Mengenaskan di Bali, Alat Kelamin Pecah, Darah Ngalir sampai Teras Kamar

"Saya MONALISA NABABAN sebagai kakak kandung dan seluruh keluarga besar Aldi memohon dengan sangat kepada BAPAK PRESIDEN JOKOWI DAN BAPAK KAPOLRI untuk menangkap dan menghukum seberat-beratnya yang membunuh adik saya Aldi," tulis kakak korban.

Dalam kolom komentar, sejumlah pengacara menawarkan bantuan hukum untuk keluarga korban.

Ronny Talapessy hingga Hotman Paris mengaku siap membantu proses hukum ini.

"Saya siap bantu saya bisa minta kontak ya? Terima kasih," tulis Ronny Talapessy.

"Hallo kaka, izin bisa dm nomor yg bs di hub kak? Krna team hotman mau hub kaka," tulis akun @yolo_ineee.

Melansir Tribun-medan.com, Monalisa Nababan juga memberikan pernyataannya atas kasus pembunuhan adiknya.

Keluarga mengaku menerima kabar bahwa adiknya meninggal dunia pada Sabtu (18/11/2023).

"Kami dapat kabar hari Sabtu jam sembilan pagi," kata Monalisa kepada Tribun-medan, Rabu (22/11/2023).

Monalisa mengungkap kondisi adiknya saat ditemukan meninggal dunia.

"Alat kelamin pecah dan mengeluarkan darah, sekujur tubuh lebam, mulut dan hidung mengeluarkan darah, engsel siku tangan bergeser. Darahnya mengalir sampai ke teras Kostan," kata Monalisa.

Monalisa mengungkap bahwa keluarga bermusyawarah untuk membawa pulang jasad korban karena ada isu bahwa proses autopsi dipersulit di Bali.

"Awalnya keluarga berembuk dulu untuk di autopsi karena ada kejanggalan dari awal, tapi karena ada isu dipersulit di sana. Jadi kami pikir dari pada lama menunggu, mending di pulangkan dulu," kata Monalisa.

(*)