Find Us On Social Media :

Innalillahi, Bocah SD di Pekalongan Nekat Gantung Diri Gara-gara Hp Disita Orang Tua, Sang Ibu Histeris Lihat Jasadnya

By Nindya Galuh Aprillia, Jumat, 24 November 2023 | 11:05 WIB

Bocah SD di Pekalongan Nekat Gantung Diri Gara-gara Hp Disita Orang Tua

Grid.ID - Kejadian miris bocah SD di Pekalongan gantung diri telah menyedot perhatian masyarakat.

Bukan tanpa alasan, bocah berumur 10 tahun itu nekat mengakhiri hidup lantaran ditegur orang tua soal penggunaan hp di rumah.

Kejadian nahas ini pun menjadi sebuah peringatan bagi orang tua untuk lebih memperhatikan anak-anak di tengah era digitalisasi seperti saat ini.

Melansir Tribun Jateng, Jumat (24/11/2023), kejadian miris ini terjadi di Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan.

Kasat Reskrim Polres Pekalongan AKP Isnovim membenarkan adanya kejadian tersebut.

"Betul, itu kejadiannya kemarin sore. Kami mendapatkan laporan sekitar pukul 16.00 WIB," kata AKP Isnovim.

Peristiwa ini terjadi, ketika korban yang baru kelas 5 SD sedang bermain handphone.

Orang tua korban yang melihat anaknya selalu bermain gadget kemudian meminta handphone tersebut.

Setelah itu, korban masuk kamar dan menguncinya dari dalam.

Saat sore hari, sang ibu yang hendak mengingatkan anaknya untuk pergi mengaji justru menemukan pemandangan yang tak terduga.

Baca Juga: Pilu Kisah Wanita di Padang Gantung Diri karena Tak Direstui Nikah dengan Abdi Negara, Pihak Pria Minta Duit Rp 500 Juta

"Sore hari ibu korban mengetuk pintu bermaksud membangunkan korban untuk pergi mengaji, akan tetapi tidak dijawab oleh korban."

"Lalu ibu korban mengintip dari celah pintu dan melihat korban sudah menggantung di jendela kamar dengan menggunakan selendang," jelas AKP Isnovim.

Seketika itu juga sang ibu berteriak histeris.

Dengan segala tekat kuat ia berusaha masuk ke kamar anaknya melalui jendela.

"Saat ditemukan, korban sudah tergeletak di kasur dengan tali masih menempel di leher," lanjutnya.

Isnovim mengungkapkan korban langsung dibawa ke Puskesmas Doro 1 setelah berhasil diturunkan.

Setelah diperiksa oleh petugas puskesmas, korban dinyatakan meninggal dunia.

"Dari hasil pemeriksaan ditemukan, luka seperti jeratan di leher, pupil mata melebar, keluar fases dari anus korban, badan kaku dan pucat," kata Isnovim.

Diknas Ikut Turun Tangan

Dilansir Grid.ID dari Tribun Trends, Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan, Ipung Sunaryo mengatakan, ia sudah mendapatkan informasi tersebut pada malam harinya.

Baca Juga: Wanita Muda Bunuh Diri Diduga Gegara Dimintai Uang Japuik Rp 1,5 M, Pihak Calon Pengantin Pria Bantah Tudingan dan Bongkar Hal Ini

"Saat itu, kita langsung ke sana untuk memastikan kabar tersebut."

"Ternyata kejadian tersebut benar adanya," katanya.

Ipung pun berharap peristiwa tersebut adalah pertama dan terakhir yang terjadi di Kabupaten Pekalongan.

"Keterangan dari para guru, korban anaknya ceria, di sekolah pun tidak ada persoalan apapun, dan bermain bersama teman-temanya," ujar Ipung.

Menurutnya, peristiwa itu terjadi karena emosional sesaat anak, dan tanpa bisa memikirkan akibatnya.

"Pasca kejadian ini, menjadi PR kita semua, tidak hanya guru, peran orang tua, lingkungan, sangat penting untuk sedikit demi sedikit memberikan edukasi yang ramah pada anak-anak, agar tidak candu dalam bermain handphone hingga melupakan segalanya," tandas Ipung.

Bahaya Anak Sering Main Handphone

Keseringan menggunakan handphone dapat memiliki beberapa dampak negatif pada perkembangan anak. Beberapa potensi bahaya termasuk:

1. Gangguan Kesehatan Fisik

Anak-anak yang terlalu sering menggunakan handphone dapat mengalami masalah kesehatan fisik, seperti masalah penglihatan karena terlalu lama menatap layar, gangguan tidur karena penggunaan handphone sebelum tidur, dan masalah postur tubuh karena posisi yang tidak baik saat menggunakan handphone.

Baca Juga: Fuji Kecopetan di Belgia, Panik Sampai Lemas Gegara HP, Dompet, Paspor Digondol Maling: Mau Nangis

2. Gangguan Kesehatan Mental

Penggunaan handphone yang berlebihan juga dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan isolasi sosial.

Anak-anak mungkin menghabiskan terlalu banyak waktu online, mengorbankan waktu yang seharusnya dihabiskan untuk berinteraksi secara langsung dengan teman-teman dan keluarga.

3. Kurangnya Aktivitas Fisik

Anak-anak yang terlalu asyik dengan handphone mungkin kurang tertarik untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik.

Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas dan kelebihan berat badan.

4. Akses ke Konten Tidak Sesuai

Tanpa pengawasan yang baik, anak-anak dapat mengakses konten yang tidak sesuai untuk usia mereka.

Hal ini dapat mencakup konten kekerasan, pornografi, atau perilaku berbahaya lainnya.

5. Pengaruh Negatif pada Konsentrasi dan Pembelajaran

Baca Juga: Viral Oknum Pramugara Intip Rok Penumpang Pesawat, Taruh HP di Lantai dan Pura-Pura Lakukan Hal ini

Penggunaan handphone yang berlebihan dapat mengganggu konsentrasi anak-anak dan memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar.

Mereka mungkin cenderung lebih fokus pada permainan atau media sosial daripada tugas sekolah atau kegiatan belajar lainnya.

Untuk mengatasi bahaya ini, penting bagi orang tua untuk memberikan batasan waktu penggunaan handphone, memantau konten yang diakses anak-anak, dan mendorong mereka untuk terlibat dalam aktivitas fisik dan sosial di dunia nyata.

Pendidikan tentang penggunaan yang sehat dan bertanggung jawab terhadap teknologi juga penting agar anak-anak dapat mengembangkan kebiasaan yang positif sejak dini.

(*)