Find Us On Social Media :

Soeharto Ternyata Punya Buku Khusus Selama Menjabat Sebagai Presiden, Mantan Kapolri ini Berani Bongkar Isinya

By Ulfa Lutfia Hidayati, Selasa, 2 April 2024 | 18:32 WIB

Jadi Saksi Kejayaan Soeharto, Begini Kondisi Rumah Keluarga Cendana Sekarang, Sepi dan Terbengkalai

Grid.ID - Soeharto merupakan sosok yang hidupnya tak lepas dari sorotan.

Bahkan hingga kini, keturunan Soeharto masih menjadi perbincangan publik.

Kehidupan Soeharto yang pernah menjabat sebagai presiden Indonesia selama 32 tahun menyisakan banyak kisah menarik.

Salah satunya keberadaan buku khusus milik Soeharto.

Seorang mantan Kapolri ternyata pernah mengungkap isi buku khusus Soeharto tersebut.

Ia bahkan dibuat terpana dengan isi yang tertulis di dalamnya.

Melansir Kompas.com, Presiden Soeharto meninggal dunia pada 27 Januari 2008 lalu.

Menjabat selama 32 tahun tentu membuat Soeharto sangat dikenal masyarakat luas.

Segala kinerja dan kehidupan pribadinya pun sering dikulik karena terus membuat banyak orang penasaran.

Baca Juga: Adu Gaya Selvi Ananda Vs Titiek Soeharto di Acara Ultah Putra Prabowo Subianto, Tampil Cetar bak Sosialita, Siapa Paling Elegan?

Salah satunya terkait buku khusus milik Soeharto yang sudah sangat legendaris.

Dikutip dari Tribun Jatim, isi buku khusus milik Soeharto saat menjadi presiden dibongkar seorang mantan Kapolri.

Mantan Kapolri itu menyebut, buku khusus Soeharto saat menjadi presiden itu sampai diberi daftar urut.

Apa isi buku khusus milik Soeharto itu?

Memimpin selama 32 tahun, sosok Soeharto menyisakan kenangan bagi para mantan ajudannya.

Satu di antaranya adalah Sutanto, yang juga pernah menjadi Kapolri pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dalam buku, "Pak Harto The Untold Stories", Sutanto memang mengakui pernah menjadi ajudan Soeharto.

Sutanto menjadi ajudan Soeharto pada tahun 1995 hingga 1998.

Selama menjadi ajudan, Sutanto menyebut Soeharto sebagai seorang pemimpin yang memiliki prinsip dan konsisten.

Baca Juga: Nasib Pilu Cucu Soeharto Tiga Kali Kawin Cerai, Nyesek Uang Rp2 Triliun Dibawa Kabur Mantan Suami

Menurutnya, selama menjabat sebagai presiden, keputusan Soeharto tidak ada yang bertentangan satu sama lainnya.

Sutanto mengungkapkan, hal itu tidak lepas dari adanya buku khusus yang dimiliki Soeharto.

Buku itu berisi berbagai hal yang penting secara sistematis.

Termasuk setiap masukan atau keputusan juga dicatat dalam buku khusus tersebut.

"Bahkan Pak Harto memberi daftar urut dan memisahkan bagian per bagian berdasarkan siapa menterinya atau apa topik permasalahannya," kata Sutanto.

Sehingga, atas bantuan catatan dalam bukunya itulah Soeharto mampu melihat sejumlah persoalan.

"Dibantu dari buku itulah, Pak Harto sebagai presiden dan kepala negara bisa melihat kemajuan atau progres berbagai masalah yang tengah dihadapi oleh pemerintah," lanjut Sutanto.

Sutanto pun menyebut Soeharto sebagai seorang administrator yang baik dan teliti.

Latar Belakang Soeharto dari Keluarga Miskin

Baca Juga: Bukan Titiek Soeharto, Prabowo Subianto Ternyata Idamkan Sosok ini yang Bakal Jadi Ibu Negara, Sungguh Tak Disangka

Keturunan Soeharto sering disebut sebagai keluarga Cendana dikenal karena termasuk konglomerat.

Kekayaan keluarga Cendana disebut-sebut bernilai fantastis.

Tapi siapa sangka, justru Soeharto lahir dari keluarga petani miskin.

Soeharto berasal dari keluarga petani miskin yang tinggal di desa.

Ayahnya bernama Kertosudiro dan ibunya bernama Sukirah.

Ketika Soeharto masih bayi, ayahnya menceraikan ibunya dan menikah lagi dengan seorang wanita lain.

Soeharto kemudian diasuh oleh kakak perempuan ayahnya.

Soeharto tidak pernah mengetahui siapa ayah kandungnya, meskipun ada spekulasi bahwa dia adalah anak dari seorang bangsawan dari trah Hamengkubowono II.

Soeharto selalu menolak spekulasi ini dan mengklaim bahwa dia hanyalah anak desa biasa.

Baca Juga: Cantiknya Titiek Soeharto saat Masih Muda, Foto yang Jarang Terekspos ini Jadi Buktinya, Pantas Prabowo Subianto Kepincut

Soeharto menempuh pendidikan dasar di sekolah rakyat di desanya.

Dia kemudian melanjutkan ke sekolah lanjutan pertama di Wuryantoro, Wonogiri, tetapi tidak tamat karena harus berhenti untuk membantu keluarganya.

Pada tahun 1940, Soeharto mendaftar ke sekolah militer di Gombong, Jawa Tengah, dan lulus sebagai siswa terbaik dengan pangkat kopral.

Setelah itu karier militernya melejit hingga akhirnya ia berhasil menggantikan kepemimpinan Soekarno dan menjadi presiden Indonesia selama 32 tahun.

(*)