Laporan Wartawan Grid.ID, Ines Noviadzani
Grid.ID - Kasus korupsi yang menyeret nama Harvey Moeis, suami dari Sandra Dewi masih menyita perhatian publik.
Kasus korupsi yang ditaksir telah merugikan negara sebesar Rp 271 triliun itu belum kunjung usai.
Buntut sang suami yang jadi salah satu tersangka kasus itu membuat nama Sandra Dewi ikut terseret.
Melansir dari laman Kompas.com, beberapa waktu lalu sang aktris telah penuhi panggilan Kejagung guna melakukan pemeriksaan sebagai saksi.
Statusnya sebagai istri dari tersangka korupsi pun menjadi bahan perbincangan.
Seorang pakar hukum Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar memberikan penjelasannya.
Diketahui dalam hukum pidana dikenal beberapa pengertian pelaku.
Pelaku dapat sebagai peserta, penyuruh, pembujuk dan lainnya.
Sementara pelaku pembantu diketahui sebagai seseorang yang membantu melakukan, memberi bantuan, kesempatan, maupun informasi yang telah diatur dalam Pasal 56 KUHP.
"Dalam konteks korupsi timah yang melibatkan tersangka Harvey Moeis, maka jika Sandra Dewi memenuhi kualifikasi yang saya sebut di atas, artinya dia juga menyertai suaminya dalam bisnis itu, memberi bantuan agar bisnis itu berjalan," ujarnya.
Hal lain yang menjadi sorotan adalah ekspresi Sandra Dewi saat datang penuhi panggilan Kejagung sebagai saksi.
Sandra Dewi tampak tersenyum dan berjalan penuh percaya diri.
Dilansir dari Tribun Seleb, seorang pakar mikro ekspresi, Kirdi Putra ikut memberikan tanggapan terkait ekspresi sang aktris saat sambangi Kejagung beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan Sandra Dewi menunjukkan ekspresi percaya diri.
"Buat saya, Sandra Dewi menunjukkan ekspresi percaya diri, ditandai dengan senyuman dia," ujar Kirdi.
Lebih lanjut Kirdi mengatakan tak ada ekspresi ketakutan dari Sandra Dewi.
"Nggak ada tuh ketakutan, sedih dan sebagainya," sambungnya.
Ia juga mengatakan bahwa tak sepatutnya masyarakat mudah dipengaruhi oleh keramahan tersebut.
"Orang Indonesia itu gampang banget dibohongi, hanya dengan tampilan fisik, ekspresi wajah dan kata.
Sehingga itu dimanipulasi dan dieksploitasi orang-orang jahat," ujarnya.
Lebih lanjut Kirdi menganggap ekspresi Sandra Dewi sebagai bentuk untuk memberikan citra, kesan yang baik di mata masyarakat.
"Saya melihat, itu dibuat supaya tetap memberikan citra yang dekat, ramah, tapi itu kan cuma sandiwara," tandasnya.
(*)