Find Us On Social Media :

Seorang Pelajar di Nias Meregang Nyawa Usai Diduga Jadi Korban Penganiayaan sang Kepala Sekolah

By Mardyaning Christ Cahyarani, Kamis, 18 April 2024 | 19:29 WIB

YN Siswa di Nias harus meregang nyawa usai diduga dianiaya oleh kepala sekolah

Laporan Wartawan Grid.ID, Mardyaning Christ Cahyarani

Grid.ID - Seorang siswa di Nias Selatan dikabarkan harus kehilangan nyawanya usai diduga mendapatkan penganiayaan dari kepala sekolahnya.

Dikutip dari laman Tribunnews.com, peristiwa malang itu menimpa salah satu siswa SMK 1 Siduaori, Nias Selatan YN (17).

Korban dikabarkan tewas usai diduga dianiaya kepala sekolahnya, Safrin Zebua (37) pada Selasa (16/04/2024).

Peristiwa ini mulai terungkap usai orang tua korban, Sekhezatulo Ndruru membongkar kasus yang menghilangkan nyawa anaknya.

Dirinya mengungkap peristiwa ini mulai terjadi saat Safrin Zebua diduga menganiaya anaknya bersama 6 siswa lainnya.

Menurutnya, korban mendapatkan 5 kali pukulan dari Safrin Zebua pada bagian kening.

Usai mendapatkan pukulan keras dari Safrin Zebua, korban sempat mengeluh mengalami pusing di hari yang sama.

"Pukul 18.00 WIB pada saat ibunya pulang dari ladang, anakku mengeluh kepala korban sakit, kemudian ibunya memberikan obat sakit kepala kepada korban," paparnya.

Baca Juga: Anak Artis Ternama Bikin Kontroversi Gegara Pacaran dan Tinggal Bareng Sama Tante-tante Padahal Baru 17 Tahun, Ibu Seleb Sampai Syok

Rasa sakit yang dialami korban diungkapkan tak kunjung hilang, sehingga membuatnya tak bisa masuk ke sekolah.

Sebelum terungkap, korban sempat tak memberitahu orang tuanya jika mendapatkan pukulan dari kepala sekolahnya.

Namun pada akhirnya korban menceritakan peristiwa tersebut dan keluarga akhirnya menanyakan pada pihak sekolah serta teman-teman YN.

"Saat itulah mamaknya mulai curiga dan mencari tahu apa penyebab dari penyakitnya yang dialami anak kami."

"Kami pun menanyakan kepada teman sekolahnya IJN dan FL," katanya.

Dikutip dari laman Kompas.com, pihak keluarga akhirnya membawa YN ke RSUD dr Thomsen Gunung Sitoli untuk di rontgen.

Berdasarkan keterangan yang diberikan dokter YN mengalami bekas pukulan di kening dan membuat salah satu saraf tidak berfungsi.

Hal ini mengakibatkan kondisi korban semakin parah.

Meski demikian korban sempat dibawa pulang, namun akhirnya kembali dirawat di rumah sakit yang sama pada Sabtu (13/04/2024).

Baca Juga: Ayahnya Juru Service Jam Tangan di Pasar, Taruni Cantik Viral Usai Jadi Lulusan Terbaik AAL dan Terima Penghargaan ini

Dua hari mendapat perawatan intensif, YN meninggal dunia pada Senin (15/04/2024) pukul 19.30 WIB.

Pada hari yang sama, pihak kepolisian hendak meminta keterangan kepada keluarga korban untuk mengusut kasus ini.

"Saya menuntut pihak berwajib segera mengusut kasus meninggalnya anak kami, atas penganiayaan yang dilakukannya oleh SZ dan bertanggung jawab atas perbuatannya."

"Anak saya saat masuk sekolah dalam keadaan baik dan sehat. Apa yang dialami anak saya sangat tidak mendidik."

"Juga agar kepala sekolah tersebut bisa dipecat karena apa yang dilakukannya sangat tidak diterima oleh semua pihak," kata Sekhezatulo.

Hingga kini jenazah YN belum dibawa ke rumah duka lantaran akan dilakukan proses autopsi.

Berdasarkan keterangan Kasi Humas Polres Nias Selatan, Bripka Dian Octo Tobing membenarkan adanya peristiwa ini.

"Benar, telah ada pelaporan dari keluarga yang diterima pada minggu lalu," ungkapnya.

Pihak kepolisian juga tengah melakukan proses penyelidikan.

Sementara dari pihak kepala sekolah, Safrin Zebua tak memberikan banyak komentar atas kasus yang terjadi.

Dirinya hanya mengungkap agar menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian untuk bisa diproses secara hukum.

"Kalau memang itu benar, biarlah proses hukum yang berjalan," ungkap Safrin Zebua.

(*)