Find Us On Social Media :

Adik Kandung Amrozi Sebut Pelaku Bom di Surabaya Berafiliasi dengan ISIS

By Elizabet Ayudya, Selasa, 15 Mei 2018 | 16:15 WIB

Adik Amrozi, Ali Fauzi Beri Tanggapan Soal Bom di Surabaya

Sebuah video yang merekam seorang anggota polisi menyuapi makan napiter dengan kedua tangan diborgol dalam bus di perjalanan menuju Nusakambangan menjadi penyulut kemarahan beberapa pihak yang sejalan dengan teroris.

"Jadi kelompok ini sangat terprovokasi dengan video yang beredar luas," tutur Ali Fauzi.

Ali menambahkan bahwa pelaku bom di Surabaya adalah kelompok yang bergerak dalam medio empat hingga lima tahun terakhir.

BACA:Keluarga Pengebom Polrestabes Surabaya Punya Kebiasaan Janggal Selepas Maghrib, Begini Kesaksian Tetangga

"Kelompok ini berafiliasi dengan ISIS," tandasnya.

Anggota teroris biasanya saling bahu membahu dalam menjalankan misinya.

Menurut Ali, Polisi sebenarnya tahu bahwa akan ada pembalasan atas kasus di Mako Brimob, hanya tidak diketahui secara pasti kapan dan di mana akan terjadi.

"Jika kelompok teroris mendapat tekanan, maka yang di bawah akan bergerak," ujar Ali Fauzi.

BACA:Benarkah Menyusui Menurunkan Risiko Serangan Jantung pada Ibu?

Selain itu, Ali Fauzi menilai kelompok pengebom di Surabaya bukan perakit bom besar.

Kebakaran besar yang muncul bukan diakibatkan efek residu bom, melainkan berasal dari objek lain yang ikut terbakar, misalnya ban dan tangki bensin.

Sebelumnya, Ali Fauzi juga sempat berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tidak lengah terhadap gerakan radikalisme terutama Islamic State of Iraq ad Syria (ISIS).

BACA:Terdengar Sepele, Tapi 4 Hal Ini Harus Dipatuhi Wanita Anggota Kerajaan Inggris

Dikutip dari ANTARA, Ali mengungkap salah satu jalan terbaik untuk melawan ISIS adalah dengan memperkuat ideologi Pancasila dan memperdalam pengetahuan agama.

Adik terpidana mati bom Bali ini menambahkan, Indonesia dikenal sebagai negara dengan toleransi antar umat beragama yang tinggi dan itu merupakan modal kuat untuk mencegah dan menangkal penyebaran propaganda paham radikalisme, terutama yang dilakukan oleh militan ISIS. (*)