Find Us On Social Media :

Bicara Soal Pengorbanan Orang Tua, Seungkwan SEVENTEEN Banjir Air Mata

By Novita Nesti Saputri, Selasa, 15 Mei 2018 | 20:57 WIB

Seungkwan SEVENTEEN tampil di program Hello Counselor KBS.

Laporan Wartawan Grid.ID, Novita Nesti Saputri

Grid.ID - Seungkwan SEVENTEEN tampil di program Hello Counselor KBS 2TV pada episode 14 Mei 2018.

Dalam episode tersebut, ada seorang ibu yang tampil sebagai tamu dan menceritakan tentang anak laki-lakinya.

Ibu tersebut menceritakan anaknya yang tidak mau pergi ke sekolah dan malah melakukan pembangkangan.

(BACA: Mengintip Gaya Fashion Sandra Dewi dan Cici Panda, Dua Hot Mom yang Stylish Abis!)

"Sejak April, anakku tidak berangkat sekolah. Dia selalu menghabiskan waktu di warnet.

Dia membalas dendam saat gurunya mengambil rokok miliknya.

Dia menumpahkan pot tanaman di meja guru dan akhirnya dikeluarkan karena tindakannya tersebut.

Aku ingin bertemu dengan guru itu dan memintanya untuk memaafkan anakku sekali lagi, jadi kami bisa pindah ke sekolah lain."

(BACA: Coba deh, Rutin Minum ini Setiap Pagi, Syahrini Berhasil Turunkan Berat Badan 9 Kilogram)

Sang anak yang juga hadir memberikan penjelasan atas perbuatannya.

"Itu tidak seperti aku tidak tertarik untuk kuliah, tapi aku tidak ingin mempelajari humaniora jadi aku memilih pelajaran bisnis.

Itu kesalahanku, tapi aku tidak bisa menahan amarahku dan menjadi sangat marah."

Sang ibu menambahkan, "Itu adalah mimpiku untuk meraih gelar diploma anakku."

(BACA: Asisten Pribadi Ungkap Pesan Terakhir Gogon Sebelum Ajal Menjemputnya)

Dilansir Grid.ID dari Soompi, setelah mendengarkan cerita mereka, Seungkwan berkata bahwa tindakan pembangkangan seperti itu tidaklah benar.

"Aku paham apa yang ibu itu katakan dan ada titik di mana kamu menyadari bahwa apa yang ibumu lakukan sebenarnya bukan untuk apapun.

Aku ingin mengatakan bahwa itu sangat tidak benar untuk membangkang seperti ini," kata Seungkwan.

(BACA: Tarzan Ungkap Kebiasaan Gogon Semasa Hidupnya Suka ke Pantai Selatan)

Member SEVENTEEN tersebut melanjutkan perkataannya dengan mata berkaca-kaca.

"Aku merasa marah saat aku mendengar si ibu berkata bahwa dia pulang ke rumah dan menangis setelah berdebat dengan anaknya.

Kamu harus menahannya dan sabar agar kamu bisa membayar kebaikan ibumu kelak.

Membayar kembali kebaikan ibumu bukanlah hal yang besar, seperti halnya berbicara bersama sedikit.

Aku benar-benar berharap kamu tidak seperti ini."

(BACA: Fachri Albar Tersangkut Narkoba, Renata Kusmanto: Anak-anak Taunya Ayahnya Sakit)

Seungkwan mencoba mengatur emosinya dan sambil terbata-bata karena menangis, dia melanjutkan perkataannya.

"Akan ada hari di mana kamu merasa betapa ibumu mencintaimu, sungguh.

Saat kamu melihat orang tuamu yang tampak kelelahan dari belakang dan melihat betapa mereka sudah mengabdikan hidupnya untukmu, maka kamu akan tahu.

Aku harap hari itu segera datang saat kamu menyadarinya."

Duh, jadi ikutan sedih nih! (*)