Find Us On Social Media :

Kecewakan Orangtua Karena IPK Jelek, Seorang Pria Habiskan Waktu 6 Tahun Untuk Bikin Kejutan Tak Terduga

By Andika Thaselia, Rabu, 30 Mei 2018 | 15:35 WIB

Jangan putus asa saat IPK jelek, kisah Hanss Mujica ini jadi bukti bahwa tekad kuat bisa berujung pada kebahagiaan.

Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi

Grid.ID - Bagi orangtua, melihat anak mereka sukses dan bahagia adalah hal yang paling menggembirakan.

Termasuk saat anaknya sukses dalam bidang pendidikan, orangtua pasti akan bangga dengan pencapaiannya tersebut.

Seperti orangtua dari pria asal Texas, Amerika Serikat ini.

Hans Mujica adalah seorang pria yang punya mimpi mulia namun sederhana : membuat orangtuanya bangga dengan predikat sarjana dari perguruan tinggi.

Melalui postingan di akun Facebooknya 12 Mei 2018 lalu, ia membagikan kisah tentang perjalanannya dalam membuat kedua orangtua bangga.

Baca : Berusia 106 Tahun, Nenek ini Ungkap Rahasia Panjang Umurnya, Salah Satunya Jomblo!

Ia bahkan harus menunggu 6 tahun agar kejutan tak terduga tersebut bisa terlaksana.

Semua ini berawal saat Mujica duduk di bangku SMA.

Ia bukanlah siswa yang rajin dan menonjol.

Prestasinya hanya di batas rata-rata, lulus tapi tidak ada poin yang membuatnya istimewa.

Ia begitu santai dan tidak punya inisiatif untuk menggali ilmu lebih dalam lagi.

Baca : Menjadi 'Bridesmaid' 2 Hari Berturut-turut, Seorang Wanita Harus Rela Kakinya Diamputasi

Semua menjadi makin buruk saat Mujica mulai menimba ilmu di bangku perkuliahan.

Seperti yang kita tahu, dosen mungkin tidak peduli dengan apa yang kita lakukan, semua tergantung dengan inisiatif kita sendiri.

Karena Mujica begitu masa bodoh dengan urusan pendidikannya, ia akhirnya diskors dari perguruan tinggi.

IPK-nya saat itu hanya 1,47.

Hal ini tentu membuat orangtuanya sedih.

Baca : Mabuk, Seorang Pria Nekat Hancurkan Lukisan Paling Tersohor di Rusia

Bahkan, menurut Mujica, wajah sedih yang ditampakkan orangtuanya ini sama seperti yang tergambar saat kakaknya meninggal dalam kecelakaan mobil.

Inilah momen titik balik Mujica.

Ia kemudian bertekad untuk tidak akan pernah lagi membuat kedua orangtuanya menunjukkan wajah sedih itu lagi.

Setelah masa skorsnya berakhir, Mujica kembali ke bangku perkuliahan dan memutuskan untuk menjadi pribadi yang sangat berbeda.

Di kesempatan keduanya ini, ia benar-benar mendedikasikan diri dan waktunya untuk mencapai gelar dan IPK yang memuaskan.

Baca : Lebih Besar dari Gen Halilintar, Pasangan di Inggris Ini Tengah Menantikan Kelahiran Anak ke 21

Sayangnya, akibat diskors, aliran dana perkuliahannya pun terputus dan membuatnya harus berhutang pada kampus.

Musim panas 2015, Mujica ternyata tidak bisa membayarkan hutangnya dan akhirnya ia terpaksa menghentikan kuliahnya lagi.

Ia mendapatkan tenggat satu tahun untuk melunasi hutangnya dan kembali bersekolah.

Musim panas 2016, Mujica beralih profesi dari kerja sambilan sebagai bankir menjadi petugas pembantu di perusahaan scaffolding demi mengumpulkan pundi-pundi uang.

Ia pun mendapat bantuan tempat tinggal gratis dari teman-temannya.

Baca : Kisah Pilu Anak Terdakwa Penggelapan Ferrari, Meminta Bantuan Komnas HAM Agar Sang Ayah Hadir dalam Pembagian Rapor

Akhirnya, berkat kerja kerasnya Mujica berhasil membayar hutangnya pada universitas dan kembali kuliah pada musim gugur 2016.

Karena hanya punya kelas dan waktu terbatas, Mujica harus memaksimalkan waktu dan kemampuan yang ia miliki.

Hingga akhirnya, musim semi 2018, Mujica akan menjelang waktu kelulusannya.

Selama ini orantua Mujica selalu bertanya kapan anaknya itu akan lulus, tapi ia hanya menjawab "secepatnya."

Di hari kelulusannya, Mujica kemudian meminta bantuan temannya untuk membuat 'foto keluarga'.

Baca : Sebelum Divonis 18 Tahun Penjara, Anniesa Hasibuan Sempat Curhat Rindu Anak yang Tak Bisa Ia Susui

Ini adalah awal dari rangkaian kejutan yang ia siapkan untuk orangtuanya.

Awalnya, teman Mujica berperan seolah-olah memfoto orangtua dan saudara perempuannya.

Kemudian teman Mujica memberikan surat yang harus dibaca oleh ayah Mujica.

Lalu, Mujica dengan pakaian toga lengkap berjalan dari belakang mereka sambil membawa pesan bertuliskan : 'mereka tak tahu aku lulus'.

Di baliknya, terpampang pula tulisan dalam bahasa Spanyol : 'terimakasih Mama dan Papa'.

Baca : Gelar Camilla Jika Pangeran Charles Naik Tahta Masih Jadi Pertanyaan

Di akhir surat, mereka berbalik dan melihat putra kesayangan, seorang Hanss Mujica berdiri sambil mengenakan toga lengkap.

Tangis haru pun pecah dan mereka menghampiri Mujica lalu memeluknya.

Kisah ini menjadi viral di Facebook dan dibagikan oleh lebih dari 50.000 pengguna.

Dari kisah Mujica tadi, kita bisa belajar bahwa tekad kuat pasti akan bisa menembus segala rintangan.

Apalagi tekad untuk membahagiakan orangtua. (*)