Find Us On Social Media :

Sutradara Film Lima Ungkap Penggarapan Filmnya, Kisah Toleransi yang Digarap 5 Orang

By Alfa Pratama, Sabtu, 2 Juni 2018 | 10:51 WIB

Film LIma telah ditayangkan serentak di Bioskop mulai Kamis 31 Mei 2018.

Grid.ID - Peringatan hari lahir Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni, menjadi pengingat awal dirumuskannya dasar negara.

Film Lima yang merupakan film Indonesia dibuat dari arahan unit kerja Presiden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila dan diproduksi Lola Amaria Production telah ditayangkan serentak di Bioskop mulai Kamis 31 Mei 2018.

Penanyangan ini untuk menyambut Hari Lahirnya Pancasila.

Sutradara Lola Amaria menggarap film tentang amalan lima sila pada Pancasila.

Film ini merupakan upaya Lola untuk mengajak masyarakat luas dan generasi muda dalam mengamalkan Pancasila.

Baca juga : Berat Banget! Dian Sastro Bagi Cerita Jadi Ahli Wabah di Film Terbaru

"Film ini berusaha untuk mendekatkan ke sana. Kalau Pancasila itu bukan untuk dihafal, tapi bagaimana Pancasila dipakai dalam kehidupan sehari-hari yang dekat dengan kita, keluarga dan tempat kerja," kata Lola Amaria yang dikutip dari Kompas.com.

Lola Amaria menggadeng empat sutradara lain untuk menggarap film Lima.

Masing-masing sutradara mendapat bagian untuk menggarap cerita dari setiap sila di Pancasila.

"Project film Lima ini yang menarik adalah suatu film utuh yang disutradari lima orang dengan lima cerita. Ini kita bilang Pancasila ya dari sila satu sampai lima, ini enggak putus di satu film, ini utuh," kata Lola Amaria.

Empat sutradara yang bersama Lola Amaria menggarap film Lima adalah Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Harvan Agustriansyah, dan Adriyanti Dewanto.

Baca juga : Warna Gaun Ayu Ting Ting Jadi Sorotan Saat Hadiri Hadiri Gala Premier Film Terbarunya!

"Shalahuddin memegang sila pertama. Tika sila kedua. Saya sendiri sila ketiga. Harvan sila keempat. Adriyanto sila kelima. Kita memulai proses pembuatan sejak Oktober 2017," ujar Lola.

Film Lima menceritakan kisah sebuah keluarga yang terdiri dari tiga anak dan satu pembantu.

Ketiga anak ini berdebat tentang kematian ibunya, karena masing-masing dari mereka memiliki agama yang berbeda dengan sang ibu.

Film Lima bertujuan untuk membangun budaya intolerance, ditengah bahaya intolerance.

Kisah fiksi yang menggugah cinta, nyata terjadi sebagai cermin negeri kita, kalbu tak pernah keliru. Pancasila tetap menyala haru.

Baca juga : Sempat Curhat Honor Tak Dibayar, Jane Shalimar Beri Klarifikasi

Film Lima mengisahkan tentang pergulatan keluarga Indonesia dengan karut marut persoalan mengenai keberagaman, aturan agama, dilema pekerjaan, bullying, sampai pada pertanyaan mengenai masih adanya keadilan atau tidak untuk orang yang terpinggirkan.

Film Lima bercerita tentang sebuah keluarga yang masing-masing anggota keluarganya memiliki masalahnya tersendiri.

Masalah-masalah mereka memiliki kedekatan dengan kita dalam berkehidupan sehari-hari. Mereka bergelut dengan permasalahannya, dan pada akhirnya semua kembali kelima hal mendasar yang kerap menjadi akar kehidupan mereka (dan kita) yaitu: Tuhan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah dan Keadilan.Film ini berusaha menyatakan kalau Pancasila itu bukan untuk dihafal, tapi bagaimana Pancasila dipakai dalam kehidupan sehari-hari yang dekat dengan kita, keluarga dan tempat kerja.

Baca juga : Lembaga Sensor Film Tetapkan Film LIMA untuk 17 Tahun Keatas

Penasaran dengan film anak bangsa ini, simak cuplikan filmnya di bawah ini. (*)