Giuliani merupakan pengacara Trump dalam penyelidikan Rusia.
Permohonan itu tak lain agar Donald Trump menjadwalkan kembali pertemuan tingkat tinggi dengan Korea Utara.
Setelah pembatalan, "Kim Jong-un kembali dengan tangan dan lututnya dan meminta (agar tak dibatalkan), yang merupakan posisi tepat yang kalian inginkan," kata Giuliani dalam konferensi bisnis di kota Tel Aviv, Israel.
Dalam wawancara dengan media, Giuliani mengatakan bahwa statementnya tak akan memperkeruh suasana.
BACA: Bikin Bangga, Seohyun SNSD Jadi Duta Unifikasi dengan Korea Utara
Guilani bahkan mengatakan bahwa Kim Jong-un harus memahami AS berada dalam posisi yang kuat.
"Ini menunjukkan bahwa presiden adalah figur yang lebih kuat," kata Giuliani.
Giuliani mengatakan Trump tidak punya pilihan lain selain membatalkan pertemuan, setelah Korea Utara menghina wakil presiden Mike Pence dan penasehat keamanan nasional John Bolton.
Tak hanya itu, Kim Jong Un juga mengancam melakukan pemusnahan nuklir AS.
BACA: Terungkap, Stasiun Kereta Bawah Tanah di Korea Utara, Berada di Kedalaman Tanah 100 Meter
“Presiden Trump tidak terima atas hinaan dan ancaman itu. Apa yang dia lakukan selanjutnya adalah membatalkan pertemuan puncak, ”kata Giuliani.
Giuliani mengatakan Kim dengan cepat mengubah posisinya.
Kim Jong Un menyatakan kesediaannya untuk mendiskusikan denuklirisasi dan meminta untuk mengadakan pertemuan lagi.
"Itu yang saya maksud dengan memohonnya," kata Giuliani.
BACA: 8 Foto Ungkap Kehidupan Asli Warga Korea Utara, Anak Kecil Dijadikan Buruh
Meski demikian, Guilani mengaku apa yang ia sampaikan adalah pendapat pribadi dan bukan bagian dari pendapat tim kebijakan luar negeri AS.(*)