Find Us On Social Media :

Mitos Atau Fakta, Peran Kacang Kedelai Berdampak Buruk Untuk Kesehatan Para Pria?

By Maria Andriana Oky, Rabu, 20 Juni 2018 | 12:23 WIB

Manfaat kedelai untuk kesehatan pria

Grid.ID - Selama ini, kita lebih mengenal susu sapi dibandingkan susu kedelai atau soya.

Beberapa ahli diet dan kesehatan, memuji kacang kedelai karena komposisi nutrisinya yang sangat ramah diet vegan, bebas lemak dan kaya protein.

Namun, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa kacang kedelai bisa menghambat hormon reproduksi kaum pria.

Ketika membahas pria dan kedelai dari sudut pandang kesehatan, mayoritas pemahaman masalah seputar fungsi seksual dan hormon bercinta atau libido.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health pada tahun 2008 menemukan bahwa pria yang mengonsumsi rata-rata produk kedelai bisa meningkatkan risiko kelebihan berat badan dan obesitas.

( BACA JUGA :Dua Sejoli Berboncengan Mesra, Netizen: Emang Lagi Manja Lagi Pengen Dimanja)

Sementara itu, studi lain di tahun 2011 mempelajari efek kedelai pada seorang pria beusia 19 tahun.

Pria tersebut mengonsumsi kedelai dalam jumlah besar dalam pola makan vegan.

Setelah itu kondisi kesehatan pria tersebut dianalisis dan hasilnya menjelaskan pria tersebut mengalami disfungsi ereksi dan hiposeksualitas.

Tingkat testoteronnya juga mengalami penurunan yang drastis.

Namun, seorang ahli nutrisi Harley Street mengatakan hal sebaliknya.

( BACA JUGA :Lontarkan Tuduhan Palsu Kepada BTS, Seorang Netizen Dipanggil Pihak Berwajib)

Harley menjelaskan, penting untuk dicatat bahwa penelitian ini dikatakan kurang akurat.

Pasalnya penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu orang peserta yang juga merupakan seorang pasien diabetes tipe satu.

Harley mengatakan pada Independent bahwa ia tidak mungkin menerapkan kesimpulan satu studi berdasarkan satu peserta saja untuk populasi yang banyak.

Salah satu kesalahpahaman umum seputar kedelai adalah bahwa kedelai menyebabkan ketidakseimbagan hormon, ungkap ahli gizi Nichola Ludlam Raine.

Raine berpendapat bahwa mitos ini biasanya berasal dari penelitian yang dilakukan pada hewan yang telah diberi dosis kedelai yang sangat tinggi.

( BACA JUGA :Yuk Lebih Dekat dengan Amalia Usmaianti, Dokter Muda yang Bertugas di Pedalaman Papua!)

"Padahal kita tahu bahwa metabolisme pada hewan dan manusia itu sama sekali berbeda", jelasnya pada Independent.

Sebagai contoh sebuah studi lintas referensi di tahun 2010 lalu menyatakan bahwa makanan kedelai tidak memiliki efek feminisasi pada pria.

Studi tersebut dipimpin oleh Dr Mark Messina, seorang direktur eksekutif Soy Nutrition Institute dan penulis buku berjudul The Simple Soybean and Your Health.

Messina juga turut menulis sebuah studi pada tahun yang sama menyimpulkan bahwa baik protein kedelai maupun isoflavon tidak memiliki efek pada hormon reproduksi laki-laki.

( BACA JUGA :DIY Masker Oatmeal yang Ampuh Atasi Jerawat, Coba Buat Sendiri yuk!)

Mengonsumsi kedelai adalah bagian dari diet yang sehatm teruatama bagi mereka yang mengikuti pola makan vegan.

Mengonsumsi produk kedelai secara teratur dalam kadar yang terkontrol juga dapat mengurangi kadar kolesterol. (*)