Find Us On Social Media :

Bukan Padi Atau Gandum, Sejumlah Jasad Manusia Ada di Ladang Mayat dan Dibiarkan Membusuk Hingga Mengering

By Dewi Lusmawati, Senin, 25 Juni 2018 | 13:51 WIB

Fasilitas penelitian 'Ladang Mayat' di Texas

Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID- Di Indonesia, tanaman pangan biasanya ditanam di ladang.

Sehingga kita seringkali mendengar istilah ladang Padi, ladang Gandum atau ladang sayuran.

Namun sebuah ladang tak biasa ada di Amerika Serikat.

Bukan sayuran atau tanaman pangan, tapi sejumlah mayat justru ada di ladang tersebut.

Hal ini seperti dikutip Grid.ID dari Tribun Jogja, tempat bernama Ladang Mayat menyimpan puluhan jasad manusia.

Mayat-mayat itu dibiarkan berserakan, membusuk hingga tinggal tulang belulang.

BACA JUGA: Mayat Pria Ditemukan Mengambang di Sebuah Waduk, Lihat Videonya!

Lokasi Ladang Mayat mungkin dianggap mengerikan bagi sebagian orang.

Tapi bagi kalangan peneliti, tempat ini merupakan laboratorium keilmuan yang sangat bermanfaat.

Ladang Mayat sangat berguna dalam memahami proses pembusukan. Terutama dalam bidang antropologi forensik hingga kriminal.

Adapun Ladang Mayat ini merupakan satu dari tujuh fasilitas serupa yang tersebar di Amerika Serikat.

Fasilitas pertama dan terluas, dimiliki oleh Fasilitas Penelitian Antropologi Universitas Tennessee yang terletak beberapa mil dari pusat kota di Alcoa Highway di Knoxville, Tennessee, di belakang University of Tennessee Medical Center.

Ini pertama kali dimulai pada akhir tahun 1981 oleh ahli antropologi Dr. William M. Bass sebagai fasilitas untuk mempelajari penguraian sisa-sisa manusia.

BACA JUGA: Terungkap, Inilah Pesan dari Pelaku Pembunuhan Wanita yang Mayatnya Dimasukkan Dalam Boks

Dr. Bass menjadi kepala departemen antropologi universitas pada tahun 1971.

Sebagai antropolog forensik negara bagian resmi untuk Tennessee dia sering berkonsultasi dalam kasus-kasus kepolisian yang melibatkan sisa-sisa tubuh manusia yang telah terdekomposisi.

Karena tidak ada fasilitas yang khusus mempelajari dekomposisi, maka pada tahun 1972 ia membuka Ladang Mayat pertama seluas 2,5 hektar.

Ketujuh Ladang Mayat ini berada di University of Tennessee di Knoxville, Western Carolina University, Texas State University, Sam Houston State University, Southern Illinois University dan Colorado Mesa University.

Idenya berangkat dari fakta bahwa hanya sedikit orang yang benar-benar memahami proses pembusukan tubuh manusia.

Sebelum menggunakan jasad manusia, para peneliti awalnya memanfaatkan bangkai babi. Tapi hasilnya tak sesempurna menggunakan jasad manusia.

BACA JUGA: Kronologi Penemuan Mayat Dalam Boks Hingga Pengakuan Pelaku Yang Tak Masuk Akal

Bagaimana mereka memelajarinya?

Ada bebera skenario yang dilakukan.

Semisal pembusukan mayat dalam bagasi mobil, pembusukan mayat yang tenggelam, atau skenario-skenario lainnya dalam kasus pembunuhan.

Kemudian pengamatan dan catatan dari proses dekomposisi disimpan, termasuk urutan dan kecepatan dekomposisi dan efek dari aktivitas serangga

Tahap dekomposisi manusia yang dipelajari dimulai dengan tahap segar, kemudian tahap mengasapi, kemudian membusuk, dan akhirnya tahap kering.

Mungkin orang yang paling terkenal yang menyumbangkan tubuhnya untuk belajar adalah antropolog Grover Krantz, seperti yang dijelaskan oleh rekannya David Hunt di Smithsonian.

BACA JUGA: 5 Fakta Riyad, Pelaku Pembunuhan Mayat dalam Boks di Musala, Alasan Pelaku Membunuh Sungguh Tak Masuk Akal

University of Tennessee Body Farm juga digunakan dalam pelatihan petugas penegak hukum dalam keterampilan dan teknik adegan-kejahatan.

Dikutip dari Wikipedia, ada tiga cara bagaimana Ladang Mayat mendapatkan objek untuk diteliti.

Cara pertama adalah melalui kantor pemeriksa medis negara bagian.

Cara ini mayat diperoleh dari jasad yang tidak teridentifikasi.

Pemeriksa medis kemudian memutuskan untuk menyumbangkan tubuh tersebut ke Ladang Mayat untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Cara kedua adalah melalui anggota keluarga.

BACA JUGA: Sebuah Box Dititipkan di Depan Musala, Saat DIbuka Ternyata Isinya Mayat, Ini 5 Faktanya

Anggota keluarga dapat menyumbangkan tubuh orang yang mereka cintai ke Ladang Mayat guna keperluan penelitian.

Cara ketiga adalah melalui donor tubuh.

Orang-orang yang akan meninggal diwajibkan mengisi formulir persetujuan donor sebelum ajal menjemput.

Banyak orang memutuskan bahwa mereka ingin menyumbangkan tubuh mereka untuk ilmu pengetahuan dan mengisi formulir donor untuk memastikan bahwa keinginan mereka dilakukan.

Meski semua orang bisa mendonorkan tubuhnya ke Ladang Mayat, namun pihak pengelola biasanya menolak tubuh orang yang terinfeksi virus HIV, hepatitis, atau dengan bakteri resisten antibiotik.

Lebih dari 100 mayat telah disumbangkan ke fasilitas tersebut setiap tahun.

BACA JUGA: Seekor Anjing Korek-korek Pasir, Ternyata Ada Mayat Pria Bertato Terkubur di Dalamnya

Bahkan beberapa orang mendaftar sebelum kematian mereka, dan yang lain disumbangkan oleh keluarga mereka atau oleh pemeriksa medis.

60% sumbangan dibuat oleh anggota keluarga individu yang tidak terdaftar sebelumnya dengan fasilitas tersebut.

Lebih dari 1300 orang telah memilih untuk mendaftarkan diri.

Hmm... Jadi, apa kamu tertarik berkunjung ke ladang unik ini?.(*)