Find Us On Social Media :

Gunung Anak Krakatau Alami Erupsi, ini Bedanya dengan Gunung Krakatau

By Dewi Lusmawati, Selasa, 26 Juni 2018 | 07:32 WIB

Erupsi Gunung Anak Krakatau

Selain itu mulai terekam juga gempa low frekuensi sebanyak 12 kejadian per hari.

Gempa Tremor menerus dengan amplitude 1 – 14 mm (dominan 4 mm).

BACA JUGA: Erupsi Merapi 1 Juni 2018, Ini yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gunung Meletus

Pada 20 Juni 2018, terekam 88 kali gempa hembusan, 11 kali gempa low frekuensi dan 36 kali gempa Vulkanik Dangkal.

Tanggal 21 Juni 2018, terekam 49 kali gempa Hembusan, 8 kali gempa Low Frekuensi, 50 kali gempa Vulkanik Dangkal dan 4 kali gempa Vulkanik Dalam.

"Secara visual terlihat erupsi mengeluarkan abu dan pasir. Tipe letusannya strombolian yang terjadi erupsi secara berkala pada saat itu," ungkapnya.

Krakatau adalah kepulauan gunung yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra yang termasuk dalam kawasan cagar alam.

BACA JUGA: Merapi Kembali Erupsi Dini Hari, Terdengar Suara Gemuruh dan Hujan Abu Selimuti Magelang

Nama Gunung Krakatau pernah disematkan pada salah satu puncak gunung berapi di sana yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.

Mulai pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau.

Gunung Anak Krakatau berada di kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya.

Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 0.5 meter (20 inci) per bulan.

BACA JUGA: Erupsi Merapi 11 Mei 2018, Tunda Dulu Liburan ke 3 Obyek Wisata Menarik Berikut

Setiap tahun ia menjadi lebih tinggi sekitar 6 meter (20 kaki) dan lebih lebar 12 meter (40 kaki).

Saat ini ketinggian Anak Krakatau mencapai sekitar 230 meter di atas permukaan laut.

Anak Krakatau saat ini secara umum oleh masyarakat lebih dikenal dengan sebutan "Gunung Krakatau" juga, meskipun sesungguhnya adalah gunung baru yang tumbuh pasca letusan sebelumnya.(*)