Find Us On Social Media :

Akibat Berita Hoaks, Seorang Pria Tewas Dihakimi Massa di India

By Chandra wulan, Selasa, 26 Juni 2018 | 10:25 WIB

Akibat Hoaks, Seorang Pria Tewas Dihakimi Massa

 

Laporan Wartawan Grid.ID, Chandra Wulan

Grid.ID - Sebuah pelajaran berharga datang dari India.

Jika kamu mendapatkan sebaran video, artikel, foto atau apa saja di WhatsApp dan media sosialnya, selalu cek kebenarannya terlebih dahulu.

Di India, seorang pria tewas dihakimi massa akibat sebuah video, seperti dilansir dari BBC.

Awalnya, sebuah video beredar melalui pesan WhatsApp dan menjadi viral.

(Baca juga: Selain Krakatau, Inilah 3 Letusan Gunung Berapi dengan Korban Terbanyak Sepanjang Sejarah)

 Dalam video tersebut, terlihat dua orang pria bersepeda motor menculik satu anak yang sedang bermain dengan teman-temannya.

Video ini memunculkan kecemasan di kalangan orangtua di India.

Tak hanya sampai di situ, kanal berita televisi lokal juga mengabarkan bahwa sekitar 5.000 penculik telah masuk wilayah selatan India.

Akibat rasa ketakutan yang berlebihan, banyak orang dicurigai sebagai penculik.

(Baca juga: Suka Makan Salted Egg? Hati-hati, Kolesterolnya Tiga Kali Lipat Telur Ayam!)

Salah satunya adalah Kaalu Ram, pria berusia 26 tahun yang sedang mencari pekerjaan di Bangalore.

Warga mencurigainya sebagai penculik, mengikat tangan dan kakinya, lalu main hakim sendiri hingga Ram babak belur.

Ram meninggal sebelum sampai di rumah sakit.

Padahal, video itu sebenarnya telah beredar sejak tahun 2017 di Pakistan.

(Baca juga: Meski Hanya Seukuran Pulpen, Alat Ini Mampu Sedot Habis Kotoran di Wajahmu)

Dalam video asli, 'penculik' mengembalikan lagi anak yang sebelumnya diambil.

Selain itu, ia juga membentangkan kertas berisikan pesan:

'Hanya butuh waktu sekejap untuk menculik anak-anak di jalanan Karachi.'

Pesan ini ditujukan untuk warga Karachi, Pakistan, terutama para orangtua.

(Baca juga: Imigran di Perbatasan AS Lebih Rela Dipisahkan dengan Anaknya Daripada Kembali Ke Meksiko, Ini Alasannya!)

Angka penculikan anak di sana begitu tinggi, hingga 3.000 anak per tahun.

Diharapkan, setelah menonton video tersebut, masyarakat lebih sadar dan waspada.

Sayangnya, video yang beredar di India sudah tidak utuh.

Video tersebut telah diedit dan dipotong sehingga menyebarkan kekhawatiran.

Hingga saat ini, polisi Bangalore masih berusaha melawan berita hoaks tersebut melalui media sosial dengan tagar #FalseRumourOnChildkidnappers.

Jangan sampai peristiwa seperti ini terjadi di Indonesia.

Sebelum percaya dan menyebarkan berita, cek dulu kebenarannya! (*)