Find Us On Social Media :

Antara Hidup dan Mati, Baku Tembak Sengit 9 Personel TNI Melawan Ratusan Milisi Fretilin di Timor-Timur

By Seto Ajinugroho, Selasa, 26 Juni 2018 | 16:19 WIB

Ilustrasi

Untungnya mobil dapat diperbaiki dan bisa melanjutkan perjalanan.

Baru dua jam melanjutkan perjalanan, pada pukul 04.30 WIT 10 Maret 1984, kesembilan personel Yonif Linud 501 dihadang ratusan milisi Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) 'Si Krebo Hutan' Fretilin di gunung Baunoraq perbatasan Osso-Viqueque.

Milisi Fretilin tanpa pamrih langsung menghujani keempat kendaraan Land Rover dengan tembakan gencar senjata api.

Belum sempat memberikan perlawanan, Serda Tilis sebagai pimpinan para personel Yonif Linud 501 tertembak lengan kanannya.

BACA : Sering Rewel, Bocah 2 Tahun Tewas Dianiaya Ayah Tiri, Ini 4 Faktanya

Ia tewas saat itu juga.

Mengetahui hal ini kedelapan personel Yonif Linud langsung keluar mobil sembari berlindung dan membalas tembakan milisi Fretilin.

Satu lagi personel 501, Pratu Imam terkena tembakan dan meregang nyawa.

Sadar kalah jumlah, sisa personel Yonif Linud 501 tetap nekat bertahan dari serangan Fretilin menggunakan rifle SS-1.

Tahu lawannya terdesak, ratusan milisi Fretilin meneriakkan "Apanca Maubere!" yang berarti "maju terus" untuk segera menghabisi sisa personel Yonif Linud 501.

Antara hidup dan mati, tujuh personel Yonif Linud berusaha menahan serangan Fretilin.