Find Us On Social Media :

Gejala Leukimia Pada Anak Ternyata Mirip Penyakit DBD, Begini Cara Membedakannya

By Linda Rahmadanti, Selasa, 17 Juli 2018 | 18:20 WIB

Ilustrasi

Laporan Wartawan Grid.ID, Linda Rahmad

Grid.ID - Kesedihan kini sedang menyelimuti Denada.

Pasalnya putri tercintanya didiagnosis menderita penyakit kanker darah atau yang sering disebut dengan kanker darah.

Shakira Aurum masih berusia 5 tahun dan sudah menjalani perawatan selama 1.5 bulan di Singapura.

Leukimia merupakan jenis kanker darah yang bisa menyerang siapapun, termasuk anak kecil berusia 3-5 tahun.

(Baca: Kenali Gejala Leukimia, Kanker Darah yang Diderita Anak Denada)

Dilansir Grid.ID dari intisari, penyebab leukimia bisa saja berasal dari perabotan rumah tangga.

Mulai dari sofa, karpet, tirai, penutup jendela, pembersih, pembasmi serangga, kulkas, dan gelas.

Selain itu, pakaian dan sepatu yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari juga bisa menyebabkan kanker darah.

Terutama pakaian (atasan dan bawahan) dan kaoskaki yang bersentuhan langsung dengan kulit tubuh.

(Baca: 4 Potret Jeff Kopchia, Pria Bule yang Digandeng Agnez Mo saat Pulang ke Indonesia)

Maka dari itu kamu perlu memperhatikan cara mencuci baju dan sepatu yang benar.

Ada baiknya untuk mengetahui gejala awal penyakit ini.

Dengan mengetahui lebih awal gejalanya, maka akan dapat menanganinya dengan tepat.

Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, gejala kanker darah atau leukimia pada anak mirip dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Gejala yang mirip tersebut ialah deman dan munculnya bintik-bintik merah di kulit.

(Baca: Kerap Dicibir Soal Asmaranya, Ely Sugigi Ungkapkan Kesedihannya)

"Kalau terkena leukemia saat musim DBD, sering dikira DBD," kata ahli onkologi anak, dr Edi Setiawan Tehuteru, SpA (K) dalam temu media memperingati Hari Kanker Anak Sedunia di Jakarta, Senin (20/2/2017).

Bila terkena leukimia, maka demam yang dialami anak tidak akan pulih dengan pengobatan biasa.

Leukimia merupakan jenis kanker cair yang terletak di sumsum tulang belakang.

Keberadaan kanker tersebut membuat kadar sel darah putih (leukosit) dalam darah menjadi rendah.

(Baca: Viral Gadis Kecil Berusia 8 Tahun yang Aksi Main Drumnya Disanjung Robert Plant)

Akibatnya, muncul gejala demam yang tidak diketahui penyebabnya dengan pasti.

Kadar sel darah merah (eritrosit) dan keping darah (trombosit) di dalam darah bisa menjadi rendah.

Kanker akan menghambat produksi pabrik sel darah di sumsum tulang.

Ketika kadar eritrosit rendah, maka wajah anak akan terlihat pucat.

Lalu, anak akan mengalami gejala pendarahan akibat rendahnya trombosit, seperti pendarahan di kulit atau hanya muncul bintik-bintik merah, pendarahan gusi, hingga mimisan.

(Baca: Kembaran Sweatshirt Bareng Suami, Intip Penampilan Kasual Sporty Alyssa Soebandono yuk!)

"Kalau ketemu gejala ini langsung pergi ke dokter. Bersyukur kalau bukan kanker. Kalau kanker juga bersyukur karena telah dideteksi dini," kata Edi.

Gejala lain yang perlu diwaspadai yaitu pembengkaka gusi, nyeri tulang, kejang, dan perut yang membesar.

Penderita laukemia dapat mengalami pendarahan yang keluar lewat gusi, lubang hidung, dan lubang telinga, hingga hanya berupa bintik merah.

Tanda bintik merah relatif sama dengan demam berdarah, akibatnya orangtua kerap tak mengetahui gejala kanker pada anaknya.

(Baca: Tengah Mengandung Anak Kedua, Sharena Delon Umumkan Jenis Kelamin Calon Buah Hatinya)

"Meski gejala leukemia ada yang sama dengan demam berdarah, namun keduanya jelas berbeda. Leukemia tidak bisa sembuh dengan obat untuk demam berdarah, walau sudah diobati dalam waktu yang lama," kata ahli onkologi anak dari RS Harapan Kita, Edi Setiawan Tehuteru, kepada KOMPAS Health Senin (17/2/2014).

Orangtua harus waspada jika pengobatan demam berdarah yang rata-rata memerlukan waktu seminggu tak kunjung memberi hasil.

Anak tetap saja pucat akibat produksi sel darah merah (eritrosit) menurun, demam yang masih naik turun karena kurangnya produksi sel darah putih (leukosit), dan pendarahan akibat turunnya produksi keping darah (trombosit). (*)