Find Us On Social Media :

Kisah Nyata Pria Lampung yang Jadi Pengantin Sewaan Dalam Satu Hari

By None, Rabu, 18 Juli 2018 | 10:03 WIB

Ilustrasi

Grid.ID - Mochtar Tamaela menulis sebuah kisah nyata mengenai pengantin sewaan yang terjadi di lampung. Kisah nyata ini di muat di Intisari edisi Juli 1979.

Secara ekonomis Propinsi Lampung kita kenal sebagai penghasil komoditi ekspor kopi, karet dan lada terbesar di negara kita. Ratusan juta dollar devisa ekspor dihasilkan dari daerah ini setiap tahun.

Tapi bagi saya itu tidak penting. Lha, saya bukan eksportir atau birokrat pemerintah. Bagi saya Lampung yang pernah saya mukimi selama belasan tahun itu punya kenang-kenangan sendiri yang luar-biasa.

Di Lampung pada tahun enam-puluhan saya masih dalam klasifikasi "joko tingting", bekerja membantu orangtua sebagai perantara hasil bumi di kecamatan Gedongtataan, 22 kilometer dari Tanjungkarang.

Saat itu daerah Lampung belum jadi propinsi seperti sekarang, tapi masih nyelip di ketiak Propinsi Sumatra Selatan yang beribukota di Palembang.

Nah pada tahun-tahun itulah datang paman saya yang tinggal di Telukbetung ke rumah saya. Paman bermalam dan berunding dengan ayah-ibu saya secara serius. Saya tidak tahu apa yang mereka rundingkan. Yang pasti bukan merundingkan soal harga kopi dan karet.

Sebab kalau perundingan soal harga hasil bumi biasanya saya ikut serta. Pada malam kedua baru saya dipanggil dan masuk dalam "konperensi meja bundar" itu. Topiknya apa? Minta ampun! Benar-benar eksklusif ....

Berkatalah paman saya kira-kira demikian, “Nak, ada permintaan dari boss kita. Boss yang baik itu sangat memerlukan pertolongan dari kita. Persoalannya tadi malam telah paman rundingkan dengan ayah dan ibumu. Kini tinggal bagaimana keputusanmu sendiri.”

(Baca Juga :Tujuh Aturan Makan Khusus ini Harus di Ikuti Penderita Leukimia)

Mendengar itu saya terpaku heran. Dalam hati saya bertanya, boss itu minta tolong pada saya? Mustahil! Lha, ayah saya sendiri mendapat pinjaman modal dari dia untuk membeli kopi  dan  karet di desa-desa. Tapi paman melanjutkan:

“Hari Minggu yang akan datang boss akan mengawinkan salah seorang anak gadisnya. Kartu undangan telah dibagi dan beredar."

"Termasuk undangan pada pejabat-pejabat dan relasi dagangnya yang sangat luas itu. Tapi pernikahan itu akhirnya dibatalkan oleh calon menantu boss yang tinggal di Jakarta."