Find Us On Social Media :

Demi Muka Mulus, Iis Dahlia Rela Habiskan Ratusan Juta Rupiah

By Corry Wenas Samosir, Jumat, 3 Agustus 2018 | 19:21 WIB

Iis Dahlia saat Grid.ID temui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (3/8/2018)

Laporan Wartawan Grid.ID, Corry Wenas Samosir

Grid.ID – Pendangdut Iis Dahlia kerap melakukan perawatan untuk mempertahankan kecantikannya.

Maklum, kini Iis Dahlia sudah berusia 46 tahun dan menyadari kalau kulit wajahnya sudah tidak sekencang dulu.

"Aku sudah 46 tahun loh begini mah lumayan lah ya, karena aku memang mau merawat kecantikan.”

(Baca juga: Air Mata Iis Dahlia Tumpah Saat Bertemu Waode Sofia, Iis Dahlia: Kalau Dilihat Dari Kata-Katanya Memang Sakit)

“Itu juga perlu buat wanita,"  ujar Iis Dahlia saat Grid.ID temui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (3/8/2018)

Untuk perawatan, Iis Dahlia melakukannya sebulan sekali hanya untuk membersihkan flek-flek dan untuk mencerahkan kulitnya.

"Kalau aku tuh paling enggak sebulan sekali datang ke sini, laser saja karena aku kan sudah mulai ada flek-flekan.”

(Baca juga: Soal Gimmick Iis Dahlia, Presenter Ini Minta Tak Usai Lebay!)

“Terus infus glowing, setahun sekali kalau aku, kemarin sudah dua kali pasang benang," ujar Iis Dahlia.

Namun begitu ternyata untuk melakukan perawatan rutin seperti ia, ibu dua anak ini bisa menghabiskan uang hingga ratusan juta Rupiah.

"Bisa (ratusan), ha-ha-ha! Tapi bukan total dalam sebulan ya.”

“Kita memang harus ada budget perawatan kalau mau cantik. Apalagi setiap hari tampil di televisi," ungkap istri pilot itu.

(Baca juga: Iis Dahlia Sebut Nama Rossa Saat Nasihati Fatin Shidqia )

Tapi Iis Dahlia mengaku, meskipun dengan merogoh budget ratusan juta, Iis tak ingin sembrangan memilih klinik perawatan kecantikan.

Ia sangat berhati-hati-hati untuk tubuhnya.

"Tapi yang paling penting lagi adalah cari klinik yang benar sih, karena itu kan buatan manusia ya.”

(Baca juga: Seolah Tak Kapok, Iis Dahlia Kembali Semprot Peserta Audisi, Kenapa?)

“Kalau aku sih banyak nanya, klinik mana saja.”

“Kita juga harus tau juga hasilnya seperti apa. Jadi ada contoh.

“Ketika, contoh, nggak bagus ngapain kita datang. Tapi kalau bagus perlu dicoba," pungkasnya. (*)