Find Us On Social Media :

Osama bin Laden Sempat Jadi Teroris Paling Diburu Amerika Serikat, Sang Ibu Sebut Anaknya Korban Cuci Otak

By Dewi Lusmawati, Sabtu, 4 Agustus 2018 | 06:25 WIB

Osama bin Laden dan orangtuanya

Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID - Osama bin Laden, adalah pemimpin Al Qaeda yang sempat menjadi buronan nomer satu Amerika Serikat, sekitar satu dekade lalu.

Pria yang dituduh dalang aksi pemboman menara kembar WTC, New York itu, berhasil tertangkap dan tewas dalam serangan yang dilakukan oleh militer Amerika Serikat pada 2 Mei 2011.

Kini, setelah kepergiannya, sang ibu angkat bicara untuk pertama kalinya ke media.

Hal ini seperti dilansir Grid.ID dari artikel terbitan Dailymail tanggal 3 Agustus 2018.

Alia Ghanem, ibunda Osama mengatakan bahwa mantan pimpinan Al Qaeda itu adalah anak yang baik.

Sang ibu menyatakan bahwa anaknya menjadi radikal setelah berkuliah di Universitas King Abdulaziz.

BACA JUGA: 4 Fakta Suami Istri Terduga Teroris Penyerang Mapolres Indramayu

Dalam sebuah sesi wawancara dengan The Guardian, Alia Ghanem dan keluarganya berbicara panjang lebar tentang Osama bin Laden.

Perubahan sikap anaknya itu, dirasakan oleh Alia ketika Osama berusia sekitar 20 tahunan.

"Dia adalah anak yang baik hingga akhirnya ia bertemu dengan beberapa orang yang mencuci otaknya pada usia 20 tahunan," ujar Alia.

Alia Ghanem mengatakan bahwa Osama telah menghabiskan semua uangnya untuk pergi ke Afghanistan dengan alasan melakukan bisnis.

Namun pihak keluarga sangat kesal dan kecewa setelah tahu bahwa Osama ke Afghanistan untuk menjadi seorang jihadis.

Ibunda Osama menolak jika anaknya dikatakan sebagai dalang dari peristiwa teror yang dikenal dengan kode 9/11.

BACA JUGA: Kapolda Jabar Ungkap Pasutri Terduga Teroris Penyerang Mapolres Indramayu adalah Kelompok JAD

Alia tetap menganggap orang-orang yang mencuci otak anaknyalah yang harus disalahkan.

Keluarga Osama di Arab Saudi mengaku mereka terkejut dan tercengang ketika berita tentang kekejaman serangan World Trade Center muncul di media masa.

Mereka juga baru tahu dua hari kemudian bahwa Osama yang memimpin Al Qaeda ada di balik serangan itu.

Ahmad yang merupakan saudara tiri Osama mengatakan bahwa semua anggota keluarga, dari yang paling muda hingga tua merasa malu atas perbuatan Osama.

Sementara Alia selama ini hanya tahu sisi baik putranya.

Pihak keluarga mengaku bahwa mereka terakhir kali melihat Osama di Afganistan pada tahun 1999.

BACA JUGA: 5 Fakta Mengenai Baku Tembak Antara Densus 88 dan Teroris di Kaliurang

Alia, mengaku tak pernah berfikir bahwa putranya yang dianggap pemalu dan sholeh itu akan menjadi seorang jihadis yang mampu mengatur serangan teror yang menewaskan ribuan orang pada 2001 silam.

Setelah Osama meninggal, putranya yang bernama Hamza dipercaya menjadi pengganti ayahnya dalam puncak kepemimpinan organisasi Al Qaeda.

Pada 2017 lalu, Hamza semapt menyerukan pada pengikutnya untuk melakukan serangan balas dendam atas tewasnya sang ayah ke Amerika Serikat.

Namun paman Hamza berkata, jika Hamza ada dihadapannya, dia akan berkata "Tuhan membimbingmu. Pikirkan dua kali apa yang akan kamu lakukan. Jangan ambil langkah yang sama seperti yang dilakukan ayahmu dan memasuki bagian jiwa yang mengerikan".

Osama bin Laden adalah anak ke 17 dari 52 bersaudara.

Ayahnya yang bernama Muhammad bin Ladin, adalah seorang petani dari Yaman yang kemudian bermigrasi ke Arab Saudi setelah Perang Dunia II.

BACA JUGA: Mulai Dari Menikah Online Hingga Pelaku Bom Bunuh Diri, TKW Indonesia di Luar Negeri Jadi Target Teroris

Di Arab Saudi, ayah Osama memulai usaha sebagai kontraktor.

Hingga menjadi pengusaha sukses yang memenangkan banyak kontrak pembangunan masjid-masjid dan istana-istana yang sangat bernilai dari pemerintah Arab Saudi.

Hingga akhirnya, keluarga Osama memiliki jaringan yang sangat kuat dengan keluarga Kerajaan Saudi.

Ayah Osama bahkan menjadi salah satu orang paling kaya di Arab Saudi.(*)