Find Us On Social Media :

BMKG Ungkap Penyebab Gempa Yogyakarta yang Terjadi pada Rabu Dini Hari

By Irene Cynthia Hadi, Rabu, 29 Agustus 2018 | 07:36 WIB

Gempa Jogja

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempabumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia," tulis Rahmat seperti dikutip Grid.ID dari Instagram.

BACA JUGA Resmi Menikah, Inilah 10 Foto Pernikahan Tasya Kamila dan Randi Bachtiar

Rahmat juga mnyebutkan bahwa gempa ini terjadi akibat adanya deformasi batuan yang bergerak naik atau thrust fault.

Akibat pergerakan lempeng dan deformasi batuan ini, guncangan gempa terjadi dan dirasakan di berbagai wilayah di Yogyakarta dan sekitarnya.

Rahmat menyebut, mulai dari wilayah Bantul, Karanganyar, Karang kates, Purworejo, Trenggalek hingga Wonogiri, Sawahan, Banjarnegara dan Magelang merasakan getaran gempa ini.

BACA JUGA 8 Potret Tata Cahyani, Mantan Istri Tommy Soeharto yang Curi Perhatian di Pernikahan Panji Trihatmodjo

Sampai pukul 02.00 WIB, Rahmat mengemukakan bahwa tidak ada aktivitas gempa susulan atau aftershock.

Pada akhir penjelasan, Rahmat menghimbau semua masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

BACA JUGA 8 Foto Transformasi Jan Ethes Srinarendra, Cucu Presiden Joko Widodo yang Disebut Mirip Song Joong Ki

*GEMPABUMI TEKTONIK M5,8 MENGGUNCANG KABUPATEN GUNUNG KIDUL, TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI*

Hari Rabu, 29 Agustus 2018, pukul 01.36.36 WIB, wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis update BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki kekuatan M=5,2. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,93 LS dan 110,22 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 114 km arah selatan Kota Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada kedalaman 62 km. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempabumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault). Dampak gempabumi berdasarkan Shakemap BMKG dan laporan masyrakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di daerah Bantul II SIG-BMKG (III MMI), Jogjakarta, Karanganyar, Karang Kates II SIG-BMKG (II-III MMI), Purworejo, Trenggalek, Wonogiri I SIG-BMKG (II MMI), Sawahan, Banjarnegara dan Magelang I SIG-BMKG (I-II MMI) Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami

Hingga pukul 02:00 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.*** Jakarta, 29 Agustus 2018

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG

RAHMAT TRIYONO, S.T., Dipl. Seis, M.Sc.

(*)