Find Us On Social Media :

Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H: Mengenal Tradisi Lempar Ketupat di Kabupaten Semarang

By Dewi Lusmawati, Rabu, 5 September 2018 | 12:43 WIB

Ilustrasi pedagang ketupat yang tengah menjajakan dagangannya

Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID - Tahun baru Islam 1 Muharram 1440 Hijriah jatuh pada tanggal 11 September 2018 Masehi.

Tahun Baru Islam merupakan suatu hari yang penting bagi umat Islam.

Pasalnya, hari yang juga dikenal sebagai 1 Suro itu memperingati hijrahnya Nabi Muhammad saw. dari Kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.

Tahun Hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah itu diambil sebagai awal perhitungan bagi kalender Hijriyah dalam penanggalan Islam.

Baca Juga : Ingin Hidup Lebih Baik, Maya Septha Ajak Netizen untuk Tidak Banyak Mengeluh

Sebuah tradisi unik dilakukan oleh warga di Kabupaten Semarang.

Menyambut Tahun Baru Islam, warga dusun Muneng, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupeten Semarang biasa melakukan tradisi lempar ketupat.

Dikutip dari Antara, tradisi penyambutan tahun baru itu digelar di perempatan jalan Dusun Muneng.

Ratusan warga setempat biasanya membawa ketupat lengkap dengan sayur-mayur.

Baca Juga : Yakin nih Kamu Nggak Narsis? Kenali Dulu yuk Beberapa Gejalanya

Empat orang warga kemudian melantunkan azan secara bersama-sama menghadap empat arah sebagai simbol agar diberikan keselamatan untuk seluruh warga.

Tradisi kemudian dilanjutkan dengan memanjatkan doa secara bersama-sama dan menyantap makanan yang telah mereka bawa.

Sisa makanan lalu dilemparkan diantara mereka.

Setiap tahun, bertepatan dengan Tahun Baru Islam, warga menjalani tradisi itu untuk menolak bala terutama selama setahun kedepan.

Baca Juga : Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H: Mengenal Tradisi Kungkum Saat Malam Satu Suro

Lempar ketupat dan azan menghadap empat arah di perempatan jalan dianggap sebagai suatu simbol agar segala hal yang membuat sial masyarakat tidak mendatangi dusun tersebut.

Menurut Modin Kelurahan Sidomulyo, pada zaman dulu tradisi itu dilakukan dengan melempar ketupat dengan sayur mayur yang dibawa.

Tapi karena hal itu dianggap menyia-nyiakan makanan, maka mulai tahun 2010 warga hanya boleh melempar sisa makanan.(*)