Find Us On Social Media :

Sudah Mau Bangkrut, Venezuela Tetap Angkuh Tak Mau Terima Bantuan Kemanusiaan Internasional

By Seto Ajinugroho, Rabu, 5 September 2018 | 13:55 WIB

Antrian masyarakat Venezuela untuk mendapatkan sembako murah dampak krismon di negara mereka

Grid.ID - Negara-negara Amerika Latin menandatangani resolusi pada Selasa (4/9) sebagai jawaban atas krisis Venezuela.

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (5/9) isi resolusi tersebut berinti desakan kepada presiden Venezuela, Nicolas Maduro untuk menerima bantuan kemanusiaan internasional.

Pada pertemuan yang digelar selama dua hari oleh pemerintah Ekuador tersebut menyuarakan supaya membentuk mekanisme bantuan kemanusiaan untuk Venezuela.

Hal ini karena rakyat Venezuela sudah mengalami kesulitan bahan pangan.

Baca Juga : Pelemahan Rupiah, Jokowi : Saya Kira yang Paling Penting Kita Harus Waspada, Kita Harus Hati-hati

"Meminta Venezuela untuk menerima kerja sama pemerintah di kawasan dan organisasi internasional," demikian isi resolusi tersebut.

Dalam pertemuan 13 negara di Quito, hanya Bolivia yang merupakan sekutu Venezuela menolak menandatangani dokumen itu.

Akibat krisis ekonomi parah di Venezuela menyababkan warganya melarikan diri keluar negeri.

Mereka takut akan keselamatan dirinya terancam karena fasilitas umum macam rumah sakit, kantor polisi dan layanan publik lumpuh.

Baca Juga : Pelemahan Rupiah, Jokowi : Saya Kira yang Paling Penting Kita Harus Waspada, Kita Harus Hati-hati

Terlebih di dalam negeri Venezuela sendiri kekurangan bahan makanan.

PBB menyatakan 1,6 juta orang Venezuela sudah eksodus keluar negeri.

Dana moneter internasional IMF memprediksi inflasi di Venezuela mencapai satu juta persen di tahun 2018.

Negara tetangga Venezuela, Kolombia bahkan telah menampung sekitar 870 ribu penduduk Venezuela.

Baca Juga : Diakui Mitra Strategis, Menhan RI Disambut Dentuman Meriam Tanda Penghormatan Tertinggi Saat Berkunjung ke Amerika Serikat

Peru juga sudah memberikan tempat tinggal sementara kepada 400 ribu penduduk Venezuela.

Miris, rakyat Venezuela itu seakan terbuang dari negaranya sendiri dan hidup seperti gelandangan di negara orang.

Mereka juga mengemis untuk mendapatkan makanan.

Megetahui hal tersebut, wakil presiden Venezuela, Delcy Rodriguez seakan menutup mata.

Ia malah berujar migrasi penduduk antara negara anggota OPEC sesuatau yang wajar.

Dia berpendapat, situasi migrasi massal penduduknya hanyalah masalah yang dibesar-besarkan untuk membenarkan intervensi kekuatan asing.

"Ada niat untuk mengubah aliran migrasi yang normal menjadi krisis kemanusiaan untuk membenarkan intervensi internasional di Venezuela," katanya.(*)