Find Us On Social Media :

Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H: Mengenal Festival Tabuik di Pariaman, Sumatera Barat

By Dewi Lusmawati, Kamis, 6 September 2018 | 13:16 WIB

Festival Tabuik Pariaman.

Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID - Tahun baru Islam 1 Muharram 1440 Hijriah jatuh pada tanggal 11 September 2018 Masehi.

Momen pergantian tahun ini merupakan suatu hari yang penting bagi umat Islam.

Pasalnya, hari yang juga dikenal sebagai 1 Suro itu memperingati hijrahnya Nabi Muhammad saw. dari Kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.

Hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah itu diambil sebagai awal perhitungan bagi kalender Hijriyah dalam penanggalan Islam.

Sebuah tradisi unik dilakukan oleh warga Pariaman, Sumatera Barat tiap bulan Muharram datang.

Tradisi itu dikenal dengan nama festival Tabuik.

Baca Juga : Kisah Remaja Yaman Bersekolah di Tengah-tengah Perang : Bom Jadi 'Kejutan' Saat Kami Berangkat Sekolah

Festival Tabuik merupakan tradisi tahunan masyarakat Pariaman, Sumatera Barat.

Ada legenda menarik di balik festival tabuik ini.

Tabuik berasal dari bahasa Arab ‘tabut’ yang berarti peti kayu.

Dulu kala ada sebuah makhluk yang menyerupai kuda bersayap berkepala perempuan.

Makhluk ini dinamakan Bouraq.

Setelah wafatnya Hussein bin Ali, tabut atau peti kayu berisi potongan jenazah Hussein diterbangkan ke langit oleh Bouraq.

Baca Juga : Jennie BLACKPINK dan Dua Lipa Pakai Dress Sama Seharga 10 Juta! Cantik Mana?

Karena legenda inilah masyarakat Pariaman membuat tiruan Bouraq yang sedang mengusung tabut (peti) di punggungnya.

Tabuik merupakan keranda bertingkat tiga yang terbuat dari kayu, rotan, dan bambu yang tingginya mencapai 10 meter dengan berat 500 kg.

Bagian bawahnya menyerupai Bouraq seperti yang ada di legenda, yaitu kuda bersayap berkepala perempuan.

Bentuk kuda biasanya terbuat dari rotan dan bambu yang dilapisi kain beludru halus.

Pada keempat kaki kuda tersebut terdapat gambar kalajengking yang mengarah ke atas.

Festival Tabuk sendiri sudah berlangsung sejak abad ke-19 masehi.

Baca Juga : Cara Mengatur Uang Bulanan dengan Cermat, Anak Kos Wajib Tahu nih!

Dikutip Grid.ID dari Bobo, Perayaan tabuik ini merupakan bagian dari peringatan wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Hussein bin Ali pada tanggal 10 muharram.

Hussein berserta keluarganya wafat pada saat perang di padang Karbala.

Mulai tahun 1982, festival tabuik menjadi kegiatan rutin pariwisata Kabupaten Padang Pariaman.

Pada tahun itu dilakukan penyesuaian waktu acara puncak dari rangkaian festival ini.

Yakni prosesi ritual awal tabuik dimulai pada tanggal 1 Muharram, saat perayaan tahun baru Islam.

Dikutip dari Islamindonesia.id, dalam festival ini warga memainkan drum Tassa dan Dhol dalam rangka meningkatkan keimanan sekaligus melestarikan budaya.

Baca Juga : 5 Fakta Film The Nun, Mulai Dari Syuting di Benteng Angker Hingga Kru Diganggu Makhluk Halus

Rangkaian festival tabuik di Pariaman terdiri dari tujuh tahapan.

Yaitu mengambil tanah, menebang batang pisang, mataam, mengarak jari-jari, mengarak sorban, tabuik naik pangkek, hoyak tabuik, dan membuang tabuik ke laut.

Setiap tahunnya, festival tabuik disaksikan puluhan ribu pengunjung yang datang dari berbagai pelosok Sumatera Barat.

Tidak hanya penduduk lokal saja, festival ini pun menarik perhatian turis asing.(*)