Find Us On Social Media :

Ahli Sarankan Jembatan Kuning di Palu Tak Perlu Dibangun Lagi, Berikut Alasannya

By Septiyanti Dwi Cahyani, Rabu, 3 Oktober 2018 | 16:09 WIB

Jembatan Kuning tersapu tsunami

Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani

Grid.ID - Gempa berkekuatan 7,4 SR yang mengguncang wilayah Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) menyebabkan sejumlah bangunan rusak.

Selain Hotel Roa Roa yang merupakan hotel terbesar di Palu, gempa Donggala juga mengakibatkan Jembatan Kuning di Palu ambruk.

Dilansir dari laman Kompas.com (1/10/2018), Jembatan Kuning di Palu memiliki panjang 250 meter dengan lengkungan berwarna kuning.

Jembatan itu menghubungkan dua wilayah kecamatan.

Baca Juga : Sempat Berada di Kawasan Pantai Sebelum Tsunami Menerjang, Pasha dan Adelia Selamat Berkat Sebuah Jembatan

Yakni Kecamatan Palu Timur dan Kecamatan Palu Barat.

Beton dan aspal yang menjadi bagian konstruksi jembatan tersebut ambruk setelah gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang wilayah Donggala, Sulawesi Tengah.

Seorang arsitek dari Studio Akanoma, Yu Sing pun turut memberikan tanggapan terkait ambruknya Jembatan Kuning di Palu yang ambruk saat gempa donggala.

Menurutnya, jembatan tersebut justru tidak perlu dibangun lagi.

Bahkan, ia mengatakan jika keberadaan Jembatan Kuning di Palu itu merusak keindahan alam.

Baca Juga : Ibunya Meninggal Dunia Akibat Gempa Palu, Anak ini Ingin Ikut Jokowi

Hal ini diketahui melalui pernyataan dalam kolom keterangan unggahan Instagramnya @iniyusing pada Minggu (30/9/2018).

Dilansir dari laman iDea Online (2/10/2018), ketika memberikan kuliah umum di Universitas Tadaluko Palu pada 28 September lalu, Yu Sing mengaku sempat memberikan kritik terhadap perkembangan kota Palu.

Salah satunya adalah Jembatan Kuning yang berada di muara Sungai Palu.

Menurut Yu Sing, muara merupakan lokasi penting yang menjadi perbatasan antara sungai dan laut.

Namun, Pemerintah setempat justru mereklamasi pantai dengan membuat jalan raya di sepanjang teluk, di mana di atas muara sungai tersebut didirikan Jembatan Kuning.

Baca Juga : Penjarahan Marak Usai Gempa Palu, Warga: Jangan Sebut Kami Penjarah!

"Menurut saya jalan kendaraan itu memisahkan laut dari manusia.

Kota dibangun untuk kendaraan", ujarnya

Namun, bila Pemerintah tetap ingin membangun jembatan tersebut, dia menyarankan agar jembatannya dibangun menjauhi muara sungai.

"Sebaiknya Jembatan Kuning yang sudah hancur oleh tsunami kemarin tidak dibangun kembali.

Jembatan menjauh saja dari muara sungai dan laut agar terhindar resiko tsunami", pungkasnya.

Baca Juga : Kisah Haru Korban Selamat Fenomena Likuifaksi Gempa Palu, Sempat Terbawa Tanah dan Kehilangan Istri

Sebagaimana yang dikatakan Sutopo dalam cuitan di akun Twitternya, Jembatan Kuning merupakan salah satu ikon Kota Palu.

"Jembatan ini sebelumnya sebagai ikon Kota Palu.

Kondisinya hancur.

Pasca gempa tsunami menerjang pantai sekitarnya.

Permukiman di bawah hancur dan terbawa tsunami", tulis Sutopo.

Baca Juga : Tsunami Palu Tak Terdeteksi, Baterai Cadangan Tak Berfungsi Hingga Alat Deteksi Banyak Dicuri

Namun, jembatan tersebut hancur setelah gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang wilayah Donggala dan disusul dengan tsunami setinggi 1,5 meter menerjang Palu, Mamuju dan Donggala pada Jumat (28/9/2018) lalu. (*)