Find Us On Social Media :

Cerita Syaiful Mencari Ibunya yang Terkena Tsunami Palu Diantara Banyaknya Gelimpangan Mayat

By Seto Ajinugroho, Jumat, 5 Oktober 2018 | 17:40 WIB

Sejumlah anggota Basarnas melakukan Evakuasi korban gempa dan tsunami, di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9).

Grid.ID - Korban tsunami Palu tercatat sampai hari ini berjumlah 1.558 jiwa.

Dikutip dari Kompas.com, (5/10) diantara para korban tsunami Palu, ada seorang ibu yang mempunyai anak bernama M Syaiful (24).

Syaiful yang berdomisili di Jalan Abadi Kota Palu ini bingung bukan kepalang karena belum menemukan ibunya.

"Naiklah kau, Ipul! Anak dan istriku sudah hilang. Jangan kau cari siapa-siapa lagi di bawah!" ujar seorang lelaki yang merupakan pamannya, Awaludin.

Mendengar perintah pamannya Syaiful tak mau menurut.

Baca Juga : Alfredo Reinado, Tentara Desertir yang Pernah Menembak Presiden Timor Leste Ramos Horta Hingga Buat Rusuh Satu Negara

"Paman, biarlah aku cari ibuku. Dia yang melahirkan dan membesarkanku walau aku akan mati sekalipun!" balasnya.

Nasib kurang baik harus dialami oleh ibunya, Syaiful menceritakan saat itu Jumat (28/9) gelombang air besar Palu.

Perhatian Syaiful langsung terarah kepada ibunya yang saat kejadian sedang menonton Festival Pesona Palu Nomoni di Pantai Talise.

"Ibu saya suka keramaian, waktu itu saya yakin beliau melihat acara di Talise," kata Syaiful.

Sial bagi Syaiful, ketika sudah sampai di sana keadaan pantai sudah seperti ladang kematian.

Dalam kondisi temaram, Syaiful kemudian mencari-cari sang ibu setelah tsunami menghantam.

Ia menyusuri pantai Talise yang sudah hancur porak poranda.

Bangunan hancur menjadi puing-puing, suasana menjadi semakin suram ketika Syaiful melihat banyaknya mayat bergelimpangan di mana-mana.

Syaiful lantas membalikkan tiap-tiap mayat yang terbujur kaku di sepanjang pantai.

Ia melakukan itu berharap menemui wajah ibunya.

"Banyak sekali suara minta tolong dan mengerang kesakitan, saya tidak tahu yang mana yang bersuara karena kondisi saat itu remang-remang," tutur Syaiful, Kamis (4/10).

Tanpa kenal lelah Syaiful terus mencari ibunya di antara jasad dan puing-puing bangunan yang berseraka di bibir pantai.

Baca Juga : Hari Guru Sedunia, 5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Peringatan Tahunan Ini!

"Dalam keremangan malam, saya memperkirakan ada 200 lebih mayat berserakan di pantai," ungkap Syaiful.

Bukan hanya Syaiful, banyak warga yang datang untuk mencari sanak saudara dan keluarganya.

Mereka bahu membahu memberikan pertolongan kepada korban yang selamat, siapapun itu.

"Tidak lagi pilih-pilih menolong orang, semua sama," ujar Syaiful.

"Tidak ada cahaya lampu, semua listrik padam. Kami masih beruntung ada cahaya bulan," tambahnya.

Perasaan Syaiful semakin tak karu-karuan lantaran tak jua menemukan ibunya.

Hatinya semakin kecut ketika melihat ke pantai lantaran banyaknya mayat mengambang di sana, apakah salah satu mayat itu adalah ibunya?

Baca Juga : Evakuasi Korban Reruntuhan Hotel Roa Roa Memasuki Hari Ke-7, Hans Bobonggoi Berharap Putri Selamat

Syaiful kemudian beranjak dan pergi menuju ke pekuburan Islam tempat para korban selamat berkumpul.

Malam itu juga, Syaiful mendapati ibunya sedang duduk terkulai lemah, wajahnya masih menyiratkan ketakutan yang dalam.

Syaiful langsung memeluk erat ibunya, Julaeha.

Ia juga mendapati kakak serta adiknya selamat di tempat yang sama.

Paman Syaiful, Awaludin juga haru bukan main.

Dirinya juga menemukan istri dan anaknya yang baru berusia 9 bulan dalam kondisi sehat di pekuburan Islam.(*)