Find Us On Social Media :

Citra Satelit Ungkap Kondisi Petobo Sebelum dan Sesudah Likuifaksi Usai Gempa Palu

By Maria Andriana Oky, Minggu, 7 Oktober 2018 | 12:24 WIB

Citra satelit ungkap kondisi Petobo sebelum dan sesudah likuifaksi usai gempa Palu

Laporan Wartawan Grid.ID, Andriana Oky

Grid.ID - Citra satelit mengungkapkan kondisi kompleks perumahan Petobo sebelum dan sesudah likuifaksi usai gempa Palu.

Hasil rekaman citra satelit dengan jelas memperlihatkan perbedaan kondisi sebelum dan sesudah daerah Petobo yang mengalami likuifaksi usai gempa Palu.

Dalam rekaman citra satelit, terlihat dengan jelas bagaimana proses pergerakan tanah atau likuifaksi yang terjadi di daerah Petobo usai gempa Palu.

Mengutip dari laman kompas.tv diperlihatkan rekaman citra satelit resolusi pixel 0,5 meter terhadap proses likuifaksi di Petobo usai gempa Palu.

Baca Juga : Fenomena Likuifaksi Sebabkan Rumah dan Pohon Jadi Ambles Usai Gempa

Dalam rekaman tersebut dapat disaksikan dengan jelas, rumah dan bangunan terseret oleh lumpur akibat fenomena likuifaksi.

Fenomena likuifaksi adalah fenomena yang terjadi usai gempa Palu yang mengguncang kota Palu beberapa waktu lalu.

Gempa palu menyebabkan tanah yang tadinya padat yang kemudian berubah menjadi cair atau lumpur di daerah Petobo.

Kondisi ini menyebabkan ribuan bangunan tersapu lumpur dan juga menenggelamkan rumah - rumah ataupun bangunan yang berada di sekitarnya.

Baca Juga : GTI, Boyband Asal Korea Selatan Akan Adakan Penggalangan Dana di Nami Island untuk Korban Gempa Palu

Rekaman citra satelit ini didapat dari sumber Badan Nasional Penanggulan Bencana atau BNPB.

Dijelaskan juga bahwa tim SAR terus melakukan evakuasi untuk mencari korban atau menyelamatkan korban, dan korban pun yang terdapat di daerah likuifaksi ini terus ditemukan.

Terlihat dari rekaman citra satelit tersebut bagaimana kondisi sebelum dan sesudah rumah dan bangunan di Petobo.

Terlihat dari citra satelit, kondisi sebelum likuifaksi, rumah-rumah dan bangunan terlihat memenuhi tanah di Petobo dan berwarna.

Beda halnya, saat dan setelah mengalami likuifaksi, terlihat dalam rekaman citra satelit, semua bangunan di Petobo ikut terseret, sontak warna dalam video rekaman berubah menjadi coklat.

Mengutip dari laman kompas.com bahwa likuifaksi itu sendiri merupakan proses berubahnya perilaku lapisan batu pasir akibat getaran.

Baca Juga : Kisah Haru Korban Selamat Fenomena Likuifaksi Gempa Palu, Sempat Terbawa Tanah dan Kehilangan Istri

Penjelasan ini diungkapkan oleh seorang ahli geologi, Rovicky Dwi Putrohari pada kompas.com, Minggu (30/9/2018) lalu.

Rovicky menjelaskan bahwa "perubahan perilaku ini terjadi ketika pasir yang butirnya lebih kecil atau halus naik ke atas dan bercampur dengan air."

Dengan kata lain, video tersebut sebenarnya menampilkan air bercampur pasir dan bukan lumpur.

Melansir dari laman time.com survei geologi AS menjelaskan likuifaksi sebagai proses yang terjadi ketika tanah yang jenuh air, terguncang oleh gempa bumi akan berubah menjadi lebih cair.

Tanah akan kehilangan kemampuannya untuk menopang strukutur bangunan seperti gedung atau rumah.

Baca Juga : Melalui Pasha, Ariel Noah Sampaikan Belasungkawa Untuk Korban Gempa Palu

Goncangan gempa bisa menyebabkan tanah yang terbawah oleh air berisolasi seperti gelombang, dan membuat bangunan akan terseret ke arah daerah yang lebih landai.

Proses likuifaksi inilah yang terjadi pada tanah di daerah Petobo dan menyebabkan rumah - rumah dan bangunan disekitarnya seperti tertelan bumi usai gempa Palu terjadi.

Rekaman citra satelit terhadap proses likuifaksi tanah di daerah Petobo tersebut memberikan gambaran dan yang cukup jelas tentang fenomena geologi likuifaksi. (*)